Tepat pukul tujuh pagi, gadis dengan cepolan rambut sederhana itu telah berhadapan dengan laptop dan bergelut dengan semua tugasnya. Sementara Cia? Kalian bisa menebaknya sendiri. Ya, tertidur pulas. Gadis itu memang selalu bangun di siang hari karena seringkali pulang malam untuk melanjutkan praktek bersama teman-temannya.
Mata Kuliah semester ini benar-benar membuatnya mabuk, apalagi ada metopen atau yang biasa disebut metodologi penelitian. Mata kuliah ini merupakan ilmu atau cara untuk memperoleh kebenaran yang menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu, tergantung realitas yang dikaji.
Kali ini, salah satu dosennya memberi sebuah tugas untuk mencari kajian melalui beberapa video yang tersebar di sosial media sesuai dengan tema yang sudah diberi. Lalu setelahnya, ia harus mentranskipnya (mengubah keterangan video ke dalam bentuk teks). Lyla membutuhkan waktu berjam-jam atau bahkan mungkin lebih dari satu hari hanya untuk mengerjakan tugas tersebut, tergantung video yang akan dipilihnya.
Meskipun dari pagi ia sudah mengerjakannya, tetap saja tidak cukup, karena ia harus membagi waktu untuk mengerjakan tugas lainnya agar tidak semakin menumpuk. Ketambahan lagi oleh tugas dari organisasinya kemarin sore yang membuat Lyla jengah. Rasanya, ingin sekali ia memaki-maki tugas-tugas tersebut agar berhenti mengeroyoknya.
Lelah sekali, menangis pun rasanya tidak cukup bagi Lyla. Namun, mau bagaimana lagi? Namanya juga manusia, bukan? Lelah itu wajar, yang paling penting kita tidak menyerah di tengah jalan, itu sudah lebih dari kata hebat!
Setelah mengerjakan setengah tugas metopennya, ia beralih mengerjakan tugas mata kuliah yang lain hingga jarum jam tepat berada di pukul sebelas. Lyla melirik ke arah jam dinding. "Astaga! Gue belum ngerjain tugas organisasi."
Dengan segera ia membuka room chat organisasinya yang sudah berbunyi sedari tadi, karena Beatrice beberapa kali men-mention dirinya untuk berbagi tugas. Ia pun segera menelepon Beatrice untuk memastikannya.
••••
"Kenapa, Lyl? Gue mau ngampus,
ada kelas siang.""Gue edit pamflet
sama apa itu tadi, kan?
Ya, itulah pokonya lupa.""Iya. Udah gue bikin juga
sketsanya. Lo tinggal edit
sesuai arahan yang gue kirim.
Minimal chat di read, sih.""HAHAHA, sorry. Gue pusing
banget abis kerjain metopen.
Langsung buka grup tadi.""Eh, nanti malem
kita gmeet sama anak
biromedinfo, buat proker
yang disuruh Kak Bima.
Video itu, loh, Lyl.""Iya, tau gue.
Tapi, Gue ada kelas-
sore, Brok. Nggak, bisa.""Ya, udah, malem.
Gue pergi dulu.""Ok, kalo gitu, makasih,
Bet. Semang-"
••••Beatrice langsung menutup panggilan sebelum Lyla menyelesaikan ungkapannya. Ia paham, pasti gadis itu terburu-buru, kelihatan dari nada bicaranya yang tengah kebingungan dengan suara klakson motor yang ramai bersahutan. Sepertinya ia memang sedang menunggu seorang ojol di depan rumahnya. Ah, sudahlah. Tidak perlu memikirkan Beatrice, yang terpenting sekarang ia harus segera menyelesaikan tugasnya satu persatu. Atau minimal setengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS BURDEN [TERBIT]
Fanfiction[BELUM REVISI] Terlalu dalam menaruh rasa seringkali membuat kita lupa akan sebuah lara. Padahal kedua hal itu selalu mengikat satu sama lain. Kalyla selalu menganggap cinta adalah beban dan tak sedikit pun ia berminat untuk jatuh cinta. Beberapa ka...