Agatha menuruni tangga dan berjalan menuju pintu. Ia menaiki mobilnya dan melaju menuju taman di dekat sana. Ia memarkirkan kendaraanya dan berjalan mencari seseorang yang mempunyai janji denganya. Terlihat Ray duduk menunggu Agatha.
"Udah lama lu?" tanya Agatha basa basi.
"Barusan nyampe kok. Btw, lu mo ngomong apa?"
"Lo sebenernya gimana sama sahabat gw?Lu suka atau cuma mo bestiean doang?" Agatha bertanya dengan raut wajah yang serius.
"Gw suka sama dia."
"Terus kalo lu suka sama Itsna, kenapa lu deket sama Zara?"
"Gw mau temenan doang sama dia."
"Tapi sikap lu sama Zara kaya seakan-akan lu deketin dia. Lu jalan bareng dia, lu bantuin dia ngerjain tugas bisa bikin dia suka sama lu." Agatha memberi Ray pengertian.
"Gw gatau kalo kaya gitu bikin dia baper sama gw."
"Ya udah deh. Intinya gini, kalo lu suka sama sahabat gw, lu kasih kejelasan. Jangan prenjon mulu."
"Oke gw bakal ngasih dia kejelasan. Tapi dia suka ga sama gw?" Tanya Ray.
"Ya gimana ya. Itsna interest sama lu tapi dia ga berani berharap lebih karna cara lu memperlakukan Zara."
"Oke, thanks infonya. Btw, tadi yang ngasih makanan ke Itsna siapa?"
"Itu mantannya. Mereka udah putus kurang lebih 1 tahun yang lalu dan udah lost contact tapi gatau kenapa tiba-tiba tadi mantannya minta balikan lagi. Maka dari itu gw ga mau banget kalo Itsna sampe balikan sama mantannya." Agatha menjelaskan dengan begitu detail.
"Oalah, jadi mantannya pengen balikan"
"Intinya gitu. Ya udah gw mau beli makan buat yang lain. Duluan ya" Agatha bangkit dari tempat duduk.
"Yoi."
Agatha meninggalkan taman dan pergi membeli titipan Itsna menuju tempat favorite mereka. Ia memesan 4 ayam geprek dengan sambal merah. Setelah mendapatkan nota, ia duduk dan menunggu pesanannya siap. Untuk mengisi kegabutannya, ia membuka tiktok dan melihat video-video disana. 10 Menit berlalu, pelayan memberikan sebuah plastik berisi pesanan Agatha. Setelah mendapatkan pesanannya, ia kembali ke rumah Itsna.
"Lama banget lu. Dari mana aja?" tanya Lena.
"Iya nih. Kita udah laper," rengek Clara.
"Lu kalik yang laper bukan mereka. Tadi antri jadinya lama deh" ucap Agatha.
"Hehe. Udah sini ayam gepreknya mau gw hap," Clara merebut plastik yang di tenteng Agatha.
○○○○○○○○○○○○○○○
Pagi harinya, setelah Itsna dan temannya memarkirkan mobilnya mereka berjalan menuju ruang kelas. Ketika masuk, Itsna disambut pemandangan yang kurang sedap di pandang. Lagi-lagi ia melihat Ray dan Zara yang tengah asik bercanda gurau. Tawa lepas mereka menggambarkan kenyamanan di antara mereka berdua. Saat Itsna memandang mereka, tiba-tiba Lena memegang bahu Itsna.
"Are you okey beb?" tanya Lena membuat Itsna terkejut.
"I'm okey. No problem bestie," jawab Itsna sembari tersenyum.
Agatha yang melihat tingkah laki-laki itu sedikit merasa geram. "Kemarin bilang suka sama Itsna sekarang kea gitu di depan Itsna maksudnya apa sih?" gerutunya di dalam hati. Ia menghampiri Ray dan menarik tangannya kasar keluar kelas.
"Maksud lo apa?"
"Kenapa?" tanya Ray tak merasa bersalah.
"Katanya lu suka Itsna sekarang lu kaya gitu ke Zara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNA
Nonfiksi*** Menjadi anak semata wayang yang selalu mendapatkan kasih sayang lebih dan tak pernah terbagi menjadi sesuatu yang sangat berarti untuknya. Lengkap dengan sahabat yang selalu ada dan siap menjadi garda terdepan kala dibutuhkan. Hidupnya semakin l...