Aylan mencoba menjelaskan kalau dia dan Benny tidak ada hubungan apa-apa hanya teman tapi ibunya tidak lah percaya dengan apa yang Aylan katakan.
"Kamu kira mamah buta hah ?! Mata mamah masih normal, kamu benar-benar ya Aylan ! Mamah baru datang kerja tapi udah bikin mamah naik darah sama kelakuan kamu !! Mamah sekolahin yang benar kamu malah nyimpang!!"
Aylan hanya bisa menundukkan kepala mendengar amarah ibunya.
"Kalau papah mu tau, habis kamu kena marah !" Ujar ibunya yang semakin membuat Aylan takut.Benny melirik wajah Aylan, dia tau mereka berdua sudah terpojok sekarang, Benny memberanikan dirinya untuk bicara.
"Ta-tante ini bukan-""Kamu anak siapa ?! Saya nggak pernah lihat kamu, pasti kamu kan yang jerumusin anak saya !" Ibu Aylan terlihat sangat marah.
"Tante, aku nggak jerumusin anak tante.. kami-"
Aylan menyentuh lengan Benny.
"Benny, lebih baik kamu pulang.. aku bisa urus ini""Heh enak aja main pulang ! Telpon orang tua mu .. saya nggak terima ya kamu main kabur aja!"
"Mah, Benny nggak salah apa-apa.. jangan gini, Aylan udah bilang kan kami cuma teman yang mamah lihat tadi nggak sengaja" Aylan mencoba membela Benny tapi ibu Aylan bersikeras agar Benny menelpon orang tuanya.
Akhirnya Benny mengalah, dia menelpon ibunya untuk datang ke rumah Aylan.
Dua puluh menit menunggu akhirnya kedua orang tua Benny datang. Ayah Benny lebih dulu masuk ke dalam rumah Aylan. Tanpa mengucapkan salam, dia berjalan kearah Benny lalu menampar wajah Benny tepat di hadapan Aylan dan ibunya.
Aylan menelan salivanya berat, dia sangat terkejut melihat betapa kasarnya ayah Benny bahkan dia tidak sungkan menyakiti anaknya di hadapan orang asing.
"Hah.. " ayah Benny menghela nafasnya berat.
" ..berapa kali lagi kamu bikin kami malu Benny, kamu nggak sadar-sadar juga" ujar ayah Benny dengan tatapan datar.Ibu Benny masuk lalu menyalami ibu Aylan.
"Aku mamahnya Benny, ada kasus apa ya Bu ?" Tanya ibu Benny."Ah, le-lebih baik duduk dulu ibu bapak" tawar ibu Aylan.
"Mas, duduk dulu! Jangan malu-maluin gitu !" Ibu Benny menarik suaminya agar duduk di dekatnya.
Ibu Benny menatap ibu Aylan.
"Kenapa ya Bu kami di telpon malam-malam begini ? Apa Benny bikin masalah ?" Tanya ibu Benny.Ibu Aylan melirik Benny yang hanya diam, dia juga bisa melihat pipi kiri Benny memerah akibat tamparan ayahnya.
Ibu Aylan sejujurnya tidak ingin membicarakan hal seperti ini terlebih dia bisa melihat ayah Benny sangat tempramen tapi kalau tidak di bicarakan, dia takut Aylan semakin parah.
Ibu Aylan perlahan menjelaskan masalah yang sudah terjadi antara putra mereka, benar seperti dugaan ibu Aylan. Ayah Benny langsung memaki bahkan memukul Benny.
"Gila ya kamu !! Udah nakal nggak normal pula !! Kalau kamu nggak normal, jangan bawa-bawa anak orang !!" Ayah Benny berkali-kali menendang bahkan memukul Benny yang membuat ibu Aylan merasa bersalah.
"Pak, sudah cukup ! Malu kalau tetangga melihat ! Cukup !! Ini rumah saya !" Ujar ibu Aylan yang langsung membuat ayah Benny berhenti memukul putranya.
"Kamu pulang sekarang !" Kata ayah Benny lalu berjalan keluar dari rumah Aylan menuju mobilnya.
Ibu Benny meminta maaf atas keributan yang sudah terjadi, dia membantu Benny berdiri lalu membawanya ikut masuk ke dalam mobil.
Aylan berjalan ke depan pintu melihat mobil keluarga Benny perlahan menjauh dari rumahnya.
"Aylan,.. masuk, kita perlu bicara berdua sebelum papah mu datang"
Aylan mengepalkan kedua tangannya.
"Iya mah" ujar Aylan sembari menutup pintu rumah..
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas 3 (Tamat BL18+)
DiversosHarapan Aylan menjalani hidup dengan penuh ketenangan selama masa SMA hampir saja terpenuhi kalau tidak di ganggu oleh anak pindahan bernama Benny.