Twenty five

2.1K 172 11
                                    

Taehyung tetap diam, mata nya menyorot tajam menatap wajah Jungkook. Tidak bergerak sedikitpun saat Jungkook mendekati nya, bahkan saat Jungkook menarik pistol yang ada di tangan kanannya.

"Kau— apa maksud mu?!" Ucap Taehyung sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Duduk dulu, kau akan lelah jika berdiri terus."
Jungkook menggandeng tangan Taehyung, menuntut sang istri untuk duduk pada sofa yang ada di ruangan nya.

"Jangan main-main denganku, Jungkook."

Bahkan, tidak ada panggilan 'daddy' lagi. Emosi tengah menyelimuti pria berbadan dua itu.

Jungkook mengangguk, menarik Taehyung untuk menyender pada dada bidang nya. Sedangkan tangannya naik untuk mengusap perut Taehyung yang sudah besar.

"Ingat malam sebelum pernikahan kita? Aku dan yang lain ke bar untuk merayakan pesta kan? Aku tidak akan menyangkal jika wanita itu tidak duduk di pahaku. Memang benar, dia duduk di atas pahaku, bahkan menggoda ku. Kau bisa bertanya pada Yoongi hyung."

Berhenti sebentar, hanya untuk mengecup pelipis Taehyung, lalu melanjutkan.

"Lalu aku membawa nya ke kamar. Tidak melakukan sex, walau dia sudah menggodaku sedemikian liar nya. Aku membunuhnya, kau bisa meminta rekaman cctv-nya pada Yoongi hyung atau Mingyu. Aku sama sekali tidak menyentuh nya. Ada yang sedang mempermainkan kita, Taehyung. Jika ada yang menggangu pikiran mu, langsung tanyakan padaku, jangan orang lain, bahaya. Seperti sekarang, kau keluar dari rumah sendirian, membawa calon bayiku di perutmu. Bagaimana jika dia kenapa-kenapa? Bagaimana jika kau terluka? Aku yang akan gila, baby."

Taehyung mendongak menatap wajah Jungkook, tatapannya sedikit melunak. Mengusap rahang tegas sang suami lalu berkata,
"Sungguh hanya salah paham, kan?"

"Iya, kau bisa bertanya kepada siapapun yang pergi dengan ku malam itu."

"Maaf kan aku, daddy. Aku terlalu takut kehilanganmu."

"Hm tidak masalah. Tapi mulai sekarang bertanya lah dahulu padaku, sebelum menelan mentah-mentah apa yang terjadi."

Taehyung mengangguk, mendusalkan wajahnya pada dada Jungkook.
Rasa bersalah menggerogoti hatinya. Entah mungkin lah karena kehamilan nya, kondisi nya tidak stabil. Terlalu sensitif bahkan mood yang cepat sekali berubah. Kadang Taehyung benci seperti ini, tapi bukan berarti dia membenci calon bayinya, tidak sama sekali.
Taehyung sangat menyayangi nya, dia bahkan selalu menunggu dengan sabar kapan anaknya akan keluar.

"Daddy tidak bisa mengantar mu, pulang dengan Jaehyun dan bodyguard ya?"

"Uhm, maaf sudah menggangu pekerjaan daddy."

Jungkook bangkit, berjalan bersisian dengan tangan yang tersampir di pinggang Taehyung.

"Tidak masalah, sayang."

Keduanya berjalan untuk menemui Jaehyun yang untungnya pria itu akan masuk ke ruangan Jungkook.

"Antar Taehyung, pastikan selamat sampai mansion atau nyawamu taruhannya!"

"Yes, sir!"



•••••


"TAE ASTAGA!! Dari mana sih?!"

Jimin rasanya ingin memukul kepala adiknya ini. Dirinya hampir mati khawatir dibuat Taehyung. Bisa-bisanya anak ini keluar dari mansion tanpa pengawalan.

"Hehe maaf, hyung. Ada sedikit masalah dan aku terpancing. Jadi yaa gitu..."

"Astaga tau tidak sih kalau aku khawatir?"

MA QUEEN  (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang