Karna ini hari libur, krist ingin mengajak singto jalan-jalan pergi ke tempat bermain.
Krist membawa singto ke sebuah wahana permainan, singto berteriak senang melihat itu dan melompat-lompat layaknya anak kecil membuat beberapa pengunjung menatap ke arah singto.
"Sssttt, jangan berteriak. Orang-orang akan menganggap mu aneh jika seperti itu. Ayo bersikap layaknya pria dewasa" ucap krist.
"Sing sudah dewasa!! Lihat tubuh sing besar!" Ucap singto tak terima.
"Ya, sing sudah dewasa. Tapi sekarang bersikap layaknya pria dewasa, jangan berteriak seperti itu" bisik krist.
"Krist..." Ucap seseorang membuat krist mencari asal suara itu.
"Off, apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku hanya bosan di rumah, bagaimana dengan mu? Apa kamu berkencan dengan singto?" Tanya off.
"Apa itu berkencan, dad?" Ucap singto.
"Berkencan itu sesuatu hal yang di lakukan oleh sepasang kekasih" jelas off.
"Sing suka itu, sing berkencan dengan daddy!?" Ucap singto sambil melompat-lompat.
"Krist..." Ucap seseorang membuat krist menatap orang tersebut.
"Gun, namtarn, kalian di sini juga?" Tanya krist.
"Ya, aku menemani namtarn, dia mengatakan ingin bermain di sini" ucap gun.
"Bagaimana dengan mu?" Tanya gun lagi.
"Aku membawa singto. Perkenalkan ini teman ku off dan off ini rekan kerja ku di rumah sakit namanya gun dan namtarn" ucap krist.
Mereka saling berkenalan kecuali singto yang hanya diam dan terus menempel pada krist.
Mereka masuk ke dalam wahana itu bersama.
"Daddy, sing ingin naik itu!" Tunjuk singto ke arah odong-odong untuk anak kecil.
"Itu tak bisa kamu naiki" ucap krist.
"Ayo cari permainan lain" ucap off.
Singto menangis saat krist menarik tangannya untuk pergi dari sana, dia ingin naik mobil-mobilan itu.
"Hikkss... Sing ingin naik itu!!" Teriak singto sehingga membuat mereka semua terkejut.
"B-baiklah, ayo ke sana" ucap krist yang tak ingin membuat singto menangis.
Krist berbicara dengan penjaga odong-odong itu dan menyuruh singto naik, rasanya benar-benar memalukan melihat singto di antara banyak anak kecil sedangkan singto tertawa bahagia.
"Sudah, pak. Hentikan itu" ucap krist.
Odong-odongnya berhenti, krist langsung menghampiri singto dan menyuruhnya turun namun singto tak mau turun dan mengancam akan menangis.
"Sing, bukankah kita sedang berkencan?" Ucap krist.
"Jika sepasang kekasih berkencan mereka tak menaiki mainan anak-anak seperti ini. Ikuti kata daddy, jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini atau daddy benar-benar akan marah pada mu!" Ucap krist.
Dengan berat hati singto turun dari mobilnya dan berdiri di samping krist dengan wajah cemberut.
"Bukan maksud daddy untuk melarang mu bermain, tapi orang-orang akan memandang mu aneh nanti, apa sing mau di pandang aneh oleh orang-orang?" Jelas krist.
"Tidak"
"Pintar, ayo pergi" ucap krist.
Krist mencari keberadaan teman-temannya tadi dan bergabung bersama mereka.
Saat ini mereka tengah duduk di sebuah tempat minuman dengan payung teduh di atasnya. Krist memesankan singto es krim dan membiarkan singto memakannya.
"Apa sing lapar?" Tanya krist.
"Tidak, dad" ucap singto.
"Apa sing butuh mommy baru? Aku siap menjadi mommy mu" ucap namtarn.
Singto menatap tajam ke arah namtarn, matanya memerah, apa daddynya akan di rebut oleh wanita itu.
"T-tidak! Sing tak mau mommy baru!!" Teriak singto.
"D-dia hanya bercanda, sing" ucap krist.
"Huh? Bukankah bagus jika kita pergi seperti ini? Daddy krist jadi daddy, aku jadi mommy untuk sing dan sing anaknya" ucap namtarn sambil tertawa.
"Hentikan nam, dia benar-benar akan mengamuk nanti" ucap gun.
"Apa daddy juga menyayanginya" ucap singto sembari menunjuk namtarn.
"Dia rekan kerja daddy di rumah sakit sama seperti gun" ucap krist.
"Dasar tante jelek! Sing tak mau punya mommy seperti dia dad!" Ucap singto.
"A-aku bahkan masih sangat muda!" Ucap namtarn.
"Benarkah, tante?" Tanya singto.
Namtarn hendak mengeluarkan suaranya namun krist lebih dulu menyuruhnya untuk diam.
"Jika tante namtarn tak boleh jadi mommy mu, bagaimana dengan ku?" Ucap gun.
"Gun, cukup" ucap krist.
Gun hanya tersenyum menanggapinya, mungkin krist berpikir jika dia mengatakan itu hanya semata untuk bercanda dengan singto tapi faktanya tidak, dia serius mengatakan itu.
"Ku lihat wajahnya biasa saja tapi kenapa dia menjadi rebutan" gumam off sembari menatap wajah krist.
"Daddy tampan" ucap singto.
Krist tersenyum malu mendengarnya dan mengusap rambut singto.
"Ya, daddy mu tampan jika di lihat dari sedotan" ucap off sembari meneropong krist lewat sedotan minumannya.
"Om off jahat!!" Ucap singto sembari memukul tangan off.
"Sing, off hanya bercanda" ucap krist.
Singto duduk di pangkuan krist dan menatap kesal ke arah off sedangkan off tertawa terbahak-bahak melihat itu.
"Hey, wajah mu bahkan terlihat sangat imut jika menatap ku seperti itu" ucap off.
"Bersama mommy sayang" ucap namtarn.
Singto menangis karna terus di goda oleh namtarn dan off sedari tadi, dia menangis sembari menenggelamkan wajahnya di dada krist.
"Cukup!!" Ucap krist marah.
Membuat namtarn dan off langsung terdiam.
"Bukankah kalian tahu sendiri keadaannya?" Ucap krist.
"Uhh... Maafkan aku, sing" ucap off.
"Tidak, om off jahat!" Ucap singto.
Tak jauh dari mereka ada dua pasang mata menatap ke arah mereka semua.
"A-apa benar itu singto?"
"Ku pikir dia sudah mati"
"Bersama siapa dia?"
"Kenapa semua orang terlihat baik padanya"
"Duduk di pangkuan siapa dia?" Ucap orang tersebut.
Krist menggendong singto ala koala berusaha untuk mendiamkan singto, off pergi membelikan susu untuk singto.
"Ini susu untuk mu, sebagai permintaan maaf dari ku" ucap off.
"Mau permen, sing. Ini dari mommy!" Ucap namtarn.
*Plak... Satu pukulan dari gun mendarat di lengan namtarn.
"Aku hanya bercanda" ucap namtarn.
"Sing mau minum susu pakai botol!" Ucap singto.
"Aku lupa membawa botolnya" ucap krist.
Singto menangis mendengar itu.
"Aku akan membelikan botol baru untuk mu" ucap off.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian angel ✓
Short StoryHidup singto hancur dalam satu malam, dia di buang oleh keluarganya sendiri, menghadapi kerasnya dunia luar, kelaparan, kedinginan dan tak mempunyai tempat untuk berlindung membuatnya takut dengan sekitar hingga seorang malaikat tampan menemukan dir...