"Javi! Lo di mana sih, ini maba udah di auditorium semua, narasumber suruh cepet kesini anjir. Gue gamau ya rundown kita ngaret."
Siang itu Somi misuh-misuh di walkie-talkie yang dia pegang. Gimana engga, kalau acara ospek aja ngaret, apa kata para maba tentang kating-kating yang udah ngomel soal kedisiplinan ke mereka dalam sejak pagi ini.
"Gimana Som? di rundown harusnya 10 menit yang lalu talkshow udah mulai. Itu dekan juga udah nungguin buat sambutan. Doi sibuk loh." Ujar Lia sambil menenteng setumpuk berkas yang berisi rundown ospek hari itu.
"Iya kak, ini Javi sama anak PR udah di lift kok. Tadi ada narasumber yang telat gara-gara macet- Nah! HOY, JAVIER!" Teriak Somi dan mengangkat tangannya ke udara.
Lelaki itu lari dari pintu backstage ke arah FOH auditorium.
"Et sumpah maaf banget yak. Itu narsum petinggi BUMN jir, gue juga gaenak kalo spam buat buruan." Ujar Javi dengan muka sebel.
"Udah-udah, nanti aja. Som, gece dimulai aja acaranya ya. Evalnya nanti aja." Ujar Lia mencegah cekcok antara dua anak buahnya itu.
"Iya kak siap. Bas, signal ke MC untuk start ya. Sekarang. " Respon Somi yang kemudian kembali bicara ke walkie-talkienya.
Akhirnya, acara ospek hari itu selesai dan sesuai dengan rundown yang udah dibuat Somi, sebagai project officer ospek jurusan, dan tim-nya. Begadang selama sebulan buat nyusun acara sambil imbangin waktu untuk kuliah dan teman itu ga gampang. Tapi, begitu acaranya selesai dan respon orang-orang baik, capeknya langsung ilang deh.
"Oke-oke, alhamdulillah acara today selesai. Well done, guys." Ujar Jiun setelah maba dan audiens meninggalkan auditorium.
"Asikk, tumben-tumbenan nih dipuji pak kahim." Respon Babas sambil senyum-senyum gengges.
"Eits jangan seneng dulu, jam 5 kumpul di basecamp ya. Kita eval. Selamat istirahat dulu deh lo pada." Lanjut Icel, sambil ngecek arloji di tangannya.
"Aduuuh"
"YaAllah cobaan apalagi inih."
"Kak Icel nih memang diam-diam mematikan cuk."
"Hoi. Gue denger ya, huu dasar bocahan opras." Ujar Icel mendengar adik-adik himpunannya itu yang ngeluh sambil jalan keluar auditorium.
"Emang gitu tuh kak Icel, omelin aja HAHAH." Bukannya membela, Adam justru ikut manas-manasin Icel buat omelin tiga anak buahnya itu.
"Somi."
"Somiii."
"Soleil Emmelina."
Perempuan yang sedari tadi mengacuhkan lelaki itu dan memilih sibuk dengan bakso, akhirnya menoleh dengan wajah sebalnya.
"Nah, gitu dong. Jangan sebel lagi yak, ntar pas eval gue yang backup aman." Ujar Javi santai.
"Bukan masalah itu Jav, di sini kan salah gue juga karena ga triple-check narsum ke lo. Sorry ya kalo misal gue jadi lampiasin itu ke lo tadi." Respon Somi masih sambil mengaduk-aduk kuah baksonya.
"Enggak lah, udah santai aja. Gue yang salah kok, maaf."
"Udah-udah daripada main salah-salahan mending itu bakso buat gue, Som." Ujar sosok yang dari tadi sibuk jadi penonton acara maaf-maafan Somi dan Javi.
"Yee bisa aja elu, Sa. Nih-nih sono beli. Itung-itung makasih udah nemenin gue nyamperin ni bocil satu." Respon Javi seraya menyodorkan selembar uang warna hijau lalu menjitak pelan dahi Somi.
Setelah Asa pergi meluncur ke abang bakso kantin, Somi mengeluarkan setumpuk berkas dari tasnya ke meja.
"Nih, dikasih kak Lia tadi. Paling yang bakal dicecer soal rundown, terus konten, sama.." Ujarnya terpotong dan bolak-balik kertas yang dipegangnya.
"..maba kecolongan masuk padahal ga pake nametag." Lanjutnya ketika melihat coret-coretan Lia di halaman paling belakang.
Berhubung pengecekan kelengkapan atribut maba dipegang anak PR, Somi kemudian kembali menatap Javi keki.
"Demi Allah itu pasti si Edgar, Som. Kan lu tau sendiri bocahannya gimana." Respon Javi cepat mengingat anak buahnya yang pagi tadi sibuk lempar-lemparan senyum sama maba-maba cantik.
"Ya ga bisa dong, Jav. Besok si Edgar lo tugasin pegang yang cowo aja udah." Balas Somi ga terima pembelaan Javi.
"Oke sip, Bos. Btw, sekalian dah. Ini tadi pagi si Isul dapet kabar ada maba yang undur diri dari kampus kita. Pindah ke swasta. Kelompoknya mau diatur ulang apa biarin aja?" Javi kemudian menunjukkan screenshot chat anak buahnya dengan salah satu maba.
"Hmm, yaudah dibiarin aja deh. Kasian juga kalo diacak ulang, mereka pasti udah pada mulai bonding." Respon Somi.
"Oke. Oh iya, Som."
"Apa lagi?"
"Ada hot news tau."
"Hah, apaan?"
"Tadi pagi gue liat.." Ujar Javi terpotong lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin.
Sore itu kantin FISIP emang lagi rame banget.
"..sinian dah." Lanjutnya kemudian menarik kepala Somi mendekat.
"Bang Haikal keluar dari kosan Raissa terus cabut bareng." Javi bisik-bisik menyelesaikan gosipnya.
Somi lantas memasang ekspresi kaget dan mem-pause kunyahan baksonya.
"Ah yang bener lu?"
"Gini dah, untungnya gue boong apaan. Orang kosan gue sebelahan sama si Raissa." Bela Javi.
"Ya.. iya sih. Duh tapi kan si Raissa punya cowo jir yang di Jogja." Balas Somi yang jadi tertarik sama gosip Javi.
"Nah! Makanya itu, emang bener kali ya. Yang cinta mah kalah sama yang selalu ada." Respon Javi sambil geleng-geleng kepala.
"Dor. Seru amat sih, ngomongin apaan."
Sesi gosip Somi dan Javi terpaksa harus berhenti gara-gara Asa balik dengan baksonya.
"Itu eval, kak Lia tadi dah ngasih spoiler ke Somi." Balas Javi sambil nendang pelan kaki Somi di bawah meja.
Pasalnya, pacar Raisa di Jogja itu masih sahabat SMA-nya Asa. Ga mungkin dong, beliau ini diajak gosip.
"Hooh, ni anak buah temen lu biang kerok bener." Respon Somi mendukung alibi Javi.
"Ga mungkin Isul ga sih, itu anak kan takut bener sama si Hana." Ujar Asa sambil mikir, kemudian menyantap baksonya.
"Iye, si Edgar. Liat yang bening dikit langsung jadi kating malaikat, HAHAH." Respon Javi.
"Guys! Ya ampun lo tau ga. Gue nyariin kalian sampe gedung X. Gempor banget asli." Pekik perempuan yang tengah lari menghampiri meja Somi-Javi-Asa.
"Eh Ilona. Sini-sini. Ya ampun, kenapa lo ga call gue aja." Ujar Somi sambil geser supaya Ilona bisa duduk.
Bukannya duduk, Ilona justru narik tangan Somi supaya perempuan itu berdiri.
"Lo coba liat ini jam berapa. Itu anak himpunan udah di basecamp semua. Nungguin lo pada."
Somi lantas membuka handphonenya dan ikutan panik.
"Lah iya, mampus gue kena omel kak Lia lagi ini mah." Ujarnya sambil buru-buru beresin tas dan ngacir keluar kantin.
"Nih dua ngapain bengong? Ayo gece." Omel Ilona sambil narik Javi dan Asa berdiri dan keluar kantin menyusul Somi.
Asa cuma bisa mengela napas karena harus merelakan bakso gratis yang baru dimakan 1/15 nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keeping Up With The Comms! | Treasure x Aespa x NCT Dream x ITZY x Others
FanfictionKomunikasi. Untuk orang umum, komunikasi hanyalah aktivitas yang dilakukan setiap hari kan? Tapi beda ceritanya kalau buat anak-anak Comms! Get a glimpse to the days in the lives of Comms people. Anak-anak penghuni Depok yang sibuk mengimbangi kulia...