Part 12

685 93 28
                                    

Gun hanya mencium krist seperkian detik tapi menenangkan singto hampir 3 jam lamanya, singto tantrum dan menangis kencang sembari memukul tubuh krist.

Bahkan beberapa perawat, namtarn dan juga gun harus ikut membantu menenangkan singto namun tak ada yang berhasil.

Mata singto membengkak akibat menangis terlalu lama, air matanya bahkan mengering namun dia masih belum berhenti menangis dan masih terus memukul tubuh krist.

"Gun, minta maaf padanya, katakan jika kamu hanya bercanda" ucap namtarn.

"Tidak, aku memang tak pernah bercanda dan aku serius mencium krist, apa ada yang salah?" Ucap gun.

"Apa kamu tak melihat krist, dia benar-benar kebingungan sekarang" ucap namtarn yang merasa kasian pada krist.

"Biarkan saja, singto terlalu di manja olehnya. Bukankah krist ingin singto sembuh? Harusnya krist membiarkan singto menerima fakta dan bersikap dewasa untuk memahami semua" ucap gun.

Gun langsung keluar dari ruangan krist, begitu juga dengan namtarn yang memilih untuk keluar. Beberapa orang suster dan perawat juga keluar karna singto tak mempan di hibur oleh mereka.

Singto masih menangis tersedu-sedu di pangkuan krist sembari memukul dada krist dan krist hanya membiarkan itu sembari memijat keningnya untuk berpikir keras apa yang harus di lakukannya agar singto berhenti.

"Sing, daddy minta maaf" ucap krist.

"Tidak! Daddy jahat!! Daddy mencium om gun!!"

"Bukankah gun yang mencium daddy, bukan daddy?"

"Tapi daddy tak menolak!! Hikss.. sing benci daddy dan om gun!! Daddy milik sing!" Ucap singto sambil terus memukul dada krist.

"Ya, daddy milik mu. Jangan seperti ini, berhenti menangis" ucap krist.

Singto mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir krist membuat krist terkejut.

Bibir singto terasa asin karna basah oleh air matanya. Krist membiarkan bibir mereka menempel tanpa lumatan di dalamnya, singto masih menangis dengan terus menempelkan bibir mereka. Dia tak tahu caranya berciuman dan yang di lihatnya tadi hanya bibir gun dan bibir krist yang menempel, jadi singto menuruti itu.

Hembusan nafas keduanya menyatu, krist memegang tengkuk leher singto dan menghisap bibir singto, ia menghisap bibir atas dan bibir bawah singto dengan penuh cinta dan kelembutan sedangkan singto masih terisak dalam tangisnya.

Beberapa menit kemudian krist melepas lumatannya hingga saliva membentang di antara bibir keduanya kemudian terputus saat bibir Krist semakin jauh, krist mengusap bibir basah singto kemudian menghapus air mata singto.

"Bukankah itu sudah cukup untuk menjadi bukti jika daddy milik sing?" Ucap krist lembut.

"Sing mau lagi" gumam singto.

"T-tidak... Kita bisa melakukannya lain waktu"

"Sing suka di cium, sing suka lidah daddy di dalam mulut sing, sing suka semuanya, sing mau lagi!!" Pinta singto sambil menggerakan pinggangnya di pangkuan krist.

"U-uhh... J-jangan seperti ini sing"

"Sing mau lagi!! Sing mau di cium daddy!!" Ucap singto sambil bergerak tak karuan sedangkan tangannya memukul dada krist dengan sangat kuat agar krist kembali menciumnya.

Krist benar-benar pusing dan bingung cara menghadapinya, pantat bulat singto terus menggesek penisnya membuat krist langsung beranjak dan singto otomatis turun dari pangkuannya.

"Jangan menangis lagi, lain waktu kita bisa melakukannya" ucap krist.

"D-daddy jahat!! Daddy memang tak sayang sing!!" Teriak singto marah.

Singto langsung berlari keluar dari ruangan krist dan langsung di kejar oleh krist.

Singto berlari terlalu kencang hingga membuat krist kehilangan jejaknya, apa lagi saat ini di rumah sakit sedang banyak orang yang berlalu lalang.

"Apa kalian melihat singto?" Tanya krist pada setiap dokter maupun suster yang di temuinya namun tak ada yang melihat keberadaan pria itu.

Krist terus berusaha mencari ke setiap penjuru rumah sakit, dia juga bertanya pada namtarn dan gun namun mereka tak melihat keberadaan singto.

Gun dan namtarn membantu krist mencari keberadaan singto, sudah hampir 2 jam lamanya singto belum di temukan.

Krist panik dan pergi ke ruang keamanan untuk melihat cctv.

Terlihat jika singto lari ke luar rumah sakit dan ke arah tempat parkir, singto bertemu seseorang dan orang tersebut memukul kepala singto hingga singto terjatuh pingsan kemudian dia memasukan singto ke dalam mobilnya.



***
Singto terbangun dari pingsannya dan mendapati dirinya di sebuah ruangan yang sangat di kenalinya, ruangan yang bahkan tak ingin di masukinya lagi, ruangan yang memberikan banyak luka untuk hidupnya.

Itu kamarnya, ya.. kamar lama singto, dia mengingat itu, singto langsung memeluk tubuhnya sendiri dan menangis.

"Daddy... Daddy dimana... Tolong sing, dad... Hikss... Sing takut" gumam singto sambil menangis.

















Tbc.

Guardian angel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang