"Heh ini masih jam 12 ngapain lu kesini?"
"Itsna ga boleh gitu! Temennya dateng kok gitu!" ucap mama nya.
"Hehe nggapapa kok tante," jawab Ray.
"Sini nak duduk, tante buatin minum," ajak mama Itsna.
"Hehe makasi tante, nggak usah repot-repot."
"Ya udah tante tinggal dulu ya, takut ganggu kalian."
Lalu mama Itsna pun beranjak pergi dari ruang tamu dan melanjutkan kegiatannya di taman belakang. Rumah Itsna memiliki sepetak taman dihalaman belakang. Tempat itu biasanya ia pakai untuk bersantai, membaca novel atau sekedar meminum hot chocolate kesukaanya. Selain balkon kamarnya, tempat favorit keduanya yaitu taman tersebut.
"Kok lu bisa tau rumah gw sih?Gw kan belom shareloc," tanya Itsna penasaran.
"Gw tanya ke Lena."
"Owh. Ya udah gw mau lanjut siap-siap dulu," ucap Itsna lalu beranjak pergi.
Itsna pun membuka pintu dan masuk ke kamarnya. Ia duduk di kursi yang di depannya terpampang banyak skincare. Ia mengusap wajahnya sembari menggerutu.
"Ih Lena nyebelin banget sih! Kenapa ga bilang gw dulu gitu!" omel Itsna sambil mengaplikasikan sunscreen ke wajahnya.
Setelah selesai menggunakan semua skincarenya, dia pun mengambil tas dan ponselnya lalu berjalan menuju ruang tamu. Ia memanggil mama nya dan tak seberapa lama, mama nya datang.
"Mah Itsna berangkat ya," pamit Itsna pada mama nya.
"Hati-hati ya, Owh iya tante sampe lupa. Ini namanya siapa ya?"
"Ray Tante, temen kelasnya Itsna," jawab Ray dengan lembut dan sopan.
"Owh temen kelasnya, kirain pacarnya Itsna," goda mama Itsna membuat Itsna kesal.
"Apaan sih mah! Dah aku mo berangkat dulu," jawab Itsna dengan kesal.
"Ya udah berangkat dulu ya Tan," pamit Ray sambil mencium tangan mama Itsna.
○○○○○○○○○○○○○○○
Di perjalanan mereka sama sekali tidak ngobrol, Ray fokus mengendalikan motornya dan Itsna fokus memandang jalan. Jarak rumah Itsna ke rumah Agatha memakan waktu sekitar 15 menit. Sesampainya di rumah Agatha, terlihat sudah ada Evan dan Lena disana. Kedatangannya bersama Ray membuat semua mata tertuju pada mereka.
"Eh bestie gw baru dateng. Ehemm(berdehem) sama siapa tuhh?" ledel Agatha.
"Orang udah keliatan bareng Ray ngapain di tanya coba!" jawab Itsna dengan sedikit kesal,
"Ga usah marah-marah gitu Na, nanti demen loh." Evan ikut menambah kesal.
"Owh iya, Dika mana?" tanya Itsna mengalihkan perhatian.
"Lagi otw katanya bentar lagi sampe," jawab Agatha.
Beberapa saat kemudian Dika pun datang, mereka langsung mulai mengerjakan. Tugas kelompok kali ini adalah membuat video penjelasan tentang unsur intrinsik karya sastra. Mereka sibuk menghafalkan bagian masing-masing. Setelah semuanya selesai dan sudah mempresentasikan bagiannya masing-masing, Agatha menyuguhkan makan.
"Makan dulu gais! Mama gw udah masak nih," suruh Agatha kepada teman-temannya.
"Ayo makan, nggak usah malu-malu, anggap aja rumah sendiri," ucap mama Agatha.
Mereka pun mulai mengambil nasi, lauk, dan minum. Itsna masih sibuk dengan ponselnya. Perutnya masih terasa penuh karena nasi goreng yang ia makan tadi pagi. Ia asik dengan aplikasi Instagramnya, Itsna membaca tulisan-tulisan puitis seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNA
Non-Fiction*** Menjadi anak semata wayang yang selalu mendapatkan kasih sayang lebih dan tak pernah terbagi menjadi sesuatu yang sangat berarti untuknya. Lengkap dengan sahabat yang selalu ada dan siap menjadi garda terdepan kala dibutuhkan. Hidupnya semakin l...