Saat pelampung jaket sudah terpasang pada keempatnya. Mereka mulai beranjak menuju speedboat tersebut. Adam dan Erick masuk lebih dulu, tetapi kejadian mengejutkan tak terduga oleh Lyla karena kedua lelaki itu spontan mengulurkan tangan padanya. Melihat Lyla kebingungan, Cia yang berada di sampingnya pun langsung membalas uluran Erick agar gadis itu bisa menerima uluran dari Adam.
Erick lagi-lagi mendengus kesal. Kampret ni cewe ... kalo dia bukan temen Lyla udah gue maki di sini. Ganggu usaha orang aja, dah.
Saat Lyla dan Adam duduk di bangku depan, Cia menarik lengan Erick sembari berbisik. "Lo kalo ganggu hubungan orang mulu gue tonjok punggung lo!" ancamnya, lalu berjalan mendahului Erick.
Lelaki itu pun menghela napas berat. Ia melangkah dan duduk tepat di samping Cia. "Astaga, mimpi apa gue ketemu Mak lampir di sini," gumamnya.
"Apa lo bilang?" Cia menyahut mendengar sedikit gerutuan dari Erick.
"Apa, dah. Orang gue diem aja." Erick melengos ke arahnya.
Ketika speedboat mulai dinyalakan, pendamping speedboat itu menancapkan gas dan melajukan kendaraannya dengan cepat. Keempat dari mereka pun begitu menikmati setiap sudut dari pemandangan telaga tersebut. Airnya yang tenang diselimuti angin sepoi, serta bukit-bukit di beberapa sisinya berhasil menghadirkan ketenangan pada setiap mata yang memandang. Teduh, rasanya.
Sepasang kekasih tersebut begitu menikmati perjalanan liburan kali ini. Mereka bercanda tawa bersama, sementara Cia dan Erick duduk saling berjauhan sembari melirik satu sama lain. Putaran pertama berlangsung dengan baik, tetapi tidak untuk yang kedua. Gadis yang bersebarangan dengan Erick itu dengan tanpa sengaja memuntahkan isi perutnya membuat yang berada dalam speedboat terlonjak, termasuk sang supir. Ia menghentikan kendaraannya.
Memang sedari beberapa menit lalu di putaran kedua, Cia sudah merasa pusing dan mual karena angin semakin lama berembus dengan kencang menerpa dirinya. Ditambah kendaraan yang melintas di permukaan air itu melaju cepat menghasilkan angin yang cukup memabukkan.
"Kenapa, Mbak?" tanya supir speed boat langsung menoleh ke arahnya.
Cia hanya bergeming dengan raut sayu. Perawakan rambutnya berantakan dipenuhi keringat yang membasahi tubuh. Lyla langsung beranjak ke arahnya, dan mengajak Cia berpindah posisi ke depan meninggalkan Erick di belakang yang tengah menutup hidungnya dengan kain baju agar baunya tak menyengat. Dia membiarkan napasnya keluar masuk hanya melalui mulut.
"Astaga, aku lupa! Cia paling nggak bisa kena angin kenceng abis makan. Gampang mabuk. Mungkin gara-gara kena angin laut di sini, apalagi dia abis makan. Iya nggak, Rick?" telisik Lyla.
"Iya, dia abis makan bakso tadi. Tapi ini bukan laut, Lyl. Telaga, woi!" pekik Erick dengan suara sengau karena ia beralih menekan dua jalan masuknya oksigen dalam hidung dengan kedua tangannya.
"Oh, iya," tuturnya singkat. Adam berpindah menggantikan posisi Erick.
Dirinya menyuruh lelaki tersebut untuk menuju bangku Lyla dan Cia karena tak tega melihat Erick yang juga terlihat ingin muntah. "Lo pindah ke depan sana. Biar gue yang di sini."
"Eh, beneran?" tanya Erick, Adam menjawab dengan satu kali anggukan. Lelaki itu kini berpindah dengan cepat dan membiarkan Adam bergelut dengan bau menyengat itu.
Di sisi lain, Adam hanya bisa menghela napas. Baru sejenak ia menikmati kebersamaan dengan gadisnya, tetapi tiba-tiba saja sirna bwgitu saja. Ia mulai meraba sakun dan mengeluarkan sebuah masker dari dalam sana untuk kemudian dipakainya.
Selepas kejadian itu, Adam meminta maaf pada pemilik juga supir dari speedboat tersebut. Ia mengganti rugi dengan memberikan dua lembar kertas berwarna merah pada mereka sebagai pengganti. Kemudian, keempatnya pulang tanpa membawa apa-apa karena tidak tega melihat kondisi Cia yang terlihat semakin pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS BURDEN [TERBIT]
أدب الهواة[BELUM REVISI] Terlalu dalam menaruh rasa seringkali membuat kita lupa akan sebuah lara. Padahal kedua hal itu selalu mengikat satu sama lain. Kalyla selalu menganggap cinta adalah beban dan tak sedikit pun ia berminat untuk jatuh cinta. Beberapa ka...