19

3 1 6
                                    

Hari ini adalah 2 hari setelah kejadian buruk menimpa Leman. Entah mengapa setiap Leman mengingat momen itu, bibirnya berdenyut nyeri membuatnya ngilu. Sedikit kapok tapi mana ada lelaki yang menyerah untuk memperjuangkan seorang perempuan? Ini belum ada apa-apanya, belum sampai masuk rumah sakit, koma, dan lain lain. Jadi Leman masih mempunyai tekad kuat untuk menjadikan Xeni pacarnya yang sesungguh-sungguhnya.

Dengan menaiki motor vario, Leman segera ke rumah Xeni kembali dan melihat apakah sayur-sayuran yang minggu kemarin ia bawakan masih disimpan atau tidak. Kalau masih, Leman akan membuatkan tumis kangkung untuk Xeni. Tidak apa-apalah ia tidak merasakan masakan Xeni, biarkan Xeni saja yang merasakan masakannya. Perempuan itu harus dijadikan ratu, jadi ya biarlah Xeni duduk diam saja.

Tok tok tok

Tak lama pintu dibuka dan terlihatlah Xeni yang memakai baju hitam dan celana basket selutut. Leman bisa lihat bahwa Xeni tidak suka dengan kedatangannya. Tidak apa! Leman akan terus berusaha agar Xeni menerimanya.

"Hai," sapa Leman dengan segurat senyum kecil yang membuat Leman tampak lebih menawan.

"Ngapain lagi?" Tanya Xeni ketus dan Leman hanya bisa memakluminya.

"Masak buat kamu. Boleh?" Ucap Leman lembut berharap Xeni luluh.

"Bisa masak? Awas aja kalau dapur gua hancur," tutur Xeni yang merupakan lampu hijau bagi Leman. Leman pun semakin melebarkan senyumnya lalu masuk.

"Sayuran kemarin kamu taruh mana?" Tanya Leman yang ingat dia tidak membeli sayur.

"Udah gua buanglah! Ngapain gua simpen?" Ketus Xeni yang duduk di meja dapur dengan anteng.

Leman pun menghela napas sabar. Lalu tersenyum.
"Tunggu ya, aku mau beli dulu. Ga lama kok," ujar Leman lalu segera pergi dengan cepat

10 menit kemudian Leman sudah balik dari pasar dan sedang menyiapkan bahan-bahannya di baskom kecil. Ia mencucinya dan memulai aksi memasaknya. Sedangkan yang pemilik rumah hanya memandangi Leman dan duduk dengan asik di meja dapur yang lumayan jauh dari Leman. Ini ilustrasinya;

Ketika Leman sedang menumis bumbu halus, Xeni bisa mencium betapa harumnya masakan Leman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Leman sedang menumis bumbu halus, Xeni bisa mencium betapa harumnya masakan Leman. Tapi ia sedikit batuk karena terlalu banyak asap. Biasalah ketika memasak tumis pasti banyak asap. Mungkin sudah takdir alam.

Dengan cepat Leman memasukkan kangkung kedalam wajan lalu segera mengosengnya. Menunggu sampai kangkung halus dan meresap lalu segera Leman cicipi dan tambahkan apa yang kurang. Ketika sudah pas barulah Leman kembali mengecek kangkungnya dan ketika sudah lembek dan sudah meresap dengan bumbu barulah Leman memindahkannya ke mangkuk untuk dihidangkan.

Leman tersenyum melihat karyanya. Tidak sia-sia ia hidup menjadi pribadi yang mandiri. Untuk semacam tumis sayur, Leman cukup andal. Itu mengapa ia meminta Xeni memasakkan tumis kangkung untuknya. Leman hanya ingin tahu kemampuan Xeni dalam dapur. Tapi sayang, ia tidak bisa merasakannya sekarang. Ia pun segera menaruh di meja yang diduduki Xeni dan meminta Xeni untuk duduk dengan baik di kursi. Karena Leman masih harus menggoreng telur. Ini akan sebentar kok.

2 menit kemudian Leman sudah menyajikan 2 telor mata sapi yang terlihat sangat menggiurkan apalagi kematangannya sengaja Leman kurangi sehingga kuning telur masih cair dan akan pecah kala ditekan.

"Tada!! Hehe. Yakinlah, kalau kamu jadi pacarku, aku akan buatkan ini setiap hari untuk bekalmu. Dan kamu bakal lebih sering nyobain masakan aku," tutur Leman mengusap lembut pipi gembul Xeni. Xeni yang tak terima menepis tangan Leman kasar.

"Dicobain ya, kita makan bareng," ucap Leman lalu duduk disebelah Xeni setelah mengambil 2 piring beserta nasi didalamnya. Leman mengambil 1 telur yang belum matang betul dan 3 sendok makan tumis kangkung.

"Doa dulu, abis itu makan," ucap Leman lagi lalu ia pun kembali mengambil telur dan kangkung untuk dirinya sendiri.

Merekapun makan dengan lahap karena memang cita rasa dari masakan Leman itu betul-betul enak.

"Ay, enak ga?" Tanya Leman dengan nada hati-hati.

"Hm. Lumayanlah," ucap Xeni yang membuat Leman langsung memeluk Xeni karena bahagia yang membuncah.

"Makasih Ay, hehe nanti aku sering-sering deh kesini buat masakin kamu tumis lainnya. Hehe," ucap Leman lalu mengelus pelan pucuk kepala Xeni. Leman melepas sebentar pelukannya hanya untuk memandangi wajah cantik Xeni. Wajah yang mampu membuatnya jatuh cinta berkali-kali dan tidak pernah bosan untuk selalu mencintainya.

"Kamu cantik, Ay. Aku ga tau udah berapa kali aku jatuh cinta lagi sama kamu. Setiap liat cewek cantik yang melebihi kamu, aku malah melihat mereka jauh dibawah kamu, Ay. Kamu begitu berharga buat aku. Kamu, cantik, dengan caramu sendiri. I love you, Ay. Now and till my last breath, aku cinta kamu, dan aku ga bisa deskripsiin cinta aku ke kamu saking aku cinta kamu, jangan tinggalin aku ya, Ay? Aku ga bakal sia-sia in kamu, aku bakal buat kamu selalu bahagia didekat aku, aku coba sebisa mungkin ya, Ay," ungkap Leman penuh dengan kelembutan.

"Aku cinta kamu dan ga bakal cinta yang lain. Kamu udah lebih dari cukup banget buat aku, Leman Wveyra Gelaio, cowok yang ga ada apa-apanya dimata kamu. Makasih ya Ay udah terima aku jadi pacar kontrak kamu," bisik Leman lembut sambil memeluk erat tubuh Xeni. Tiada yang lebih indah daripada bersandar dibahu Xeni sambil berpelukan.

Kini, Xeni tak lagi enggan membalas pelukan Leman. Ia ikut melingkarkan tangannya di leher Leman. Sesekali, ia menghirup aroma mint yang menenangkan di rambut Leman. Jangan tanyakan keadaan Leman, ia benar-benar bahagia, pelukannya dibalas dengan keadaan Xeni yang sadar sepenuhnya dan sedang dalam mood baik.

"Sekali lagi, makasih Ay. Aku cinta kamu, dan ga pernah bosen bilang itu ke kamu," ujar Leman lalu semakin menyamankan diri dipelukan Xeni.

Tetapi diacara pelukan mereka, ketukan brutal mengganggu aktivitas mereka.
"Siapa lagi, Ay?" Tanya Leman heran.

"Geo," ucap Xeni lalu membukakan pintu setelah melepaskan diri dari pelukan Leman.

Cklek.
BUGH!

Xeni pun limbung jatuh kelantai dengan sudut bibir yang berdarah, lebih parah dari luka Leman minggu lalu. Xeni yang tidak tahu apa-apa meringis kesakitan karena tidak siap apalagi kepalanya terbentur lantai rumahnya. Leman yang melihat, terkejut dan segera menghampiri Xeni, membantu Xeni bangun dan mendudukkan di kursi terdekat.

"Apa-apaan si lo? Pengecut banget main tangan sama cewek. Dia wakil lu g*****," maki Leman emosi. Ia segera mengambil es batu, baskom, dan kain diatas lalu memberikannya pada Xeni untuk mengompres luka bibirnya.

"Lo cowok apa banci sih? Main tangan kok sama cewek. Cih!" Sindir Leman membuat Geo maju kearahnya. Leman pun langsung menendang perut Geo dan berakhir dengan Geo yang muntah darah.

"Baru gitu doang udah muntah darah? Cih! Lemah," cerca Leman membuat Geo semakin emosi. Tetapi tubuhnya tidak dapat digerakkan terlebih perutnya yang nyeri karena ditendang dengan kuat.

"Pulang sono lo! Ganggu gua sama Xeni tau ga lo!?" Usir Leman, ia sampai tak segan untuk menendang tubuh Geo agar keluar dari rumah Xeni. Geo benar-benar diusir secara tidak terhormat.

"Istirahat. Pasti sakit tadi. Aku juga mau pulang, mau istirahat. Tubuh aku lagi ga stabil jadi harus istirahat. Kamu juga ya, Ay. Pokoknya aku ga mau liat kamu sakit, whatever is it. Ok? Yuk keatas," ajak Leman sembari mendekati Xeni dan merentangkan tangannya agar Xeni naik ke gendongannya.

Xeni tak bereaksi sama sekali membuat Leman berdecak gemas, ia langsung mengangkat tubuh Xeni dengan sekali gerakan membuat Xeni berada di gendongannya. Xeni tak membalas gendongannya, membuat Leman susah payah menahan tubuh Xeni agar tidak jatuh karena Leman menggendong Xeni seperti koala.
Segera Leman bawa ke atas dan baringkan di ranjang Xeni.

"Nanti aku kesini lagi ya, jangan khawatir sama peralatan masak, nanti aku cuci," ucap Leman lalu segera turun kebawah untuk mencuci semua yang ia pakai dan Xeni pakai dan pulang untuk istirahat di rumah karena tubuhnya sedang dalam kondisi yang tidak baik.

~~~~

TOBECONTINUED

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang