7

2 1 3
                                    

2 minggu dari hari dimana Xeni menyelesaikan pertandingannya dengan baik, disinilah Xeni kembali berada. Ia hadir disini untuk menentukan siapa yang paling berhak dari 5 grup ini yang akan sampai kepada babak final.

"Lo, dari sekolah Elang Srijaya II, kan? Berita seorang yang bernama Xenila Ogri Zeyran kedengeran sampe ke sekolah gua. Sekolah gua jauh dari sekolah lo. Keren banget lo." Ujar salah satu anak dari sekolah yang tidak ia ketahui.

"Dan apa urusan gua? Berita itu sudah lewat. Berita lo basi." Ucap Xeni tajam membuat orang disebelahnya sedikit cemberut.

"Basi ya.. yaudah deh.. eh tapi kenalin, gua Ardhan Fherz Honor." Ujarnya memperkenalkan diri.

"Ga nanya." Jawab Xeni cuek.

"Yah lo mah ga asik. Gua kira bisa gua jadiin temen." Ujar Ardhan dengan sedih.

"Hm." Ucap Xeni benar-benar cuek.

"Eh.. lo nanti lawan gua ya? Lo mau apa kalau menang? Gua kaptennya." Tanya Ardhan dengan tatapan permohonan.

"Jangan pernah penasaran ke gua." Jawab Xeni enteng.

"Itu gampang. Dan gua mau, lo jadi pacar gua kalau gua menang." Ucap Ardhan dengan senyum miringnya.

"Gua terima." Ucap Xeni lalu berdiri karena peluit sudah ditiup. Ardhan pun ikut menyatu dengan teamnya.

Dengan bantuan koin, Team Ardhan lebih dulu memegang bola. Tantangan diterima!!

"Ready to be my girlfriend, cantik" Bisik Ardhan ketika dia melewati Xeni. Kali ini, Xeni langsung menghadang tapi sepertinya disengaja agar Ardhan lewat darinya.

Ardhan pun langsung melakukan shoot dan 0-2. Karena jarak yang diambil lumayan jauh dan masuk.

"Easy, baby." Ucap Ardhan dengan pede.

"Is it? Are you ready to lose?" Tanya Xeni dengan senyum kecil khasnya.

"You are so pretty, baby girl. I cant wait" Ucap Ardhan terkesima.

"Enjoy the game, Ardhan." Ujar Xeni lalu fokus kembali karena bola sudah berada di tangan team Ardhan karena kelalaian teamnya.

Dengan mudahnya, Ardhan langsung melakukan shoot didepan muka Xeni tanpa mau melewati Xeni agar poin yang didapat lebih besar.

0-6. Dang! Rupanya, Ardhan bukan musuh yang bisa diajak bermain-main.

Xeni tersenyum penuh arti. Lalu ketika poin team Ardhan sudah mencapai 0-9 ia langsung merebut bola dari tangan team Ardhan. Ia akan melakukan comeback. Dibutuhkan kefokusan yang besar agar ia tidak kebobolan poin kembali.

~~

Mereka bermain selama 45 menit dan hasil yang didapat ternyata memuaskan, yaitu 30-20. Itu baru babak pertama, mereka harus bermain 1-2 game lagi agar bisa dinyatakan menang.

Okay. Inilah game kedua setelah mereka beristirahat sejenak.
Bola berada di tangan team Ardhan yang memegang posisi terendah dan lagi, Xeni cukup membiarkan mereka mencetak poin sedikit agar mereka puas lalu ia baru akan menyerang dengan skill penuh yang ia miliki. Ia tidak boleh begitu yakin, dan berusaha sekeras mungkin agar poinnya tetap berada diatas Ardhan.

0-4
0-9
0-10

Xeni pun mulai meningkatkan kefokusannya dan bermain dengan lincah. Dan melakukan comeback point.

5-10
7-10
10-15
20-15

Sampai akhirnya setelah mereka bermain selama 40 menit, Team Xeni mencetak poin 30 dan team Ardhan mencetak poin 40. Ardhan memenangkan ronde ini. Sekarang, ia harus bermain sekali lagi dan harus menang, jika ia menang, maka ia dinyatakan layak untuk masuk ke dalam pertandingan selanjutnya melawan team yang menang di tempat yang berbeda namun diwaktu yang sama.

Kali ini waktu ditambahkan menjadi 45 menit dan awal-awal Team Ardhan sudah mencetak poin 25 karena team Xeni kurang fokus dan sudah sedikit lelah untuk meladeni team Ardhan yang tak ada lelahnya. Baiklah, kali ini Xeni akan mengakhiri permainan ini dengan baik.

5-25
8-25
12-25
17-25
18-25
22-28
24-28
28-28
35-32
40-32.

Waktu habis ketika Xeni mencetak poin sampai diangka 40. Team Xeni telah bekerja keras dan akhirnya kemenangan ditangan Xeni.
Xeni tersenyum bangga dan berjalan menjauhi lapangan dimana tempatnya bertanding tadi. Xeni akui, kali ini permainan cukup panas dan seru tapi juga melelahkan. Ia pun mengambil botol air dari tasnya lalu langsung menenggak air itu hingga tandas.

"Good game. You did really well! Im proud of you. Gua suka cara lo main. Gua suka dengan taktik lo. Gua akui, gua jatuh pada pandangan pertama gua ke lo. Semenjak gua masuk ke lapangan ini, gua jatuh cinta ke lo. Tapi demi harga diri gua, gua ga bakalan penasaran lagi ke lo. Gua coba ya, cantik. Kalau gua gagal, gua akan datangi lo. Namun kalau gua berhasil, gua bakal menjauh dari kehidupan lo, bahkan gua berharap kita ga ketemu lagi." Ucap Ardhan panjang lebar setelah team Xeni diumumkan yang menjadi pemenang.

"Ya. Itu cowok yang gentle. Terimakasih buat kerja keras lo sehingga permainan tadi seru dan panas." Ujar Xeni menarik tangan Ardhan untuk ia jabat.

"Dan selamat buat lo, orang yang pertama kali membuat gua jatuh cinta. Semoga lo menang sampai akhir." Ucap Ardhan membalas jabatan Xeni.

"Makasih. Gua duluan." Pamit Xeni pada Ardhan yang menatap kepergiannya.

~~~

"Selamat buat lo. Tadi sih gua salut banget sama lo. Apalagi di babak ketiga. Tangan gua sampe gemeteran ngeliat poin Ardhan. Tapi untungnya sahabat gua yang cantik dan pinter ini bisa ngalahin team Ardhan. Im so proud of you." Ujar Geo yang tiba-tiba muncul disamping Xeni. Kali ini, Geo menonton pertandingan Xeni.

Geo mengusap kepala Xeni dengan gerakan gentle. Dan membawa Xeni lebih dekat padanya dengan dirangkul.

"Lo makan apa sih? Banyak banget kelebihan lo, beneran dah." Ucap Geo dengan nada gurauan.

"Batu. Kita ke bar bokap lo ya. Kepala gua pusing." Ucap Xeni lalu cepat-cepat masuk ke dalam mobil Geo.

"Non alko ya.." Ucap Geo sambil tersenyum kecil. Lalu menjalankan mobilnya.

Ga pernah ada yang tau hasil dari semua kerja keras kita. Tapi kalau dengan yakin kita jalankan, semua pasti berbuah baik.

Geo tak henti-hentinya kagum pada orang yang duduk di sampingnya. Mereka kenal lumayan lama namun rasa kagum itu tak kunjung hilang malah yang ada semakin bertambah. Geo jadi bingung dengan perasaannya sendiri. Namun rasa itu tidak muncul kala ia duduk dekat dengan Xeni bahkan dalam pelukan Xeni, jantungnya tak pernah bereaksi. Geo rasa, ia seperti digantung oleh dirinya sendiri.

Ingin memaksa untuk jatuh cinta, namun rasa itu tidak pernah bisa dipaksakan. Kalau memang sudah jodoh, mereka akan bereaksi satu sama lain, namun Geo sama sekali tak merasakan itu. Geo sempat frustasi tapi ia juga berpikir bahwasanya Xeni bukanlah jodohnya. Orang yang tepat untuknya sedang berada di genggaman Yang Kuasa dan Yang Kuasa belum mau mempertemukan dirinya dengan orang yang sepadan dengannya. Geo pun menghela napas lelah lalu kembali fokus dengan jalanan.

~~~~

TOBECONTINUED.

Kalau lagi lancar mah lancar euy!

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang