Bab 21

22K 1.8K 37
                                    

Bab 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 21

.

.

.

07.00

"Papi, apa garam ini perlu kumasukkan lagi?!" Tanya Haechan sedikit berteriak tapi tak mendapat balasan apapun dari Chitta. "Papi?" Haechan lagi-lagi memanggil.

Omega itu mengecilkan api di kompornya lalu berjalan kearah kamar Chitta untuk melihat apa yang terjadi pada papinya sampai-sampai tak menjawab panggilan nya.

"Papi?" Haechan memasukkan kepalanya saat pintu kamar milik papinya ia buka. Kosong tak ada siapapun disana.

Lelaki itu kembali berjalan, kali ini kearah kamarnya. Pintu ia buka perlahan dan benar saja, disana ada Chitta yang sedang duduk diatas kasurnya dengan tangan memegang sebuah Hoodie?

"Papi."

Chitta mendongak spontan "sayang? Ada apa?"

"Harusnya echan yang bertanya seperti itu." Lelaki itu mendekat lalu duduk di samping papinya.

"Apa echan tau hoodie ini milik siapa?" Tanya Chitta memperlihatkan Hoodie yang masih ia genggam.

"Milik seseorang, saat kemarin aku terjatuh di pantai, dia memberikan nya beserta handuk itu," Haechan menunjuk keranjang cucian nya. "Ada apa,  papi?"

Chitta menggeleng "tidak apa-apa, ngomong-ngomong apa makanannya sudah jadi?"

"Belum, apa papi sudah memasukkan garam, echan ragu dengan satu bumbu itu."

"Belum, masukkan saja secukupnya."

Haechan mengangguk lalu berjalan keluar kearah dapur, sedangkan Chitta? Dirinya masih sibuk memandangi Hoodie yang ada ditangannya.

Dia seperti mengingat seseorang, dan juga... Merindukannya.

"Alpha... ." Gumamnya tanpa sadar.

Haechan menatap sendu kearah Chitta, dirinya tak benar-benar pergi ke dapur, tubuhnya ia senderkan pada tembok samping pintu, ia takut terjadi sesuatu pada papinya saat melihat wajah sendu itu bertanya padanya tadi.

Dan benar saja, apa papinya merindukan alphanya yang berarti itu... papanya?

.

.

.

.

fact [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang