21

3 1 6
                                    

Sudah 2 hari semenjak Xeni selesai bertanding, dan sampai kini juga ia belum melihat batang hidung Geo dan kawan-kawan. Entah mereka menghilang kemana, kalau sebelum-sebelumnya mereka akan berkumpul setelah pulang maka kini tidak. Diistirahat pertama dan kedua saja, Xeni bahkan hampir tidak bisa menemui mereka 1 detik sekalipun. Aneh, padahal mereka sekelas namun rasanya pertemanan itu sudah hancur entah sudah berapa lama. Ia juga baru sadar akan perubahan sifat Elsgera. Apalagi ketua Elsgera, sudahlah itu semua benar-benar memusingkan kepalanya.

Xeni menghembuskan nafas kasar lalu beranjak dari sofa tempatnya bersantai tadi. Ia berniat untuk memasak. Xeni memang tidak bisa memasak banyak enak yang ada diluar-luar tapi ada beberapa menu yang ia bisa buat dengan andalnya. Seperti omelette telur. Tapi kali ini ia ingin yang berbeda, yaitu ayam kecap. Xeni pun segera menyiapkannya.

Setelah selesai memasak, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk dengan pelan. Ia mengenal betul siapa yang mengetuk. Ia pun segera membukakan pintu untuk tamu nya itu.

Cklek
"Lo kemana aja 2 hari ini?" Tanya Xeni heran. Ia adalah Geo.

"Gua? Ngurusin tentang pengkhianatan." Geo tersenyum miring. Xeni yang ditatap memiringkan kepalanya bingung.

"Kenapa natap gua kayak gitu? Emang gua yang mengkhianati lo?" Tanya Xeni lagi.

Geo mengangkat bahunya acuh lalu segera masuk karena indra penciumannya menemukan bau yang sangat enak.

"Wah.. ayam kecap. Masakan lo ngingetin gua sama Bunda," ujar Geo lalu mengambil nasi dengan tidak sabaran. Nasi yang dipunya Xeni sedikit, terpaksa ia mengambil sedikit demi Xeni bisa menyicipi masakannya sendiri.

"Ck! Itu kan buat gua, gua masak dikit," Cerca Xeni tidak suka kala ia melihat Geo mengambil 1 ayam yang ada di mangkuk itu. Karena ia hanya memasak 1 ayam kecap dan 1 telur, terpaksa ia hanya makan telur untuk siang ini. Mengapa ia tak sekolah? Karena sekolah sedang diliburkan untuk menyiapkan ujian akhir. Sebentar lagi ia akan lulus.

Setelah Xeni mengambil sisa nasi dan mengambil omelette, ia duduk didepan Geo yang duduk anteng di bangku meja dapur. Lebih dulu ia memindahkan kursi yang tadinya berada di sebelah Geo.

"Lo kenapa sih? Biasanya kita juga ngumpul kalau habis pulang sekolah, kemarin-kemarin lo pada ga kayak gitu. Lo kenapa? Lo ngerancanain apa dibelakang gua? Inget Ge, gua itu wakil lo. Lo aneh banget," ungkap Xeni tentang keanehan inti Elsgera belakangan ini, termasuk Geo sendiri.

"Makan dulu. Jangan mengobrol saat makan," ujar Geo bijak.

Merekapun menghabiskan makanan mereka dengan tenang. Ketika mereka sudah selesai makan, Geo mengambil 2 air, satu untuknya dan satu untuk Xeni dengan piring yang belum dibereskan.

"Gua mau ngomong bentar sama lo." Geo memposisikan dirinya serius sedangkan Xeni mengangguk mengiyakan ucapan Geo.

"Kenapa lo lakuin ini?" Tanya Geo tajam. Ia juga menatap Xeni tajam. Yang ditatap hanya tersenyum miring.

"Lo, nuduh gua? Ck ck ck. Bodoh juga ketua Elsgera ini," maki Xeni sambil menatap Geo tak percaya.

Terlihat, Geo mengeluarkan benda pipih yang berada di saku celananya. Ia mengutak-atik benda itu lalu menyodorkan benda pipih itu ke arah Xeni yang diterima Xeni dengan pandangan penasaran. Lalu Xeni tertawa seakan yang dilihatnya adalah meme Facebook yang tidak pernah gagal untuk membuat orang tertawa.

"Lo percaya?" Setelahnya Xeni berkata seperti itu dengan nada tajam sembari menatap Geo tajam.

"JELASKAN XEN!!!" Bentak Geo membuat Xeni berjengit kecil.

Xeni pun menghela napas.
"Lo kenapa bodoh banget, sih? Dapet dari siapa ini foto? Lo punya bukti itu kecil banget! Lo ga gunain otak lo ya? Dahlah ga habis pikir gua," maki Xeni kesal. Xeni meletakkan benda itu dengan kesal.

Di foto itu ditunjukkan bahwa Xeni sedang berada di sebuah ruangan kecil dan didepan Xeni ada meja yang lumayan lebar yang berisi benda terlarang, seperti pistol eagle, pisau kecil sampai pisau besar, katana, borgol, rokok, dan yang paling banyak jumlahnya diantara benda terlarang itu adalah sabu.

Xeni tidak habis pikir dengan jalan pikir ketuanya itu. Dia saja sedang sibuk mempersiapkan pertandingan terakhir dan juga sedang mempersiapkan untuk ulangan akhir. Bagaimana dia mempunyai kesempatan untuk bermain dengan semua benda itu? Menyentuhnya saja tidak pernah. Memang sih, mereka pernah melihat dan menyentuh juga menyelidiki benda yang memiliki nama sabu karena mereka sempat menemukan di salah satu markas musuh Elsgera yang kebetulan waktu itu mereka sedang melakukan penggeledahan, itupun hanya sekali, dan seterusnya sudah tidak pernah lagi, bagaimana ia bisa mendapatkannya? Sedangkan pada waktu itu sudah dibakar habis.

Geo yang tersulut emosi langsung berdiri, mendekati Xeni lalu menarik kerah baju yang saat ini sedang dipakai oleh Xeni. Ia menarik kerah itu dengan kasar membuat Xeni mendekatinya karena Geo sendiri. Jarak itu, benar-benar dekat.

"Lo, lo tau kan apa maksudnya dari foto itu? Gua tau lo pinter jadi jangan sok bego didepan gua, selaku ketua lo!" ucap Geo dengan menekankan kata-kata 'ketua lo'

"Udah gua bilang itu bukan gua, lo dapet dari siapa sih? Jangan sulut emosi gua yang lagi ga stabil ini, lagipula ini masih siang, jadi stop bertingkah seolah-olah gua adalah musuh lo yang berada di balik selimut," ucap Xeni santai. Ia juga telah melunakkan pandangannya.

Geo yang masih dikuasai emosi langsung menyentak Xeni membuat Xeni yang tidak siap langsung tersungkur dilantai dengan kepala yang terbentur dengan keramik pantry dapur. Benjolan kecil pun langsung tercipta, kepala Xeni pun langsung berat karena itu secara tiba-tiba dan ia tidak punya persiapan membuat tubuhnya shock.

Ketika dirasa sudah mulai meringan, ia berdiri lalu menatap Geo seolah-olah meminta penjelasan. Apa-apaan itu.

"Bukannya lo yang harus bikin penjelasan ke gua? Hah?" Tanya Geo dengan nada yang terdengar kurang ajar.

Xeni hanya bisa mendengus geli.
"Entah mimpi apa gua sampe bisa ketemu ketua yang amat sangat bodoh ini. Mending lo sekarang pulang deh, lo kayaknya butuh istirahat. Dari tadi, ucapan lo ngawur semua, pusing gua dengerinnya. Sana pergi," usir Xeni dengan perasaan kesal. Ia pun segera menaiki tangga menuju kamarnya. Yakali benjolannya ia biarkan begitu saja.

BRAK!!
5 menit setelah ia sampai kamar, pintu rumahnya langsung dibanting keras oleh orang yang datang kerumahnya, yang sialnya adalah ketuanya sendiri.

Xeni hanya bisa menghela napas lalu mengobati benjolan itu, dan segera belajar untuk ujian akhir, itung-itung cicil pelajaran agar ia tidak terlalu kewalahan nanti. Semuanya ia lakukan dengan pikiran yang terus bercabang dan tidak fokus namun Xeni memaksakan otaknya untuk bekerja sampai pada dimana matanya memberat dan semuanya menghitam. Ia pingsan di meja belajarnya karena kelelahan.

~~~~

TOBECONTINUED

Apakah Xeni merupakan pengkhianat? Coba kalian tebak! Kalau bukan, kasih tau opini kalian yaa! Hehe

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang