Penculikan

42 6 0
                                    


"Sega brengsek!"

"Ram, please jangan marah." Wanda memegang lengan Rama menenangkannya.

"Gimana gue gak marah. Gue tau gimana masa lalu loe. Dia gak pantes jadi orang spesial di hati loe Wan."

"Rama..."

Rama bergegas meninggalkan Wanda untuk mencari Sega.

"Ga, gue mau ngobrol sama loe bentar." Bisik Rama mendekati Sega yang tengah menonton film dengan teman-temannya.

Sega beranjak dan mengikuti Rama menjauh dari teman yang lain.

"Kenapa?" Sega bertanya dengan nada ketus karena masih marah dengan Rama atas kedekatannya dengan Wanda.

"Gue langsung ke intinya aja. Maksud loe apaan mainin perasaannya Wanda?"

Sega sadar, pasti Wanda sudah menceritakan kejadian di ruang musik pada Rama. Laki-laki itu juga semakin menyadari kedekatan Wanda dan Rama.

"Bukan urusan loe."

"Sialan loe." Rama menarik kerah baju Sega.

"Gak ada urusannya juga sama loe. Loe juga bukan siapa-siapanya Wanda." Jawab Sega santai sambil melepaskan cengkraman Rama dan berlalu meninggalkannya.

.

.

.

Keesokan harinya, semenjak siang semua orang nampak sibuk menyiapkan pesta BBQ malam ini.

"Guys, gawat..." Teriak Joan.

"Kenapa Jo?" Tanya teman yang lain.

"Kemarin kita lupa masukkin daging ke kulkas, semuanya rusak."

"Batal dong acara kita." Melas Selin.

"Gimana kalau kita beli aja bahannya di dekat sini." Usul Jimmy.

"Tumben otak kamu encer yank."

"Kalau gitu gue aja deh yang belanja, sekalian mau ada yang gue beli." Wanda menawarkan diri.

"Gue ikut juga kalau gitu, nie bocah suka nyasar." Rama ikut menawarkan diri.

"Gue bukan bocah ya." Bela Wanda sambil memanyunkan bibirnya.

Melihat itu Rama langsung mengacak rambut Wanda gemas.

"Sel loe ikut juga ya." Pinta Wanda.

"Lhah, ntar gue jadi obat nyamuk."

"Apaan sih loe."

"Pertanyaannya, siapa yang tau daerah sini. Kayaknya toko terdekat juga lumayan jauh, kita juga gak terlalu tahu daerah sini." Tanya Joan.

"Sega sama Haris sih yang tau daerah sini." Jawab Jimmy.

"Kak Haris udah gue booking ya." Sela Joan.

"Emang gue cowok apaan."

"Gue booking buat bantuin angkatin alat BBQ, bukan yang lain." Jelas Joan.

"Wkwk, dibooking jadi pembokat ternyata." Ledek Jimmy.

"Kak Sega aja kalau gitu supirnya." Ngeselinnya Selin mulai kumat.

Seketika keadaan hening. Semua sadar bagaimana keadaan Sega dan Wanda saat ini. Dan Selin mulai menyesali perkataannya.

"Boleh. Gue tau toko yang jual daging enak di sini."

Semua orang heran dengan jawaban Sega.


trau.maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang