23

2 1 2
                                    

2 hari kemudian, itulah hari yang ditunggu-tunggu oleh Leman dan Xeni, terlebih Tim Geaskar. Mereka sudah tidak sabar ingin membawa pulang kemenangan. Dan jangan lupakan satu fakta mengejutkan ini, kalau mereka bermain di turnamen yang diadakan pemerintah.

3 Hari ini, Xeni tidak pulang sama sekali, melainkan menginap di rumah Leman sehabis dari markas Elsgera. Entah mengapa, Xeni tidak mau pulang, dan akan pulang pada saat mengganti baju saja, itupun ditemani Leman yang duduk setia di ruang tamu. Mandi saja, dirumah Leman menggunakan handuk baru Leman. Jangan ditanya kalau makan, mereka selalu beli diluar ataupun sesekali Leman masakkan. Juga, tempat tinggal Leman memang ada dua, yang satu berisi keluarganya, dan yang satu lagi, khusus Leman beli untuk menyendiri.

"Man, bangun! Ini udah jam 6!!" Seru Xeni membangunkan Leman yang masih pulas di sofa kamar.

Xeni pun menggoyang-goyangkan tubuh Leman agar bangun.
"LEMANNN!!!" Teriak Xeni kesal. Pasalnya, kala Leman dibangunkan, pasti akan selalu susah. Tetapi, sekalinya bangun pasti sangat amat pagi. Xeni pun heran.

Perlahan-lahan tapi pasti, tubuh Leman menggeliat pelan dan Leman juga membuka matanya menampilkan netra yang belum sadar sepenuhnya.

"Hmm??" Tanya Leman dengan deheman juga suaranya masih amat serak.

"Bangun!! Ih, inikan hari puncak dari turnamen baskett!! Ayo dong!!! LEMAN!!!" Teriak Xeni benar-benar kesal karena Leman masih saja tiduran.

"Iya-iya gua bangun nih, ah, elah, masih ngantuk juga," gerutu Leman kesal namun tetap bangun walaupun sempat tidak bisa menyeimbangkan diri. Oh iya, tadi juga Leman sudah melihat Xeni seperti sudah mandi, sehingga Leman hanya perlu menemani Xeni kerumahnya lalu mereka jalan ke tempat pertandingan mereka.

~~~

Kini Leman sedang menunggu Xeni untuk mengganti baju dirumahnya. Leman hanya memejamkan matanya karena masih sangat mengantuk akibat begadang lampu tidur mereka mati, dan Xeni terus merengek agar lampu tidur menyala membuat Leman dengan terpaksa membetulkan lampu tidur semalaman membuatnya hanya tidur 3 jam. Kepalanya benar-benar pusing jika dipaksakan untuk bangun.

"Leman," panggil Xeni menyadarkan Leman. Leman pun bangkit dan menggenggam tangan Xeni lalu menuju ke mobil.

Setelah duduk dengan nyaman, barulah Leman menjalankan mobil Fortuner nya itu. Mobil yang dipakai Leman untuk sehari-hari dan santai.

Setelah sampai, suasana lapangan tampak sudah ramai karena kedua tim terlihat sangat dekat walaupun tanpa ada Xeni didalamnya. Xeni pun mengulas senyum kecil kala ada seorang dari tim lawannya hari ini tersenyum ke arahnya.

"Hush!" Interupsi Leman membuat Xeni berdecak kesal. Kalau cemburu, bilang bos!

"Emang gua kurang ganteng Dimata lo? Sampe lebih suka mandangin orang lain daripada gua. Heran. Orang udah ganteng gini juga," ujar Leman dengan kesal.

"Heh! Perlu gua beliin kaca seluas rumah utama lo, gak? Ga ngaca ya!" Balas Xeni membuat Leman meninggalkannya. Okay, Leman ngambek.

"Coach, Arge diganti sama Leman ya," ucap Xeni dan duduk disebelah Coach nya. Karena hanya Xeni yang dekat dengan coach basket Geaskar.

"Kenapa? Arge kan juga bagus permainannya. Apalagi ini acara puncak. Jangan lupa," Tegur Reyhan tidak setuju.

"Ayolah, Coach! Kan ada saya juga, masa masih ngeremehin saya?" Mohon Xeni.

"Xen," peringat Reyhan membuat Xeni diam. Kalau nada Coach nya sudah begitu, sudahlah lebih baik diam saja daripada harus kena amuk.

"Tapi boleh kan babak dua?" Tanya Xeni cepat. Antara takut dengan gugup.

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang