Ternyata Kak Sega...

63 9 2
                                    


Namun, Sega mengamati ada yang sedikit aneh dengan tingkah gadis yang akan menjadi pasangan duetnya.

"Tuh cewek kenapa keliatan anti banget sama cowok?"



"Lesu banget loe." Ucap Jimmy yang melihat wajah temannya tidak secerah mentari pagi itu.

"Ditolak."

"Lagi?"

"Kapan gue punya ceweekk..." Rengek Haris.

"Siapa sih kali ini yang loe tembak?" Tanya Jimmy penasaran.

"Wanda." Sega yang menjawab.

"Wanda temen duet loe Ga?"

Sega hanya mengangguk.

"Lagian loe Ris, nembak cewek malah pilih Wanda. Itu sih gak perlu ditanya, loe pasti ditolak 1000%. Sekelas Candra sama Yoga yang gantengnya macam Chanyeol sama Minhyuk aja ditolak."

"Ya gue kan cuma usaha Jim. Siapa tau tipenya kayak gue."

"Tuh cewek anti cowok?" Sega ingin tahu.

"Bukannya anti cowok Ga, tapi dia kayaknya emang susah dideketin. Entah karena dia emang kutu buku atau karena jual mahal. Gue sih kagak tahu juga."

Mendengar pernyataan Jimmy, rasa penasaran Sega pada Wanda mulai muncul.

"Ntar pulang ngampus kita jadi kan nongkrong di tempat biasa?" Tanya Jimmy.

"Jadilah, sekalian gue menghibur diri." Ucap Haris.

"Sorry, gue nanti ada jadwal latihan."

"Hah?!" Jimmy dan Haris heran dengan jawaban sahabat mereka. Seorang Sega dengan sukarela atas inisiatif sendiri mau datang latihan. Sungguh salah satu keajaiban dunia.


Tepat jam 3 sore, Sega, Jimmy, dan Haris sudah duduk manis d ruang musik. Menit berikutnya muncullah 3 bidadari yang langsung cengo melihat ketiga orang tadi. Hal ini bukanlah pemandangan biasa.

"Kak Sega datang?" Tanya Wanda heran.

"Gak boleh? Yaudah cabut." Gertak Sega.

"Eh eh... Boleh banget kak. Cuman kok tumben, hehe."

"Ehem." Dehaman Selin menginterupsi.

"Btw, karena di sini udah rame, gue cabut dulu ya Wan." Lanjut Selin.

"Kenapa?" Tanya Wanda.

"Emmhh, gue ada urusan sama Kak Jimmy. Mau lihat perlengkapan biola. Iya kan Kak?" Selin menaik-turunkan alisnya memberi kode.

"Eh, iya iya. Kita mau ke toko musik. Sorry guys, gue duluan ya." Pamit Jimmy pada dua temannya.

Wendy merasa sedikit canggung karena kini ada Haris yang baru beberapa hari lalu ia tolak pernyataannya.

"Wan, buruan latihan gih sama Kak Sega. Mumpung orangnya datang nih. Kan tumben-tumbenan ada." Joan yang menyadari kecanggungan Wanda berusaha mencairkan suasana.

"Gas." Ucap Sega irit.

"Kak Haris, duduk sini sambil nungguin mereka latihan." Joan menepuk-nepuk kursi di dekatnya mempersilakan Haris duduk.


Sega mulai memainkan tuts piano sambil melakukan pemanasan untuk jari-jarinya. Begitu pula Wanda melakukan pemanasan. Sega seketika terkagum dengan suara merdu dan kuat namun tetap terdengar nyaman di telinga ketika teman duetnya itu melakukan pemanasan.

trau.maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang