Sorot Mata

71 11 0
                                    


Hari Jumat dan Sabtu kini menjadi hari yang paling ingin dihindari oleh Wanda. Alasannya adalah karena dia ada latihan khusus dengan kating ganteng untuk proyek seni kelas mereka yaitu Sega. Bagi Wanda, berurusan dengan cowok membuatnya kurang nyaman apalagi tatapan mata Sega benar-benar membuat Wanda takut. Tatapan mata yang sepertinya pernah ia lihat.

Entah apa yang harus dirasakan Wanda saat ini, ia bahagia tapi juga sedih di saat yang bersamaan. Ia bahagia karena begitu ia melihat ruang latihan, lagi-lagi tidak ada sosok laki-laki yang seharusnya berlatih dengannya saat ini. Tapi Wanda juga merasa sedih, bagaimana tidak, kalau katingnya itu tidak kunjung datang untuk latihan apa jadinya proyek mereka. 

Wanda hanya tidak ingin gara-gara satu orang yang tidak disiplin, ia ikut kena imbasnya sehingga proyek ini bisa berantakan yang tentu saja bisa menyebabkan nilai gadis itu berantakan pula.

"Minggu lalu udah gak datang latihan, hari ini gak datang lagi, maunya apa sih?" Sewot Wanda.

"Kemarin aja bilangnya gak suka, sekarang nyariin." Goda Joan.

"Gue nyariin juga bukan karena suka Jo."

"Terus apa?"

"Ya kalo gak pernah latihan, nanti proyeknya gagal, nilai gue gimana Jo."

"Bener juga sih."

"Gimana kalo kita samperin." Usul Selin.

"Ih gua mah ogah."

"Kenapa emang Jo? Biasanya loe yang paling semangat berburu kating ganteng." Tanya Selin.

"Kalian pernah denger gak kalo kak Sega itu ketua geng dan kabarnya gengnya ini sering ngajak ribut geng lain."

"Kok ngeri sih?" Wanda mulai menciut.

"Mantan gue dulu pernah cerita kalo kak Sega sama gengnya pernah tubir sama anak kampus lain sampe bonyok. Makanya kemarin anak semester 7 gak ada yang berani ngusulin dia kan. Itu gara-gara mereka takut bikin masalah sama Kak Sega." Lanjut Joan.

"Gue juga pernah denger sih kalau dia ketua perkumpulan anak-anak tajir yang emang anak orang kaya dan berpengaruh biasanya tengil. Tapi gue juga denger anggotanya ganteng-ganteng." 

"Ganteng doang tapi loe dibonyokin tiap hari mau loe Sel."

"Aku suka yang kasar, awww."

"Selin gilak."

"Jadi gimana Wan, gue temenin deh kalo loe gak berani nyamperin. Siapa tahu ketemu kating ganteng ya kan."

"Beneran nih aman? Kok ceritanya Joan serem gitu."

"Loe mau nilai loe turun terus dikalahin Dio?"

"Ya janganlah Sel. Gimana Jo menurut loe?"

"Gue sih terserah loe aja Wan, lagian yang gue ceritain tadi juga gue gak tau bener apa gak."

"Jadi?" Tanya Selin semangat.

"Pokoknya loe temenin ya Sel. Jangan tinggalin gue ntar."

"Siaplah. Ujian nanti gue berharap penuh sama loe Wan." Ucap Selin sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ternyata ini toh penyebabnya." Joan geleng-geleng kepala melihat tingkah temannya ini.



"Gedung kelasnya bener yang ini kan Sel?"

"Bener kok, coba tanya aja yang di dalam Wan."

"Permisi..." Wanda menengok ke dalam kelas mencari siapa saja yang bisa ia tanyai. 

trau.maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang