"Was it worth it, Bang, Kak? Perjalanan lo di himpunan selama 3 tahun ke belakang?"
Merupakan pertanyaan yang dilontarkan Somi untuk twtw. Sore itu directors Comms ngajak Jiun, Icel, dan Juna untuk nanya-nanya tentang kehidupan eb di kafe fakultas. Sekitar satu bulan lagi kaderisasi himpunan akan dimulai dan mereka perlu mempertimbangkan keputusan masing-masing untuk melanjutkan kepengurusan atau tidak.
Was it?
Jiun tidak pernah menyelipkan 'menjadi ketua himpunan' sebagai satu dari kian banyak daftar 'life goals' yang ditulis di tugas ospek jurusan tiga tahun yang lalu. Bahkan, awalnya ia merasa skeptis terhadap organisasi intra jurusan yang dicap khalayak umum tidak relevan untuk dunia kerja modern.
"Waduh, berat nih." Celetuk Juna lalu cekikikan.
"HAHAH, nice one, Som." Balas Jiun tertahan.
"Hmm, Jun, Cel, duluan dah coba." Lanjutnya.
"Ya gue sih simple, Som. Himpunan ga cuma ngasih gue network yang kuat sama Comms, tapi juga opportunities. Gue dapet kerjaan juga dari himpunan, gara-gara sering kerja bareng dosen HAHAH." Balas Icel sembari menyesap kopinya.
"Serius, Kak? Info dosen dong." Pinta Raisa.
"Inget ga sih internship gue di majalah kemaren? Itu tuh gue dapet lewat Mba Kartika, Rai." Jelas Icel.
"Ya ampun, mau banget juga. Apa jadi wakahim aja ya." Respon Raisa polos yang mendatangkan kekehan dari Icel.
"Ya ga gitu juga dong, beb. It's not the title that matters, tapi gimana kalian bisa bangun kepercayaan orang-orang aja. Saran gue sih just stay kind and committed. You guys will do just fine." Lanjut Icel sambil mengangguk-angguk.
"Engga guys, Icel tuh galak jadi semua kerjaan cepet dan lancar, makanya Mba Kartika seneng sama dia. HAHAHAH." Celetuk Juna.
"Jun, plis lah. Jangan pembunuhan karakter gitu." Protes Icel yang dibalas oleh mimik meledek Juna.
"Hmm.. sure is worth it sih, guys. Percaya ga percaya, join himpunan justru bikin gue makin ambis mau akademik ataupun nonakademik. Apalagi kan kita sering ketemu orang eksternal, ya. Makin deh tuh ketemu orang-orang keren, dapet motivasi, network dan insights." Ujar Juna yang direspon oleh anggukan adik-adiknya.
"Nah, tapi no other person you should ask besides Jiun sih. Final boss." Lanjut Juna lagi sambil mengarahkan telunjuknya ke Juna.
"HAHAH, raja terakhir ya Bang." Celetuk Babas.
"Eh, spesial deh. Extra question buat Bang Jiun, apa yang bikin lo dulu milih join himpunan?" Sela Jennie.
"HAHAHAHAHAH. THANKS UDAH NANYA, BABE!" Seru Icel lalu menyenggol bahu Jiun.
"Kenapa tuh, Ji?"
Jiun terkekeh lalu memutar bola matanya.
"Kalo lo nanya worth it atau engga sih, kayanya terlalu formalitas sih, Som. Gue sampe lanjut ke posisi ini harusnya udah menunjukkan satisfaction gue nge-himpunan selama ini." Buka Jiun.
"Nah, tapi kalo lo tanya apakah ngeorganisasi gini jalannya mulus-mulus aja, nih gue kasih tau. The road is bumpy, yes. Tapi lo ga sendirian. Nih, siapapun di antara lo pada yang nanti ngegantiin gue. Jangan berasa di langit, karena kita ga akan bisa apa-apa tanpa anak Comms. Lo harus bisa pinter-pinter menempatkan diri. Kapan lo harus jadi leader yang tegas, kapan lo bisa wind down dan jadi temen yang baik. Kalo bukan karena support anak eb lain, gue sih ga akan lanjut ngekahim tahun lalu, HAHAH." Jelas Jiun panjang lebar.
"Duh, ini kalo ada Sonu sama Haikal, terharu deh pasti bocahannya." Respon Juna.
"Lah, bangsat. Lu ga terharu?" Protes Jiun yang hanya direspon Juna melalui lirikan matanya dari samping sambil terus menyesap kopi yang dia comot dari Icel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keeping Up With The Comms! | Treasure x Aespa x NCT Dream x ITZY x Others
FanfictionKomunikasi. Untuk orang umum, komunikasi hanyalah aktivitas yang dilakukan setiap hari kan? Tapi beda ceritanya kalau buat anak-anak Comms! Get a glimpse to the days in the lives of Comms people. Anak-anak penghuni Depok yang sibuk mengimbangi kulia...