Part 3

849 114 47
                                    

Saat ini krist dan singto sudah berada di pusat perbelanjaan dengan membeli barang-barang milik singto yang di sebutnya tadi, mereka membeli boneka beruang, boneka singa dan beberapa botol susu untuk persediaan singto dan membeli beberapa bebek ka...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini krist dan singto sudah berada di pusat perbelanjaan dengan membeli barang-barang milik singto yang di sebutnya tadi, mereka membeli boneka beruang, boneka singa dan beberapa botol susu untuk persediaan singto dan membeli beberapa bebek karet untuk menemani singto mandi.

"Setelah ini sing harus menurut dengan ucapan daddy" ucap krist.

"Ya, dad"

"Ikut daddy ke rumah sakit" ucap krist.

"Kenapa kita ke sana?" Tanya singto.

"Hmm... Daddy berkerja di sana" ucap krist.

Krist mendorong troli belanjaan mereka sedangkan singto berjalan di samping krist, saat ini keduanya tiba di tempat cemilan.

"Apa kamu mau coklat?" Tanya krist, mengingat jika anak kecil pasti suka coklat kan? Bukan hanya anak kecil, orang dewasa juga suka.

"T-tidak... Daddy... Sing benci coklat" ucap singto histeris.

Singto menangis membuat semua orang menatap ke arah mereka membuat krist gelagapan. Krist dengan sigap mendekati singto dan mendiamkannya.

"Sssttt... Jangan menangis... Kamu akan di pandang aneh oleh orang-orang nanti" bisik krist.

"A-apa daddy baik?" Tanya singto dengan air mata yang masih berlinang membasahi pipinya.

"Kenapa menanyakan itu? Daddy hanya menawarkan coklat pada mu, apa itu salah?" Ucap krist.

"Hikkss... K-kemarin... Hikkss..."

"Sssttt, jangan bicara di sini. Ayo kita membayar semuanya, kamu bisa menceritakan semuanya di rumah sakit nanti" ucap krist.





****
Krist membawa singto ke rumah sakit jiwa tempat dia berkerja. Ia akan memeriksa kondisi kejiwaan singto sendiri nanti.

"Baiklah, sing... Kenapa kamu tak menyukai coklat?" Tanya krist pertama kali, karna ia benar-benar penasaran akan hal itu.

"Daddy, kita dimana?" Tanya singto, saat melihat di sekeliling mereka hanya ada dinding dan ruangan, itu benar-benar kecil.

Itu memang ruang khusus untuk terapi pasien, untuk tempat pasien menceritakan apa yang membuatnya takut.

"Rileks, sing... Daddy tak akan menyakiti mu. Apa ada yang bisa daddy bantu? Dimana keluarga mu?" Tanya krist.

"S-sing... Bukankah daddy keluarga sing?" Ucap singto polos.

Krist tersenyum mendengarnya dan memegang tangan singto, dia tak bisa berpura-pura seperti ayah untuk singto, biar bagaimana pun singto harus tahu jika dia bukan ayah kandung singto.

"Bukan, daddy bukan keluarga mu. Coba sing lihat daddy, daddy bahkan masih sangat muda untuk menjadi seorang ayah untuk mu. Walau begitu, kamu tetap boleh memanggil ku dengan sebutan daddy. Aku tak mempermasalahkan itu. Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, jika aku bukan daddy mu, bukan ayah kandung mu" ucap krist lembut berusaha untuk memberi pengertian kepada singto.

Guardian angel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang