Mereka pun menuju resepsionis untuk check in dan meminta kunci kamar. Itsna mendapatkan kamar no 29. Ia dan teman-temannya bergegas menuju kamarnya karena mereka tidak sabar berbaring di tempat tidur.
Klek
Itsna membuka pintu kamarnya lalu masuk bersama teman-temannya. Di sana terdapat wastafel, 2 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Fasilitas yang cukup lengkap dan bersih.
"Lah iye koper gw mane nih," gerutu Itsna di dengar teman-temannya.
"Lu taruh mane tadi," jawab Lena ikut kebingungan.
"Ray yang bawain, parah ni anak!" Ia pun langsung membuka ponselnya lalu menelfon Ray dan memberitahu no kamarnya. Tak lama kemudian Ray pun datang membawa koper Itsna.
"Nah ini nih yang gw cari!" Itsna girang melihat kopernya.
"Nyari aku?" tanya Ray.
"Kagak, nyari koper HAHAH!" canda Itsna
"Ih ya udah bye!" Ray melangkan pergi.
"Dih ngambek, kamu dikamar no berapa sama siapa aja?"
"Di atas kalian persis, sama Zara," jawab Ray.
"WIH PARAH NI BERCANDANYA!" balas Lena.
"BERANTEM BERANTEM BERANTEM!" Clara mengompori sambil tepuk tangan.
"Ya udah sana have fun!" Itsna menjawab singkat sambil tersenyum.
"Bercanda ih, ntar bisa-bisa aku di marahin mama."
"Nggak lucu bercandanya."
Entah mengapa apapun tentang Zara, Itsna selalu sensitif. Bisa dibilang Itsna orang yang pencemburu, apalagi tentang Zara. Karena bila diingat dulu kedekatan Ray dan Zara seperti lebih dari teman.
"Udah-udah kagak usah berantem ayok kita makanm" ajak Clara agar mereka melupakan debat tadi.
Mereka jalan bersama menuju tempat makan. Ray merangkul Itsna agar mood Itsna membaik. Davin, pacar Lena juga baru bergabung dengan mereka. Sistem makan disana adalah prasmanan jadi kita bebas mengambil apa yang kita suka. Itsna mengambil sayur sop dan kerupuk.
"Malang tuh biasanya dingin kok tiba-tiba panas ya," sindir Clara melihat iri pada Lena dan Davin serta Itsna dan Ray.
"Sssttt kita stay halal bestie!" balas Agatha.
"HALLO SAYANG I'M COMEING!" teriak Dika melangkah ke arah mereka
"Kaget anjir!" ucap Lena.
"Hmmm rusuh nih rusuh," bisik Agatha pada teman-temannya.
"AGATHA SAYANG, PASTI KAMU KANGEN SAMA AKU?" ucap Dika dengan nada tinggi.
"DIH NGGAK!" balas Agatha singkat padat.
"Oke-oke sepertinya akan ada berdebatan, lebih baik saya pergi pacaran." Lena yang sudah selesai makan melangkah pergi mengandeng Davin.
"LOH LOH MAIN KABUR AJA TU BOCAH!" Itsna menunjuk mereka berdua.
"Oke Len kayanya gw juga nggak sanggup denger kalian debat lagi. So, gw ke kamar duluan, semangat ya Zah ngelerai merek berdua," tambah Itsna beranjak berdiri dan menarik tangan Ray.
Ray dan Itsna berjalan beriringan menuju kamar Itsna, mereka duduk di depan kamar. Disana terdapat 4 kursi berjejer.
"Minum obat sebelum tidur nanti." Ray mengingatkan Itsna.
"Oke, mau telfon mama deh takut khawatir." Itsna memencet tombol bergambar telfon tersebut. Beberapa saat kemudian mama nya mengangkat.
"Hallo sayang, udah makan belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNA
Non-Fiction*** Menjadi anak semata wayang yang selalu mendapatkan kasih sayang lebih dan tak pernah terbagi menjadi sesuatu yang sangat berarti untuknya. Lengkap dengan sahabat yang selalu ada dan siap menjadi garda terdepan kala dibutuhkan. Hidupnya semakin l...