Story' tambahan 05 End.

3.5K 400 27
                                    

Benny menyentuh lembut pipi Aylan.
"Sudah ku bilang kan dulu, aku nggak akan ngerusak kamu.. tubuh mu milik orang yang akan bersama mu Ay, yang akan nemanin kamu di masa tua.. itu yang berhak"

"Benny.. aku-" Benny menyentuh bibir Aylan.

"Aku mau cium kamu aja, boleh ?"

Aylan mengangguk pelan.
"Iya, kamu boleh cium aku sepuas mu"

Benny terkekeh pelan.
"Nanti bibir mu bengkak kalau kelamaan ku cium"

Aylan tersenyum.
"Kasih tau aja abis di sengat tawon" kata Aylan

"Haha... kamu ada-ada aja ya" Benny mengusap-usap pucuk kepala Aylan.

Aylan menahan tangan Benny lalu perlahan mendekat mengecup singkat bibir Benny.

"Ay..." tangan Benny beralih mengusap-usap lembut pipi Aylan lalu dia memiringkan kepalanya mencium Aylan.

Ciuman antara keduanya sangat intens, rasa rindu selama bertahun-tahun seolah tersampaikan melalui sentuhan bibir antara Aylan dan Benny.

Tangan Benny bergerak turun menarik pinggang Aylan agar lebih dekat lagi kearahnya, Benny ingin menghapus jarak antara mereka berdua.

"Mm.. hah-ah, Benny.. " Aylan menahan bibir Benny.
" ..sebentar, aku mau nafas dulu" ujar Aylan.

Benny terkekeh pelan, dia mengecup singkat pipi Aylan.
"Hm, kalau udah puas ambil nafas kita lanjutin lagi ya"

Aylan menepuk dada Benny.
"Kamu benar-benar mau bikin bibir ku bengkak ya"

Benny tertawa, dia menarik Aylan ke dalam pelukannya.
"Maaf ya Ay, maaf aku nggak bisa sama kamu.. aku memang nggak sukses secara finansial tapi aku sukses nepatin janji ku sama kamu, aku bukan orang yang gagal kan ?"

Aylan tersenyum, dia balik memeluk Benny sembari mengusap-usap punggung Benny.
"Iya, terima kasih ya udah mau nepatin janji mu"

"Ay, ini jadi akhir cerita kita kan ? Kita udah sampai ke halaman akhir"

Aylan menyandarkan kepalanya di dada Benny.
"Iya Benny, ini akhirnya.. kita udah nggak bisa membuka lembar baru"

Perlahan Benny melepas pelukannya lalu menatap lekat mata Aylan.
"Terima kasih ya, kamu udah memotivasi ku sampai sejauh ini"

"Kamu juga, terima kasih ya" balas Aylan.

Setelah hari itu, besoknya tim puskesmas kembali ke kota dan tentunya diantar oleh warga desa juga para tentara termasuk Benny.

Saat berada di dalam minibus, Aylan terus menatap Benny begitu pula sebaliknya. Jauh di lubuk hati terdalam, Benny dan Aylan tidak menginginkan adanya perpisahan tapi mereka masih memiliki norma yang harus di patuhi.

Mobil minibus tim puskesmas perlahan melaju meninggalkan desa tersebut, Aylan menghela nafasnya berat.

"Ini benar-benar sudah berakhir"gumam Aylan.

"Ah iya !" Teman Aylan merentangkan kedua tangannya.
"Ini udah selesai ! Aku mau tidur di kasur empuk ku!!"

Aylan tersenyum lalu menopang dagunya melihat keluar jendela mobil.
"Iya, sudah selesai"

.
.

Tamat.

Hai.. Hai...
Terima kasih sudah mengikuti cerita tambahan  dari "Kelas 3".
Sampai jumpa di cerita lainnya ~ ❤️

Kelas 3 (Tamat BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang