12 End

4.2K 444 46
                                        

Aylan membawa Benny ke taman waktu itu, keduanya duduk di pinggiran sungai tepat di bawah pohon.

"Kamu udah ngomong sama orang tua mu ?" Tanya Benny.

"Udah sama mamah, papah belum tau" jawab Aylan sembari memelintir rumput.

Benny menghela nafasnya berat.
"Maaf Ay, ini salah ku"

"Nggak, ini bukan salah kamu"

Benny tersenyum simpul, dia menyentuh pucuk kepala Aylan.
"Kamu nggak apa-apa kan ?" Tanya Benny, Aylan melihat wajah Benny.

"Harusnya aku yang tanya keadaan mu, kamu udah minum obat ? Nanti demam" ujar Aylan karena dia khawatir pada keadaan Benny terlebih wajah Benny saat ini bengkak juga memar biru di sudut bibirnya.

Benny terkekeh pelan.
"Udah biasa Ay, aku nggak akan demam"

Aylan menarik tangan Benny dari pucuk kepalanya lalu menggenggam tangan Benny di antara rumput taman.
"Sekarang gimana ? Pulang ke rumah rasanya berat" kata Aylan.

Sesaat Benny diam mendengar apa yang Aylan katakan tapi setelahnya Benny membuka mulut untuk bicara.
"Ay, aku sayang kamu tapi sebelum kamu jatuh terlalu dalam.. aku pun nggak mau ngerusak kamu jadi.. "

Aylan semakin kuat menggenggam tangan Benny, dia sejujurnya tidak ingin mendengar lanjutan dari kata-kata Benny.

Benny melihat wajah Aylan.
" ..kita sampai sini aja ya Ay" lanjut Benny.

Dada Aylan terasa sesak, matanya berkaca-kaca dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti ini padahal dia dan Benny tidak secara resmi menjalin hubungan.

Benny tersenyum melihat langit cerah hari itu.
"Terima kasih Ay, aku senang bisa kenal dan dekat sama kamu"

"Benny.. "
Aylan mengusap air matanya.

" ..kamu janji setelah ini bisa jadi anak yang baik kan ? Tolong belajar yang rajin, bukan demi orang tua mu.. tapi tolong sukses untuk masa depan mu ya, kamu mau janji kan sama aku ? Aku juga akan sukses buat masa depan ku"

Rasa nyeri terasa di dada Benny saat melihat Aylan menangis, orang yang Benny kenal galak dan cuek sekarang menangis di hadapannya.

Tak perduli dengan orang-orang yang berlalu lalang di taman, Benny menarik Aylan ke dalam dekapannya untuk terakhir kalinya.

"Aku janji" ujar Benny, Aylan bisa merasakan dekapan itu sangat erat seolah tak ingin melepaskan Aylan tapi waktu membuat keduanya harus berpisah.

Setelah hari itu, Aylan tidak pernah lagi mendapat pesan dari Benny karena nomor Benny tidak aktif dan lagi Aylan mendapat kabar kalau Benny pindah sekolah ke kota lain.

Aylan juga kembali ke rutinitas sehari-harinya walau pun terasa ada yang kurang setelah Benny pergi hingga hari kelulusan di umumkan dan Aylan meninggal kan bangku SMA untuk menempuh pendidikan di jenjang kuliah.

Kenangan masa kelas 3 SMA semester satu tidak akan terlupakan untuk Aylan. Dia pun bertanya-tanya, apa kabar Benny saat ini ?

Apa dia sudah lulus ?
Melanjutkan kuliah ?
Bekerja kah ?
Atau.. dia sudah memiliki pasangan baru ?

Hingga saat ini Aylan tidak menemukan jawabannya tapi hal pasti yang Aylan harapkan ...

"Aku berharap dia baik-baik aja, hubungan dia dan keluarganya membaik juga.. dia selalu sehat karena aku disini pun baik-baik aja"

.
.

Tamat.

.
.

Hai, Hai.. cerita terakhir yang Flo tau dari Aylannya .
Dia pernah nyari akun sosmed Benny tapi ga pernah nemu, semua cerita dalam 12 chapter ini ringkasan dari curhatan Aylan sama Benny semasa mereka dekat, Benny pun cerita masalah keluarganya ke Aylan.

Sekarang Aylan udah kerja, dia juga cerita kalau udah hidup sendiri jadi dia berharap bisa ketemu Benny lagi tapi ya gitu Benny kayak hilang di telan bumi 🙂
Berharap yang terbaik aja buat mereka ya 🥲

Kelas 3 (Tamat BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang