17

0 0 0
                                    

1 bulan kemudian.

Sungguh inilah yang ditunggu-tunggu oleh Xeni dan Leman juga tim Geaskar. Pertandingan untuk pemerintah ini bukanlah satu hal yang mudah karena bisa saja mereka menemukan pemain yang jauh diatas mereka maupun yang dibawah mereka. Pertandingan ini bebas untuk umur berapa saja dan benar-benar terbuka. Jadi, yang ingin merasakan rasanya bertanding, mereka akan segera merasakannya.

Xeni dan kawan-kawan sudah sampai di tempat tanding dan mereka akan segera melangsungkan karena Xeni dan kawan-kawan lah yang terpilih tanding pertama. Leman yang baru mengambil air dari seksi konsumsi langsung terpancing emosinya karena melihat seorang laki-laki mendekati Xeni dan Fero. Untuk umurnya, mungkin sudah kepala 3. Leman pun segera mendekati mereka sambil menatap dingin lelaki yang mendekati 2 orang itu, terlebih Xeni.

"Xen. Ini minum lo," ujar Leman tersenyum hangat ke arah Xeni.

"Oh. Makasih. Dia Cakra, saudara Fero," ucap Xeni setelah menerima air seakan tau apa yang dirasakan Leman.

"Oh.." Leman pun mengambil tempat disebelah Xeni dan bermain game, yaitu ml. Emosi yang tadinya melambung tinggi, entah kenapa hilang begitu saja.

Sebelum melaksanakan tanding dari pemerintah ini, 2 minggu yang lalu juga Xeni mendapat undangan untuk menghadiri pertandingan basket dari sekolahnya dan kembali mendapat juara membuat nama Xeni semakin melambung di sekolah Elang Srijaya II. Bahkan Elang Srijaya II tidak segan-segan mengundang kembali Xeni untuk kesekolah Elang Srijaya II untuk mengambil sertifikat dan piala, yang entah angin darimana sekolah Elang Srijaya II membolehkan Xeni untuk membawa piala itu pulang dan tidak dipajang di lemari sekolah.

"Kita tanding jam berapa sih?" Gumam Leman tak sabaran. Padahal match ml nya masih berlangsung namun dia masih bisa mengkhawatirkan tentang pertandingan.

"5 menit lagi," ucap Xeni yang mendengar dengan jelas. Leman pun memperhatikan ke sekeliling lapangan dan memang panitia sedang mempersiapkan pertandingan. Leman pun kembali fokus kepada permainannya.

"Lo bakal jadi tim cadangan gua," ujar Xeni sembari menghela napas pelan mengingat pesan yang Leman sampaikan lewat seseorang yang tak ia kenali.

"Hm. Its okay. Yang penting gua masih bisa lihat lo main," tutur Leman mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Xeni terkekeh. Ia bahkan tidak yakin ketika melihat panasnya permainan yang Leman mainkan. Tapi Xeni tidak peduli sih, yang penting ia bisa menang. Itu saja.

"Gua akan matikan handphone gua selama pertandingan grup Geaskar berlangsung," ujar Leman seakan tau yang dipikirkan Xeni.

"Baguslah," ucap Xeni cuek. Ia pun berdiri menuju coach Reyhan.

Leman tersenyum geli mendengar jawaban yang terlontar dari Xeni. Bisa-bisanya Xeni berbicara seperti itu, kan Leman salting gajelas. Leman pun melanjutkan gamenya dengan asik sampai bunyi peluit menginterupsi permainan Leman. Leman pun tersenyum kecil kala melihat tim Geaskar dengan wajah yang berbeda kecuali Xeni dan Fero, akan melangsungkan pertandingan dengan tim Alegro. Tim Alegro sendiri penuh dengan lelaki yang artinya kemenangan tim Geaskar menipis karena kekuatan perempuan dengan lelaki tidak sebanding, tetapi Xeni berdiri dengan raut datar dan matanya menunjukkan kepercayaan diri yang lumayan menggugah hati lawan membuat lawan seakan tertantang dengan tatapan mata Xeni.

"Dia fokus aja, cantik ya bro," ujar seorang lelaki yang diketahui bernama Cakra. Leman sudah menduga hal ini terjadi.

"Memang cantik, kalau lo lihat ganteng mata lo buta," sarkas Leman membuat Cakra menggeram rendah.

"Apa? Ga suka? Sono lo jauh-jauh! Hidup itu jangan cuma liatin satu orang! Camkan itu," tekan Leman tidak suka.

"Tetapi gua hidup hanya untuk satu orang, yaitu orang yang gua sukai. Mau apa lo?" Tantang Cakra membuat Leman mendengus geli.

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang