a Bastard

1 0 0
                                    

"Masih pusing beb?" tanya Agatha.

"Udah mendingan, tadi siang kan minum obat," jelas Itsna.

"Syukur kalo gitu deh," balas Agatha.

Setelah dirasa rasa lelahnya hilang, mereka pun mandi bergantian. Setelah mandi, mereka beranjak keluar kamar dan berjalan menuju tempat makan. Itsna dan sahabatnya makan Bersama dengan Ray dan Dika sembari memceritakan pengalaman mereka hari ini. Jam berjalan begitu cepat, kini sudah larut malam, merekapun Kembali menuju kamarnya masing-masing.

TOK TOK TOK!

Suara ketukan pintu membuat Itsna dan teman-temannya terkejut. Mereka saling pandang satu sama lain. Mereka tak berani membuka pintu tersebut. Namun dengan berat hati, Lena pun beranjak dari ranjang dan dengan terpaksa melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Ada apa ya?" tanya Lena pada laki-laki yang berdiri di depan pintu itu.

"Nyari Itsna." Laki-laki itu menerobos masuk dan membuat tubuh Lena sedikit tergoncang akibat senggolan dari laki-laki tersebut. Ia masuk begitu saja tanpa permisi dan mencari keberadaan seseorang yang ia cari.

"Ngapain lu masuk ke kamar?!" Clara yang sedang berbaring kaget melihat keberadaan Sean.

"Gw nyari Itsna," jawabnya dengan tenang.

"YA NGGAK MASUK KAMAR JUGA KALI! PUNYA SOPAN SANTUN NGGAK?!" seru Agatha dengan nada tinggi akibat emosinya yang tak terbendung.

"Ya udah sih nggak usah marah-marah, gitu doang ngegas," ucap Sean dengan santainya.

Sementara Lena yang sigap, ia berlari menuju lantai atas mencari Dika dan Ray untuk meminta pertolongan mengusir Sean yang ada di dalam kamarnya. Sebenarnya ia ingin langsung berteriak saja sedari tadi, namun ia khawatir akan ada masalah yang lebih rumit dari ini. Sehingga ia memilih untuk langsung menghampiri Ray dan Dika.

"DIK RAY TOLONG!" ucap Lena dengan nafas terengah-engah karena berlari menaiki tangga.

"Lu tenang dulu, kenapa?" Dika yang kebingungan mencoba menenangkan Lena yang kehabisan nafas.

"Tadi gw sama yang lain lagi baring, abis itu ada yang ketok pintu terus gw bukain kan, ternyata itu Sean. Gw tanya ke dia ada perlu apa tapi dia malah langsung nyerobot masuk ke dalem gitu aja,sekarang dia masuk ke kamar nyari Itsna." Lena menjelaskan.

Ray yang mendengar penjelasan Lena, segara bergegas menuju kamar yang Lena maksud. Dika dan Lena menyusul Ray lalu memasuki rungan tersebut secara bersamaan. Suasana di kamar tersebut semakin memanas ketika Itsna mulai membuka suara.

"Huh untung Lena pinter," bisik Agatha pada Clara ketika melihat kedatangan Lena yang membawa Ray dan Dika.

"LU PUNYA OTAK NGGAK SIH?MIKIR INI TUH TEMPAT CEWEK!" geram Itsna dengan nada tinggi.

"Aku mau liat kamu, aku khawatir sama kamu, aku sayang sama kamu."

"GW NGGAK! PUAS LU?!"

"Aku pengen kita balikan." Sean mendekati Itsna lalu memegang tangannya.

"GW UDAH PUNYA PACAR! GILA LU YA?" jawab Itsna sambil menepis tangan Sean.

Emosinya mulai memuncak membuat ia menepis tangan Sean dengan keras. Dika yang mendengar perkataan Sean juga mulai terpancing emosi.

"LU DIDIEMIN NGELUNJAK YA!" Dika memegang kerah Sean.

Ray memandang Itsna lalu mendekati Itsna dan memeluknya. Ia harap dengan pelukannya, emosi Itsna dapat mereda.

"Kamu gapapa kan?"

"Aku baik-baik aja."

Sean yang tak terima atas perlakukan Dika langsung melakukan hal yang sama. Tangan Sean mulai mengepal, Bersiap memukul Dika yang ada didepannya.

RAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang