Ada Apa dengan Wanda?

64 10 0
                                    


Hampir seminggu semenjak kejadian di ruang musik di mana Wanda tiba-tiba meninggalkan Sega sendirian, semua berjalan kembali dengan normal. Memang mereka beberapa kali bertemu ketika latihan gabungan dengan pemain musik yang lain, tapi tidak ada percakapan berarti diantara keduanya. Hanya saling bertegur sapa saja. Itupun hanya saat Sega datang latihan karena dia memang lebih sering membolos.

Selama latihan gabungan untuk mahasiswa semester 5 dan 7 yang terlibat proyek ini, Wanda mengamati ternyata Sega cukup populer di kalangan mahasiswi. Wanda heran, Sega adalah kating yang tergolong cuek dan menyebalkan, tidak disiplin, playboy, beberapa kali tercium bau rokok atau alkohol, dan jangan lupakan bahwa dia adalah lelaki mesum. Hal baik yang ada pada Sega hanyalah wajah tampannya dan bakat bermusiknya yang luar biasa. Tapi mengapa banyak gadis yang ingin mendekatinya. Hal ini sungguh di luar nalar Wanda.

Apakah gadis-gadis itu tidak iri dengan Wanda? Jawabannya tentu saja iya. Wanda tahu bahkan pernah mendengar sendiri bagaimana para gadis yang berusaha mendekati Sega ingin sekali menggeser posisi Wanda sebagai rekan duet Sega. Tapi Wanda tidak peduli. Dia merasa bahwa dia tetap lebih baik daripada gadis-gadis itu. Buktinya Wanda yang terpilih.

Hari ini adalah hari Jumat di mana Wanda harus latihan berdua dengan Sega. Hari ini pula, Selin dan Joan yang biasa menemaninya ada kelas tambahan. Wanda dengan berat hati tetap memasuki ruang musik untuk latihan.

"Lhoh, masih sepi? Apa Kak Sega gak datang latihan lagi ya?" Wanda bermonolog.

Wanda mulai menyiapkan beberapa perlengkapan musik sambil menunggu Sega datang. Saat menekan beberapa tuts piano, Wanda sadar ada beberapa tuts yang bermasalah.

"Ini kayaknya harus dibenerin dulu deh."

Wanda mencari-cari alat tuning piano di ruang musik, tapi tidak menemukannya.

"Kayaknya harus ambil di gudang deh."

Wanda mulai mencari-cari alat penyetel piano itu di gudang musik, tempat di mana ia pertama kali bertemu dengan Sega. Mengingat hal itu, membuat Wanda sedikit merinding. Bagaimana bisa laki-laki itu menggunakan gudang musik untuk berbuat hal mesum.

Alat tuning piano terletak di bagian atas sebuah lemari khusus peralatan musik. Wanda yang memang tidak terlalu tinggi berusaha menggapainya. Saat tangannya berhasil meraih alat tersebut, tanpa ia sadari sebuah pigura yang ada di atas lemari terjatuh. Wanda menutup matanya rapat-rapat dan menunduk sambil memegangi kepalanya bersiap-siap kalau-kalau pigura itu mengenai kepalanya.

Namun, selama beberapa saat ia tidak merasakan apapun di kepalanya. Wanda membalikkan badannya dan mulai membuka matanya perlahan. Betapa terkejutnya ia ketika seseorang dengan dada yang bidang dan tangan putih kekar yang menampakkan beberapa urat-uratnya berada tepat di depan Wanda.

"Untung gue ke sini, kalau gak, kepala loe udah bocor kena nih pigura." Suara berat seorang lelaki menarik atensi Wanda.

Wanda mendongakkan kepalanya.

"KAK SEGA?"

Jantung Wanda berdetak kencang. Ia mulai menyadari bagaimana posisinya dan Sega yang nampak berbahaya.

Tubuh mungil Wanda terhimpit di antara lemari dan lelaki yang menolongnya. Tangan kiri Sega bersandar pada lemari, sedangkan tangan kanannya nampak memegang sebuah pigura yang hampir saja mencelakai Wanda. Begitu pula jarak tubuh Sega yang tinggal beberapa senti lagi bersentuhan dengan tubuh gadis itu. Jangan lupakan wajah keduanya yang begitu dekat sampai deru napas yang hangat menerpa wajah keduanya dengan mata yang saling terkunci.

Bagi Sega, pemandangan ini begitu menggairahkan. Kalau gadis di depannya ini adalah gadis-gadis yang sama yang selalu mengejarnya selama ini, tentu adegan ini pasti akan dilanjutkan dengan adegan menggairahkan di atas sofa di ruangan ini. 

trau.maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang