The First Meeting

137 17 0
                                    


"Wan, kita disuruh dosen kumpul di ruang musik."

"Iya Sel, tungguin Joan bentar, dia masih di kamar kecil."

"Yaudah gue duluan ya Wan." Selin ninggalin Wanda di kelas sendirian.

"Ini Joan lama banget sih, molor apa gimana di kamar kecil."

Klunting...

Joan

"Wan sorry, tadi ketemu Selin di jalan. Kita langsung ke ruang musik. Loe juga cepetan nyusul gih."

"Kampret emang dua orang itu. Udah nunggu lama malah ditinggal."

Wanda segera bergegas membereskan barang-barangnya terburu-buru ke ruang musik. Ia melihat jam tangannya dan benar saja, dia sudah terlambat 5 menit. Ya, lima menit sangat penting karena dosen pembimbing untuk proyek seni mereka memang terkenal ganteng. Eh maksudnya killer. Tapi memang pak Yongki super duper ganteng parah sih. Liat aja nih penampakannya yang ngeri-ngeri sedap ini.

Begitu Wanda sampai ruang musik, benar saja sang dosen sudah duduk ganteng sambil lihat jam yang menunjukkan kalau Wanda sudah terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu Wanda sampai ruang musik, benar saja sang dosen sudah duduk ganteng sambil lihat jam yang menunjukkan kalau Wanda sudah terlambat. Semua ini tentu saja gara-gara dua teman paling loyal sedunia yaitu Selin yang emang nge-selin dan Joan yang lebih nyebelin lagi. Wanda kali ini hanya bisa pasrah.

"Pukul berapa sekarang Wan?"

"Emh..." Wanda mengangkat sedikit tangannya untuk melihat jam.

"..."

"Pukul 11.03 pak."

"Artinya?"

"..." 

Wanda tahu jawabannya hanya saja ia enggan menjawab, toh ujung-ujungnya juga tetap dihukum. Wanda ingat betul bagaimana teman sekelasnya Kai yang terlambat 10 menit karena masih menuntaskan urusan di toilet yang tentu saja durasinya tidak bisa diatur sesuka hati kan. Itu pun masih mendapatkan hukuman membersihkan ruang musik yang luasnya hampir sama seperti lapangan basket. Kali ini Wanda hanya bisa menatap mata dua tersangka penyebab keterlambatannya dengan pandangan penuh dendam karena ia tahu apa yang sebentar lagi terjadi padanya.

"Sudah, karena saya sedang berbaik hati, ambilkan saja dua stand book di gudang musik, sekarang."

"Baik Pak."

Untung saja hukuman yang diterima Wanda kali ini tidak terlalu berat. Mungkin karena ia hanya terlambat 3 menit.

Setelah sampai di gudang musik, wanda segera mencari stand book seperti yang diperintahkan Pak Yongki. Gudang musik di kampus Wanda bukanlah berarti gudang tempat alat-alat musik yang sudah usang atau rusak. Tetapi gudang ini memang ruangan khusus untuk menyimpan berbagai alat musik yang tertata rapi sesuai jenisnya. 

Wanda yang sudah mencari di bagian depan ruangan namun belum menemukan barang yang dimaksud, memilih untuk masuk lebih dalam ke gudang.

"Mana ya? Apakah mungkin bagian perlengkapan musik ada di bagian belakang gudang?"

trau.maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang