Sudah dua bulan sejak krist memenangkan hasil persidangan itu, sekarang singto tinggal bersama krist dengan aman tanpa krist takut pihak keluarga singto akan mengambil singto lagi.
Singto juga perlahan menunjukkan perubahan, singto tak pernah bersikap kekanak-kanakan dalam artian tak pernah marah jika krist mengatakan tidak.
Singto selalu menurut pada krist dan tak pernah menangis apa lagi tantrum jika krist tak terlihat jika dia bangun dari tidurnya.
Singto juga selalu mengatakan iya jika maid menyuruh dirinya untuk mandi atau sarapan pagi. Singto benar-benar menepati ucapannya sendiri untuk bersikap layaknya pria dewasa walau dia harus menahan emosinya.
Singto berjalan turun ke lantai bawah, sekarang sudah jam 9 malam dan itu artinya krist sebentar lagi akan pulang. Singto sengaja turun ke bawah untuk menunggu kedatangan krist.
Benar saja beberapa menit kemudian pintu rumah terbuka, krist pulang namun dia tak sendiri. Krist bersama beberapa temannya termasuk gun dan namtarn.
Singto menatap tak suka pada mereka berdua. Apa lagi gun, mengingat jika gun pernah mencium krist waktu itu.
"Hey anak manis, kenapa belum tidur?" Sapa namtarn saat melihat singto yang duduk di sebuah sofa dengan memeluk boneka singa miliknya, jangan lupakan tangannya yang menggenggam botol susu.
"Sing menunggu daddy" ucap singto.
"Maaf daddy pulang terlambat, sekarang sing tunggu daddy di kamar. Daddy ada beberapa perkerjaan yang harus di bahas bersama teman-teman daddy" ucap krist.
Singto menatap ke arah krist, apa dia mengganggu? Kenapa harus di suruh menunggu di kamar? Dengan berat hati singto menganggukkan kepalanya, dia sudah berjanji tak akan menangis lagi pada krist walau tak bisa di pungkiri jika matanya memerah menahan air mata yang ingin keluar.
Singto masuk ke kamar dan duduk di tepi ranjang memikirkan apa yang di lakukan oleh krist dan teman-temannya di luar.
Singto meminum susunya hingga habis, kemudian keluar lagi dari kamar, singto mengintip dari kejauhan, ia melihat krist tengah bercanda tawa dengan teman-temannya.
Hati singto benar-benar sakit melihat itu, dia terlanjur berjanji untuk tak marah ataupun menangis lagi di hadapan krist tapi singto merasa krist selalu bersikap seenaknya pada dirinya, mentang-mentang dia sudah berjanji akan menjadi anak yang baik.
"Daddy benar-benar jahat! Apa daddy sudah tak sayang sing lagi" gumam singto.
Singto memperhatikan interaksi gun dan krist, mereka benar-benar sangat dekat.
Singto memutuskan untuk berjalan kembali ke kamarnya, saat dia masuk ke kamar di lihatnya ponselnya berdering, singto berjalan mengambil ponsel miliknya yang berada di atas nakas.
"Hallo, om?" Ucap singto, saat mengetahui jika yang menghubungi dirinya adalah off.
Memangnya siapa lagi? Singto memang baru beberapa hari ini mempunyai ponsel dan itu krist yang membelikannya agar krist mudah menghubungi singto dan nomor ponsel singto hanya di ketahui oleh dua orang, off dan krist.
"Apa daddy mu ada? Aku sudah menghubungi ke ponselnya namun tak ada jawaban" ucap off di sebrang sana.
"Daddy bersama teman-temannya di ruang tamu, daddy mengabaikan sing, daddy terus bercanda tawa bersama om gun!!" Ucap singto kesal.
"Oh, baiklah. Aku akan ke sana" ucap off.
Setelah panggilan di matikan, singto duduk di ranjang sambil memeluk boneka singa miliknya.
Di ruang tamu saat ini, krist kedatangan tamu yang tak di undang.
"Wow, di sini banyak pria manis dan wanita cantik. Kenapa tak mengajak ku, hmm?" Ucap off.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian angel ✓
Short StoryHidup singto hancur dalam satu malam, dia di buang oleh keluarganya sendiri, menghadapi kerasnya dunia luar, kelaparan, kedinginan dan tak mempunyai tempat untuk berlindung membuatnya takut dengan sekitar hingga seorang malaikat tampan menemukan dir...