10

0 1 0
                                    

Setelah melakukan pertandingan, disinilah Xeni berada. Kembali menjalani hari dengan belajar, belajar, dan belajar demi masa depan yang indah dan terjamin. Apalagi, ia hidup sendiri, apa-apa sendiri, jadi mau tidak mau ia harus mengejar mimpi itu mati-matian. Jika bukan hari ini maka kapan lagi? Itulah yang ada di benak Xeni tiap kali ia menginjakkan kakinya di sekolah Elang Srijaya II ini.

"Hai. Apa kabar?" Tanya seorang laki-laki dari arah depannya. Ia kenal orang ini. Xeni menghela napas lelah, belum setengah jalan ia menelusuri lorong itu, sudah bertemu saja dengan orang yang kemarin bertanding dengannya.

"Hm." Jawab Xeni dengan deheman. Ia pun mempercepat langkahnya agar lebih cepat sampai, namun tangannya dicekal oleh Leon.

"Apa?" Tanya Xeni berusaha untuk sabar.

"Kita ngobrol nanti di istirahat ke 1 di gudang. Gua ga bakal ngapa-ngapain lo, gua cuma pengen ngobrol. Kalau di rooftop takut ada orang yang dengar." Ujar Leon.

"Di taman belakang aja. Its better to take a look for you. A foreigner in here." Ucap Xeni sedikit tajam.

"Ya ya ya.. anything for you, my princess." Ucap Leon menurut.

"Bacot." Sarkas Xeni lalu segera ke kelasnya.

~~~

Bel istirahat pertama pun berbunyi. Xeni menghela napas jengah mendengarnya. Bukan ia tidak senang dengan bel istirahat, namun kali ini ia tidak bebas seperti biasanya. Ia harus menghadapi satu makhluk aneh yang memaksa masuk dalam kehidupannya.

Ia pun keluar dari kelasnya, belum menginjak lantai luar dengan sempurna, tangannya langsung ditarik paksa. Ya tahulah siapa pelakunya.

"Leon! Apa sih mau lo?" Tanya Xeni yang heran dengan kelakuan Leon.

"Nothing. Take a seat." Ujar Leon lalu ia ikut duduk setelah Xeni duduk. Mereka berada di bawah naungan pohon mangga yang lebat dan besar. Menatap depan yang pemandangannya hanya jalan raya yang tidak terlalu jelas karena terhalang pagar, namun cukup privasi untuk mereka mengobrol berdua.

"Gimana pelajaran jam pertama?" Tanya Leon basa-basi. Xeni menggertakkan giginya kesal.

"What's the point?" Tanya Xeni tidak ingin basa-basi karena perutnya sudah minta di isi.

"Lo mau jadi pacar gua?" Tanya Leon dengan air muka dan nada yang cukup serius.

"Lo budek atau lupa ingatan?" Sarkas Xeni. Ia tak habis pikir dengan Leon yang masih saja berusaha mendekatinya padahal mereka sudah deal dengan perjanjian mereka.

"Gua terlalu dibutakan dengan cinta. Please, accept that" Mohon Leon dengan sungguh.

"Gua yakin lo bisa dapet yang lebih dari gua. Gua cuma anak yang ga guna yang kebetulan dikasih kelebihan sama Yang Kuasa di akademik. Selebihnya tidak ada yang spesial. Dan gua yakin, setelah gua terima, lo bakal dapet kekecewaan yang lebih daripada gua nolak lo. Dikasih tau jangan ngeyel. Lo ga tau apa-apa tentang gua, tentang diri gua." Jelas Xeni berharap Leon mengerti.

"Kalau begitu, ayo jadi teman. Jadi teman sparing misalnya. Orang kayak lo terlalu mahal untuk disia-siakan. Tolong kasih gua kesempatan. Setidaknya agar gua ada kebebasan, ga selalu dikurung dalam rasa cinta buta gua ini." Ujar Leon.

"Untuk itu gua terima, tapi gua udah bilang kan? Jangan nyesel." Ucap Xeni memberi peringatan.

"Hm." Dehem Leon lalu mengelus rambut Xeni pelan.

"Makasih." Ucap Leon lalu berlalu dari sana. Xeni hanya memandang punggung tegap dan lebar itu.

~~~

"Hah!? Kepala lo dielus macan satu itu!? Wah, Xet! Ini ga bisa dibiarin nih!!" Ujar Ceo heboh setelah Xeni menceritakan kejadian Leon mengelus rambutnya.

Xetta yang mendengar seruan heboh dari Ceo langsung mendekat ke arah mereka berdua.
"Apa?" Tanya Xetta meminta penjelasan karena suara Ceo benar-benar keras, saking kerasnya ia sampai susah mendengar apa yang dikatakan Ceo.

"Rambut Xeni dielus sama Leon jelek." Ucap Ceo dengan nada kalem. Xetta langsung mengelus-elus kepala Xeni dengan lembut.

"Tempat ini ga ada yang boleh naruh tangan lain selain anggota inti Elsgera." Ujar Xetta sambil mengelus rambut Xeni.

"Iya-iya. Makasih buat perhatiannya. Tapi gara-gara perhatian kalian, rambut gua jadi sedikit berantakan!" Ucap Xeni tak suka. Ia pun segera menjauh dari mereka berdua.

"Ya maaf Xen!!" Seru Ceo mewakilkan Xetta juga.

Di luar ruangan gaming, Geo yang sedang bermain gitar langsung menoleh kala seseorang dari ruangan gaming keluar.

"Xeni? Rambut lo kenapa? Kok rambut-rambut kecil lo keluar?." Tanya Geo heran melihat rambut Xeni yang berantakan.

"Itu si Xetta. Gua ceritain tentang Leon yang ngusap kepala gua, dia langsung ngusap-ngusap kepala gua. Kan berantakan! Iya sih pengen ngilangin jejaknya, tapi kan jadi berantakan." Adu Xeni kepada Geo dan duduk disebelah Geo.

Geo terkekeh kecil. Gemas saat Xeni mengadu padanya.

"Mau gua iket lagi? Kalau dibolehin, gua juga bakalan kepang lo. Boleh?" Tanya Geo meminta izin. Bagaimanapun juga, ia tak bisa berbuat seenak hati pada wakilnya yang amat dijadikan berlian oleh anggota inti Elsgera.

"Boleh. Tapi, emang lo bisa kepang? Kalau iket sih gua yakin lo bisa, tapi kepang," Ujar Xeni sedikit meragukan Geo. Ketuanya yang serba bisa.

"Ga banget lo ngeraguin seorang Geovano Baradil Vegra. Mana iket rambutnya?" Tanya Geo sambil menyodorkan tangannya. Meminta ikat rambut.

"Iya-iya deh.. ini nih." Ucap Xeni lalu membelakangi Geo.

Geo pun mendekat dan mengikat rambut Xeni, tapi sebelumnya ia membuat sedikit kepangan agar terlihat rapih dan langsung mengikat rambut Xeni yang panjang dan lebat itu. Saking tebal dan lebatnya rambut Xeni, ia sampai nyaman untuk berada di bahu Xeni ketika Xeni memperbolehkannya untuk memeluk tubuhnya.

"Wakil gua cantik banget, sama kayak Ketuanya yang ganteng." Bisik Geo tepat disamping telinga Xeni, wakil cantiknya.

"Makasih." Balas Xeni dengan santai kepada Geo. Ia pun menyematkan senyum kecilnya. Hati Geo seakan diacak-acak melihat kecantikan wakilnya. Entahlah, Geo sangat menyukai senyum kecil perempuan itu. Penampilan boleh sangar, namun hati dan wajah tidak bisa berbohong bahwa Xeni adalah orang yang cantik sekaligus menawan.

~~~

Setelah kejadian aneh tadi sore, kini inti Elsgera sedang merencanakan jalan-jalan berkedok konvoy untuk me-refresh setiap pikiran jenuh mereka. Apalagi setelah berkutat dengan pr sekolah yang amat merepotkan jiwa dan batin inti Elsgera.

"Misi kita adalah cari tempat sepi dan dari ketinggian, motor yang kita bawa harus bisa masuk, kita disana bakal sampe jam 10!!" Seru Geo memberi arahan kepada inti Elsgera.

"Siap Paketu!!" Balas inti Elsgera bersemangat. Merekapun segera berunding tempat mana yang akan mereka kunjungi untuk me-refresh pikiran jenuh mereka.

"Gua ada ide, Paketu! Gimana kalau kita ke bukit Delta!! Disana views nya dijamin cakep! Dijamin paketu suka! Puas!" Ujar Eri memberi ide. Member inti yang lumayan pendiam ini suka sekali mengagetkan ketua

"Gua taruh kepercayaan gua ke lo. Jangan kecewain gua, bisa? PIMPIN KITA SEKARANG!!" Teriak Geo secara lantang.

"BAIK PAKETU!!" Balas Eri tak kalah lantang dan tegas.

~~~~

TOBECONTINUED

Next part adalah tentang percakapan-percakapan seru mereka nih! Hehe

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang