Story' tambahan 02

3K 384 14
                                    

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Benny mengajak Aylan mengobrol berdua.

Keduanya duduk di dekat lokasi sosialisasi, sementara teman Aylan memilih kembali lebih dulu ke rumah singgah desa.

"Apa kabar Ay ?" Tanya Benny.

"Kabar baik, kamu ?" Tanya Aylan.

"Syukurlah, aku juga baik" balas Benny.

"Hm," Aylan mengangguk pelan.
Rasa canggung terlihat dari mereka berdua terlebih sudah cukup lama mereka tidak bertemu bahkan hilang kontak selama bertahun-tahun.

"Ehem, jadi.. kamu salah satu dari perawat yang datang ?" Tanya Benny.

"Iya, besok aku yang ngasih materi.. " Aylan melihat pakaian Benny.
" ..jadi sekarang kamu cinta tanah air ya" Aylan terkekeh pelan.

"Iya nih, pengabdian ke negara" Benny ikut tertawa, lama keduanya saling melempar tawa sampai akhirnya senyum terukir di bibir Benny.

"Udah lama aku nggak lihat tawa kamu.. jadi rindu ya, manis dilihat"

Aylan mengalihkan tatapan matanya kearah lain.
"Kamu nggak banyak berubah Benny, masih suka ngerjain aku"

Benny tertawa pelan.
"Nggak aku itu muji karena kenyataannya emang gitu.. " Benny menghela nafasnya berat.

" ..kamu udah nikah Ay ?"

Aylan mengelengkan kepalanya.
"Aku belum kepikiran buat nikah, masih ngejar karir"

"Oh gitu,. " Benny menatap langit sore.
" ..andai kamu cewek, aku mau kamu aja yang jadi ibu Persit"

Blush.
Rona merah muda menghiasi kedua pipi Aylan.

"Ja-jangan bercanda! Mana boleh cowok jadi ibu-ibu Persit!"

Benny tersenyum.
"Itu kamu tau" ujar Benny.

Deg.
Aylan mengepalkan kedua tangannya lalu menundukkan kepalanya.

"Iya, kamu benar" kata Aylan.

Awalnya Benny tidak sadar kata-katanya melukai perasaan Aylan tapi detik berikutnya dia langsung meminta maaf.

"A-Ay! Ak-aku nggak maksud ngomong gitu.. maaf"

Aylan tersenyum simpul.
"Nggak apa-apa.. emang seharusnya gitu kan.. " Aylan melihat jam di tangannya.

" ..udah hampir malam, lebih baik aku balik ke rumah singgah" Aylan berniat pergi tapi tangannya langsung ditahan oleh Benny.

"Aku antar ya"

"Nggak, aku bisa jalan sendiri"

"Jangan ngomong gitu, ayo" Benny menarik tangan Aylan.

Aylan melihat tangan Benny yang sekarang menggenggam erat tangannya, untuk sesaat Aylan ingin terus seperti ini tapi sayangnya Benny langsung melepaskan genggamannya saat melewati beberapa warga desa yang menyapa mereka berdua.

Setelah sekian lama tidak bertemu, Aylan tidak bisa seperti dulu berduaan dengan Benny.

Sekarang terasa jarak yang mungkin tak akan bisa Aylan gapai terlebih status Benny yang sekarang berstatus anggota TNI.

Di tengah lamunannya, Aylan tidak sadar saat Benny tiba-tiba berhenti melangkah yang membuat Aylan mau tidak mau langsung menabrak tubuh Benny.

"Ah.. kenapa kamu berhenti ?!" Aylan menyentuh hidungnya yang terasa sakit.

Benny terlihat melirik kiri dan kanan lalu berbalik melihat Aylan.

"Benny ?" Aylan terlihat bingung.

Benny merendahkan tubuhnya lalu tanpa aba-aba dia langsung mengecup singkat bibir Aylan.

Blush!
Wajah Aylan langsung memerah.

Benny tersenyum manis.
"Ayo lanjut jalan, udah malam.. lebih baik kamu istirahat" Benny mengusap pelan pucuk kepala Aylan.

Benny lebih dulu berjalan yang diikuti oleh Aylan, Aylan menyentuh bibirnya.

'Ap-apa barusan dia sadar dengan apa yang dia lakuin ke aku ?' Batin Aylan bertanya-tanya.
.
.

Bersambung ...

Kelas 3 (Tamat BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang