07

3.8K 482 13
                                    

Setelah hari itu, Aylan terlihat semakin dekat dengan Benny terlebih dia tau kalau hubungan Benny dan keluarganya tak begitu baik.

Sikap Aylan yang berubah membuat teman Aylan bertanya kenapa dia jadi memperhatikan Benny.

"Nggak semua hal harus kamu tau, kalau pun ku kasih tau kamu nggak akan paham.. jadi biar begini aja"

Teman Aylan ini melihat wajah Aylan.
"Aku nggak tau apa yang ada dipikiran kamu Lan"

Aylan tersenyum tipis.
"Kamu nggak akan paham isi pikiran ku, udah .. lebih baik kita balik ke kelas" Aylan berjalan lebih dulu menuju kelas yang di susul oleh temannya.

Saat melewati tangga, Aylan bisa mendengar salah satu siswi membicarakan Benny.

"Iya, Benny emang nakal tapi ganteng loh" kata siswi dengan rambut pendeknya.

"Haha, tipe-tipe bad boy gitu ya.. sayang banget tuh, andai dia anak baik-baik pasti banyak yang suka" celetuk salah satu temannya.

Aylan menghela nafasnya berat, memang yang mereka katakan benar apa adanya. Wajah tampan Benny tertutup oleh kelakuan nakalnya.

.
.

Hari ini, Benny mampir lagi ke rumah Aylan. Ini sudah kelima kalinya dia bertamu hanya sekedar untuk bermain game bersama Aylan.

Di tengah game, Aylan tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Benny langsung game over dari permainannya.

"Jujur, kamu ganteng" kata Aylan.

Benny berhenti bermain lalu menatap Aylan.
"Coba ngomong sekali lagi"

"Kamu ganteng, kalau kamu bisa jadi anak baik-baik...kamu pasti banyak pacar" ujar Aylan.

Benny tersenyum atau lebih tepatnya seringai dibibirnya, dia mendekat kearah Aylan lalu menyandarkan kepalanya di bahu Aylan.

"Kenapa ? Kamu cemburu Ay.. emang dengar dari mana kalau aku itu ganteng ? Pasti ada yang ngomong kan"

Aylan memilih fokus pada gamenya, dia membiarkan Benny bermanja ria padanya, "Nggak, itu cuma pikiran ku" ujar Aylan.

Benny menatap layar ponsel Aylan.
"Aku nggak akan berpaling hati, sekali aku suka.. aku bakal suka terus sama satu orang, aku sayang kamu Ay" kata Benny tiba-tiba yang langsung membuat Aylan kalah dari gamenya.

Aylan mendorong pelan kepala Benny agar menjauh darinya.
"Ak-aku mau ke WC"

Benny menahan lengan Aylan agar dia tidak pergi.
"Sini dulu Ay, jangan main pergi aja!"

"Ak-aku mau pipis Benny! Lepas nggak ?!"

"Kamu selalu banyak alasan tiap kali aku ngomong serius..!" Benny tidak menyerah, dia malah mengurung Aylan dengan cara memeluk Aylan dari posisi belakang, Benny bahkan mengunci tubuh Aylan memakai kakinya agar Aylan tidak kabur.

"Benny, lepas !"

"Sekarang kasih tau aku Ay, bilang kamu nggak suka sama aku.. aku bakal sadar diri"

"Ini pemaksaan! Kamu nggak boleh gitu !" Aylan terlihat kesal.

Bukannya melepaskan Aylan, Benny malah menghirup dalam-dalam aroma tubuh Aylan di perpotongan lehernya.

"Benny! Stop!" Aylan mendorong kepala Benny.

"Yang bisa bikin aku tenang cuma kamu.. selama kenal kamu, aku ngerasa hidup ku jauh lebih berwarna.. Ay, tanpa kamu mungkin aku udah lari ke hal-hal negatif selain berkelahi dan merokok"

Perlahan Aylan melemah di dekapan Benny.
"Ini akan sulit Benny, aku dan kamu.. semua ini nggak normal"

Benny menggenggam erat tangan kanan Aylan.
"Rasa suka itu normal, kita berhak suka sama siapa aja selama nggak merugikan orang lain tapi kita hidup di negara yang menjunjung tinggi norma.. itu yang membuat rasa yang kita miliki jadi salah"

Aylan tidak menjawab kata-kata Benny, dia hanya menatap dinding kosong di hadapan mereka berdua.

.
.

Bersambung ...

Kelas 3 (Tamat BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang