30

3 1 10
                                    

Kini sang surya sedang menyapa beberapa manusia yang hendak beraktivitas, salah satunya Leman dan Xeni yang akan lari pagi, dan kini keduanya sudah rapih dengan baju larinya.

"Bub, abis lari pagi makan apa?" Tanya Leman yang sudah selesai memakai sepatu, sedangkan Xeni belum.

"Makan lele aja, ya? Aku masakin," usul Xeni. Leman pun mengangguk mengerti.

Setelah Xeni selesai dengan urusan sepatunya, Leman mengulurkan tangannya untuk membantu Xeni berdiri dan diterima dengan hangat oleh Xeni. Leman pun menarik tangan Xeni agar lebih dekat dengannya, lalu mereka keluar untuk berlari pagi di sekitaran apartemen Leman.

~~

Setelah 1 jam mereka berlari pagi, kini mereka berdua sedang duduk santai di taman untuk melemaskan otot kaki yang sedari tadi tidak istirahat dan sudah pegal-pegal. Leman terus menatap wajah Xeni intens sedangkan Xeni sendiri, ia lebih memilih untuk melihat hpnya tanpa memedulikan Leman yang memperhatikannya.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

Greb!
Tiba-tiba saja hp yang tadi dipegang oleh Xeni sudah berpindah tangan di Leman. Leman begitu cekatan dan mampu melihat celah lemah Xeni membuat Xeni berdecak kecil sambil menatap Leman tajam, namun tidak dipedulikan oleh Leman, malahan Leman memilih untuk berdiri dan meninggalkan Xeni sendiri duduk di kursi taman tadi.

Xeni pun segera menyusul Leman dan berusaha untuk merebut hpnya dari tangan Leman. Namun, belum sempat merebut tubuh Xeni limbung kebelakang karena Leman tak sengaja mendorong Xeni dengan tenaga kencang. Itu semua karena ia sedang dikuasai oleh amarah yang menggebu-gebu.

Bruk!

"Aduhh, pake jatoh segala sih! Leman!! Jangan tinggalin dongg!" seru Xeni mengernyit tak suka.

Xeni segera bangun untuk mendapatkan Leman namun Leman benar-benar seperti orang tuli. Bahkan saat Xeni sudah berada di sampingnya Leman masih mempercepat jalannya.

"Leman! Maafin gua!! Maaf, gua salah!!! Tolong berhenti! Gua capek ngejar lu," ucap Xeni membuat Leman menoleh lalu mendekati Xeni untuk mengulurkan tangannya seperti tadi pagi.

"Makanya, jadi orang jangan nyusahin terus. Gitu aja jatoh," sinis Leman lalu mengembalikan hp Xeni.

Merekapun berjalan pelan menuju apartemen Leman lalu mereka akan berjalan-jalan menuju kebun binatang, yang katanya Xeni untuk melihat teman Leman. Tanpa sadar saat memikirkan itu, ujung bibir Leman membentuk sebuah senyuman tipis membuat kadar ketampanan Leman semakin bertambah apalagi dalam keadaan tubuh yang berkeringat, dan baju yang mencetak jelas tubuh atletis Leman.

"Man, jadi ke kebun binatang kann?" Tanya Xeni menatap Leman yang terus mendiamkannya.

"Hm," deheman Leman membuat Xeni bersorak senang. Leman menatap Xeni malas lalu menarik tangan Xeni karena Leman malu menjadi pusat perhatian karena tingkah ajaib Xeni.

"Diem," ujar Leman lalu kembali menarik tangan Xeni agar cepat sampai ke apartemen mereka. Ditengah perjalanan mereka menuju apartemen mereka, hp Xeni berdering pelan menandakan pesan masuk. Xeni mengecek dan dibuat diam seribu bahasa.

O8xxxxxxxxxx
Gua butuh lo. Datang ke sebuah rumah di ujung jalan, jalan merpati 55. Gua akan tunggu lo didepan rumah gua. Dan kalau lo ga datang, Leman akan jadi sasaran temen-temen gua.

Xeni mengenali orang yang dengan jelas mengajaknya bertemu itu. Sekelebat bayangan masa lalu muncul membuat Xeni gemetar. Tanpa disadari Xeni, sedari tadi Leman memperhatikannya dan membuat sebuah kerutan muncul didahi Leman karena tingkah Xeni terlalu aneh.

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang