"Ayo gais buruan! Nanti kita telat nih!" Lena mengingatkan teman-temannya yang sedang mengemas alat tulis.
"Iya-iya ini udah siap kok."
"Pake mobil nya siapa nih?" tanya Itsna
"Mobil gw aja biar nggak ribet buka garasi," ucap Agatha.
Mereka sudah siap dan menggendong bag pack nya masing-masing. Agatha menekan remote dan membuka pintu mobilnya. Clara duduk di samping Agatha sedangkan Lena duduk di belakang dan disusul Itsna yang baru saja mengunci pintu rumahnya. Ia bergegas menyusul mereka yang sudah siap di dalam mobil. Agatha menghidupkan mobilnya dan menginjak gas melajut menuju sekolahnya. Beruntungnya mereka sampai di sekolah tepat waktu.
"Untung gw spek pembalap, coba kalo enggak. Kita pasti telat deh!" Agatha menyombongkan diri.
"CIH! SOK LU" balas Lena.
Mereka berjalan bersama menuju kelasnya. Kelas mereka tak begitu jauh dari tempat parkir sehingga tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai disana. Sembari berjalan, mereka menceritakan kejadian-kejadian semalam yang mereka anggap lucu. Sesampainya di kelas, Itsna dan teman-temannya berjalan menuju kursinya masing-masing.
"Hai Itsna!" sapa Ray sembari melempar senyumannya.
"Hai!" balasnya. Itsna meletakkan tas yang terasa berat pada kursinya. Ia membawa baju olahraga, sepatu olaharaga dan sebotol air mineral yang membuat bebannya bertambah hari ini.
Bell jam pelajaran olaharaga sudah berbunyi, mereka bergegas menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Di sekolah mereka terdapat 8 kamar mandi yang bersih dan tersedia kaca besar disana. Selesai berganti pakaian, Itsna dan teman-temannya kembali ke kelas dan berganti sepatu. Setelah seisi kelas telah siap, mereka berjalan bersama menuju lapangan. Pak Yudha sudah siap disana. Mereka pun di minta berbaris, berdoa dan dilanjutkan pemanasan untuk memulai olaharaga. Setelah selesai pemanasan, Pak Yudha menjelaskan agenda olahraga hari ini.
"Hari ini kita akan melakukan olahraga futsal dan basket. Untuk putra, kalian fultas melawan kelas XII Mipa 4 dan untuk putri, kalian basket dengan lawan yang sama juga. Untuk sesi pertama, futsal putra terlebih dahulu," jelas Pak Yudha.
Beberapa anak laki-laki berunding siapa yang akan mewakili kelas mereka. Setelah mendapatkan kesepakatan, mereka bersiap-siap melawan kakak kelas yang dimaksud Pak Yudha tadi.
PRITTT!
Peluit ditiup menandakan pertandingan dimulai. Siswa perempuan mulai bersorak menyemangati teman yang sedang bertanding. Mereka terlihat bersorak melihat pertandingan itu. Suara kelas IBB sudah tak dapat diragukan lagi.
"RAY! AYO RAY! SEMANGAT!" teriak Zara memberi semangat pada Ray yang sedang menendang bola.
"Lu sama Ray sekarang?" tanya Dinda, teman dekat Zara.
"Belum si tapi kemarin gw jalan sama dia" jawab Zara.
"AYO RAY! WIH PINTER BANGET SIH NENDANG NYA!" lanjut Zara bersorak.
Ray berbakat dalam bidang sepak bola dan futsal. Dari beberapa informasi yang didapat, saat masih SMP ia sering mengikuti perlombaan sepak bola dan tak jarang tim nya mendapatkan juara. Namun di masa SMA ini, ia tak mengikuti ekstra futsal ataupun sepak bola. Katanya, "semenjak ada covid, gw nggak pernah latihan fisik, gw udah nggak sejago dulu."
"APASIH CAPER BANGET! KALO MO NYEMANGATIN YA SEMUANYA LAH! KOK PILIH-PILIH" Gerutu Agatha yang gemas akan teriakan-teriakan Zara yang terus menerus menyebut Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNA
Non-Fiction*** Menjadi anak semata wayang yang selalu mendapatkan kasih sayang lebih dan tak pernah terbagi menjadi sesuatu yang sangat berarti untuknya. Lengkap dengan sahabat yang selalu ada dan siap menjadi garda terdepan kala dibutuhkan. Hidupnya semakin l...