Bab 9

37.3K 2.8K 49
                                    

Bab 9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 9

.

.

.

Pagi hari tiba.... Mungkin tak bisa dikatakan pagi lagi karna matahari sudah bersinar terik diluar sana. Tak menghiraukan bunyi alarm yang entah sudah berapa kali berbunyi, pemuda manis itu ingin tetap pada pendiriannya, yaitu tidur.

Waktu terus bejalan, karna merasa terlalu panas akhirnya ia memutuskan untuk membuka kedua matanya. Menyingkap selimut yang menutupi tubuh indahnya, ia berusaha bangun lalu duduk dipinggiran kasur dengan kaki menjuntai ke lantai.

Matanya mengedar ke sekeliling, Sepi? Ia melirik kearah jam yang ada diatas meja, 10.30

Memijit pelipisnya sebentar karna pusing yang belum hilang sejak semalam. Ia berusaha bangkit untuk berjalan kearah kamar mandi. 15 menit ia habiskan disana dengan segala hal yang entah hanya ia yang tahu.

Ia kembali duduk diatas kasur... Tangannya terulur untuk mengambil termometer yang tergeletak mati diatas meja, ia menyalakannya lalu kembali menggunakannya.

38°C Itu yang tertera disana. Menghembuskan nafas lega karna panasnya sudah turun, walupun tubuhnya masih terasa sangat lemah.

"Apa disini tak ada orang? Dimana alpha itu? Iss orang itu tak penting Haechan, sekarang lakukan semuanya semau mu." Gumamnya

Haechan dengan wajah lesu berjalan keluar dari kamarnya. Oh ternyata kamar yang ia tempati terletak dilantai dua, ia kembali berjalan untuk mencari tangga yang terhubung kelantai 1.

Baru saja menyentuh tangga terakhir, matanya langsung disuguhkan pemandangan kota dari kaca besar disana. Ia mendekat kearah kaca, matanya melotot kecil, ia dapat merasakan dengan jelas bahwa tempat yang sekarang ia injak berada di ketinggian, atau ada yang lebih tinggi lagi?

"Tempat apa ini?" Lirihnya, ia kembali berjalan untuk mencari letak dapur. "Sabar sedikit!" Ucapnya kesal karna perutnya yang tak mau berhenti berbunyi sejak tadi.

Selain panas, alasan ia bangun karna lapar sebenarnya.

Matanya melirik kesana-kemari, dari kejauhan ia bisa melihat meja pantry disana. Itu pasti dapurnya, dengan langkah pasti ia berjalan menuju tempat tujuan.

Sesampainya disana hal pertama yang ia lakukan adalah mengobrak-abrik isi kulkas, mencari apapun yang bisa dimakan atau dimasaknya. 5 menit berlalu, ia tak mendapati bahan apapun, yang ada hanya botol-botol alkohol dan beberapa makanan manis seperti coklat dan kue.

Haechan mau coklat dan kue itu, tapi ia harus mengisi perutnya dulu. Pintu kulkas ia tutup, kakinya melangkah mendekat kearah lemari-lemari kecil yang ada disana. Ramen pilihan satu-satunya untuk mengisi kehampaan perutnya.

fact [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang