13

4 1 6
                                    

Pagi hari ini Xeni berjalan menuruni tangga dengan aura bahagia tak seperti biasanya yang selalu suram. Xeni sampai tak segan untuk memasak makanannya agar ia tidak kelaparan, padahal biasanya ia tidak mau memasak sarapan. Juga karena Xeni hari ini telah pindah sekolah, maka ia akan lebih sering bersama dengan sahabatnya itu.

Xeni pun mengirimkan pesan agar mereka cepat menjemputnya, karena dia sudah tidak sabar sekelas dengan sahabat-sahabatnya. Namun ketika seluruh anggota dikirimkan pesan olehnya, mereka begitu menghindari dirinya entah apa yang terjadi. Xeni yang dalam mood baik tak terlalu memusingkan hal itu. Ia pun pergi keluar dengan langkah senangnya.

Cklek.
Begitu pintu dibuka, aura kebahagiaan yang sedari di dalam rumah ia pancarkan langsung menguap begitu saja. Entahlah, di pekarangan rumahnya sekarang terdapat mobil Fortuner yang ia sudah yakini siapa pengemudinya. Ia pun mendekati orang yang sedang bersandar santai di body mobilnya dengan baju yang sudah berbeda dengannya, padahal dulu sempat sama.

"Kenapa?" Tanya Xeni mencoba sabar.

"Ayo gua anter. Kapan lagi, gua nganter lo sekolah, kan? Yuk naik." Ucap Leman santai lalu segera masuk ke dalam mobil yang mau tak mau diikuti Xeni. Ia hanya tidak ingin berdebat.

Xeni menghela napas lelah. Ia menatap orang yang mengemudi mobil Fortuner ini dengan malas.
"Lo kenapa suka ngerusak sih? Gua yang dalam mood baik lo buat hilang." Ucap Xeni tajam. Kelihatan sekali ia tak suka.

"Ya... Sorry. Gua kan ga tau. Tapi sebisa mungkin gua ga akan buat lo risih kok. Maaf ya udah ngerusak harinya." Tutur Leman dengan penuh kelembutan. Ia sesekali menatap Xeni dengan tatapan hangatnya.

"Hm." Dehem Xeni tak berniat membalas secara panjang kali lebar.

Leman pun sedikit mempercepat kelajuan kendaraannya agar Xeni cepat sampai dan segera bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Ia sedih sih karena tidak bisa menjaga Xeni dari jauh karena pasti selalu dihalangi oleh inti Elsgera, yang mana mereka adalah sahabat Xeni. Grup motor yang dikenali secara terang-terangan. Tapi apa boleh buat, Xeni lebih memilih dekat dengan sahabatnya dibandingkan dengan dirinya.

Leman pun mengerti kalau Xeni butuh teman, karena di Elang Srijaya II Xeni tidak mempunyai teman, tapikan bisa dibicarakan lebih dulu, terlebih mereka baru saja jadian walaupun secara kontrak tetapi kan Leman memacari Xeni dengan perasaan cinta bukan seperti Xeni yang karena dipaksa olehnya dan dibuat bahan coba-coba. Ia sedikit tak menerima Xeni yang pindah tanpa membicarakannya lebih dulu kepadanya. Ini semua seperti sudah direncanakan, sangat tiba-tiba.

~~~

Leman pun sampai di sekolah Heradres. Memandang sebentar gedung yang berada di depannya itu. Ya.. ga jelek-jelek banget sih, masih standar sekolah swasta. Ia hanya berharap Xeni akan kembali ke sekolahnya seperti dulu dan mereka akan bertemu setiap hari tanpa harus ada hambatan.

"Yang bener belajarnya. Kita harus sukses sama-sama." Ujar Leman menatap orang disampingnya. Xeni mengangguk lalu membuka pintu namun lengannya lebih dulu dicekal oleh Leman.

"Apa lagi?" Tanya Xeni malas.

Leman tidak berkata apa-apa namun ia langsung menarik Xeni ke dalam dekapan hangatnya. Ia menepuk-nepuk kecil punggung Xeni agar nyaman, tetapi Xeni memberontak di dalam pelukannya.

"Sebentar." Ucap Leman lalu memeluk Xeni erat sedangkan Xeni tidak ada tanda-tanda akan membalas pelukan Leman.

5 detik kemudian, Leman melepaskan pelukannya dengan Xeni lalu tersenyum kecil ke arah Xeni dan mengisyaratkan agar Xeni cepat masuk ke dalam agar tidak telat karena sehabis ini ia harus langsung pergi ke sekolahnya juga.

Xeni pun keluar. Leman yang ditinggal sendiri langsung memukul kepalanya dengan kencang merutuki apa yang terjadi. Ia sungguh membenci dirinya sendiri.

~~~

"Lo diantar kan sama Leman?" Tanya Geo ketika Xeni baru masuk kelas.

"Hm" Ucap Xeni. Geo mengangguk-anggukkan kepalanya kecil lalu menepuk bahu Xeni dengan ringan lalu kembali ke tempat duduknya.

Mereka pun belajar dengan hati yang senang sampai pulang.

Kring.. kring!!
Bel pulang akhirnya berbunyi membuat seisi kelas bersorak bahagia dalam hatinya.

"Baik, dikarenakan bel sudah berbunyi maka kalian boleh pulang. Selamat sore!!" Ucap guru pengampu itu lalu pergi dari kelas meninggalkan kericuhan karena bahagia akhirnya bisa kembali ke rumah dan menuntaskan hasrat lapar dan kantuk mereka yang telah lama menggebu-gebu.

Xeni dan kawan-kawan membiarkan siswa dan siswi lain untuk lebih dulu pulang agar mereka bisa mendapat jatah berbicara dengan maksimal karena hanya tinggal mereka berenam.

"Lo pulang sama siapa, Xen?" Tanya Xetta yang langsung mendekati Xeni. Xeni yang sedang bermain hp untuk mengecek kondisi hp nya langsung teralihkan atensinya oleh Xetta.

"Eri aja. Gua mau naik mobil. Lo pada naik motor, gua males panas-panasan." Ujar Xeni mendekati Eri yang sedang mendengarkan.

"Eh, tapi Xen.. lo beneran pacaran kontrak sama Leman?" Tanya Xetta yang tidak tahu-menahu tentang hal ini.

"Hm. Udah semuanya bubar, istirahat lalu langsung belajar, malam ini yang mau ke base silahkan, besok pagi-pagi ketemuan di lapangan basket. Spar 3 3."  Ucap Xeni memberi komando lalu pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya yang memandang dirinya dengan tatapan damba. Kapan sih seorang Xenila Ogri Zeyran tidak keren? Apa yang dilakukan Xeni selalu memukau bagi inti Elsgera.

"Cabut sekarang juga!!" Tegas Geo yang memandang malas mereka.

Setibanya Xeni dan Eri diparkiran, mereka dikejutkan oleh Leman yang menunggu bersama Felix menggunakan mobil Ferrari keluaran terbaru. Eri yang memiliki inisiatif tinggi langsung mendekati mereka dengan tatapan dominasi kuat.

"Ngapain lo?" Tanya Eri dengan tidak santai.

"Jemput pacar gua." Jawab Leman singkat. Ketika Eri sudah sangat dekat dengannya, ia mencekal kaki Eri dari betis sehingga Eri jatuh berlutut dihadapannya. Leman pun terkekeh sarkas. Aura bullying nya pun sangat mendominasi tapi tidak membuat Eri gentar terhadap Leman.

"Segitu doang?" Remeh Eri yang langsung menatap dingin Leman. Leman pun tidak terima, ia langsung menendang dada Eri sehingga jatuh terlentang di aspal parkiran.

Bruk!
Xeni yang melihat Eri diperlakukan seperti itu merasa tidak terima juga marah, ia mendekati Leman dengan kilat marah dalam netranya. Leman boleh menyakitinya namun tidak dengan sahabatnya. Walaupun mereka adalah lelaki, Xeni sebagai wakil tetap saja merasa marah ketika salah satu orang luar atau asing tiba-tiba saja melukai anggotanya. Geo yang baru keluar, melihat situasi yang tidak aman langsung menghampiri mereka berempat. Takut-takut Xeni tiba-tiba menghajar Leman dan menciptakan masalah dalam lingkungan sekolah Heradres.

Geo langsung melerai mereka berdua dengan menjauhkan Xeni dari jangkauan Leman dan membantu Eri agar tidak terus-menerus dalam kondisi tertindas. Sebagai ketua, ia marah tapi tetap saja walaupun ia marah, ia tidak bisa meledakkan amarahnya disini. Itu akan memperkeruh suasana.

"Lo mau ngapain?" Tanya Geo setelah membantu Eri.

"Jemput Xeni." Jawab Leman dengan nada dingin.

"Minta maaf dulu ke Eri dan Xeni, lalu setelahnya gua bolehin lo untuk bawa Xeni pulang." Ujar Geo membawa Eri dan Xeni ke hadapan Leman. Leman dengan malas-malasan pun menjabat tangan Eri dan Xeni secara bergantian dan mengucapkan kata 'maaf' secara tidak rela.

"YANG BENER!!!" Bentak Geo emosi. Eri pun menunjukkan senyum miringnya membuat Leman emosi namun ia tahan.

Leman pun berdecak kesal lalu menjabat tangan Eri dan Xeni dengan baik juga mengucapkan maaf secara sukahati. Ini semua agar ia bisa semobil dengan Xeni. Felix yang bersamanya dari tadi hanya memperhatikan interaksi mereka tanpa mau ikut campur didalamnya. Lagipula buat apa? Itu hanya akan menghabiskan energi nya.

Setelah selesai dengan drama maaf-maafan, Leman langsung menarik tangan Xeni dan membukakan Xeni pintu dan Xeni pun masuk tanpa ada perlawanan. Toh itu akan membuang-buang waktu jadi lebih baik ia menurut saja. Selama masih dalam batasan, ia tidak keberatan. Setelah Xeni duduk dengan nyaman, Leman pun masuk mobil disusul Felix lalu mobil mereka pun melaju meninggalkan parkiran sekolah.

~~~~

TOBECONTINUED

Lemanila (Story Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang