Bab 18

26K 1.8K 29
                                    

Bab 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 18

.

.

.

Kepalanya menunduk sesekali mendongak saat suara orang disebelahnya yang terus mengajaknya berbicara.

Setelah kejadian pagi tadi, Haechan memutuskan untuk tidak keluar kamar dan makan sendirian tanpa di temani Mark, ia tak mau melihat alpha itu, dirinya terlalu malu.

Tapi setelah beberapa jam berlalu dan siang hari tiba, suara seseorang terdengar dari luar kamar, memanggil namanya dengan sangat lembut.

Itu bukan suara Mark.

Dan disinilah ia sekarang, duduk di taman, ditemani segelas susu dan juga roti.

"Anak itu memang selalu menghilang, bubu hampir stress mencarinya saat itu."

Haechan hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar setiap kata yang keluar dari mulut pria manis di disampingnya.

Ini pertemuan pertama mereka, tapi ia sudah diizinkan untuk memanggil pria itu dengan sebutan bubu. Haechan senang? Tentu saja.

"Haechan, kau persis seperti yang dikatakan Mark, suatu saat bisa kita makan bersama? Atau bermain? Jalan-jalan dan melakukan banyak hal, Haechan mau?" Tanya taeyong

Haechan tersenyum kikuk sambil membalas pertanyaan itu dengan sebuah anggukan.

Uhuk! Suara batuk dari arah belakang mengalihkan obrolan mereka.

"Bubu, kami harus pulang." Alpha itu mendekat kearah dua omega itu lalu meraih tangan Haechan untuk berdiri dari duduknya.

"Kenapa pulang? Kalian bisa tinggal disini." Ucap taeyong tak terima teman bicaranya diambil begitu saja.

"Kami akan kemari lagi. Lagi pula obrolan kalian tak menyenangkan untuk dibahas." Ucapan mark mendapat pukulan kecil pada lengannya.

"Apa benar yang dikatakan alphamu itu, sayang?"

Haechan menggeleng cepat "tidak bubu." Ia menatap tak suka kearah Mark.

"Baiklah, mari bubu antar." Taeyong bangun dari duduknya, tapi belum sempat melangkahkan kaki suara seseorang menghentikannya.

"Boleh kita bicara, sayang?"

Mark tersenyum seraya menggandeng tangan omeganya untuk menjauh dari perdebatan yang sebentar lagi akan terjadi.

Haechan yang ditarik begitu saja hanya menurut, ia juga menatap telapak tangan mereka yang saling bertaut, entah mengapa rasa senangnya muncul hanya dengan perlakuan seperti ini.

fact [Markhyuck] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang