06 - M.A.M

72 29 10
                                    

PAGI hari pukul tujuh lewat tiga puluh, Ana terlihat sedang memasangkan dasi berwarna biru tua pada kerah bajunya lalu mengambil almamater sekolahnya yang berwarna hitam. Setelah itu ia turun ke bawah dimana keluarganya juga tengah bersiap-siap untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Hari ini Ana sudah masuk sekolah setelah berada di rumah selama dua hari.

Setelah turun, terlihat Loi yang sedang sarapan havermut sebelum ke kantor, lalu ada Adrieto yang sedang menyantap roti gandum dengan selai kacang—sambil mengerjakan pekerjaan kantor di laptopnya yang tertunda—, serta Laetitia yang sedang memotong sayuran.

Semuanya terlihat sibuk dengan urusan masing-masing.

Ana bergegas menuju ke meja makan lalu mulai menyantap sarapannya. Dia memutuskan untuk mengambil havermut karena ingin ikutan kakaknya.

Laetitia yang sedang memasukkan kotak bekal berwarna oranye ke dalam tas Ana menoleh. "Makan roti saja, Ana. Jangan mengikuti kakakmu, dia sedang diet," kata Laetitia menasihati.

"Tidak apa, Bu. Aku sengaja makan havermut karena Soni bilang akan membawakan shepherd's pie buatannya." Ana mengucapkannya sebelum menegak susu hingga tandas.

"Yasudah kalau begitu, hati-hati dan jaga dirimu baik-baik." Laetitia mengecup kening Ana lalu memberikan ransel berwarna hitam milik Ana.

Setelah Ana dan Loi menyalim kedua orang tuanya, mereka segera berangkat dengan Loi yang membawa mobil. Tidak ada percakapan selama perjalanan itu.

Ana lalu memutuskan untuk memulai percakapan. Menghela napas panjang lalu menghembuskannya, setelah itu merenggangkan otot-otot badannya dan menoleh pada Loi yang ternyata risih melihat tingkah Ana.

"Kapan aku bisa bawa mobilku sendiri? Aku juga ingin belajar bawa mobil, soalnya aku malas bertemu wajahmu tiap hari."

Mendengar hal itu, Loi menatap Ana dengan tatapan membunuh. Kalimat yang cukup efektif membuat emosi di pagi hari yang cerah.

"Tidak bisa. Apa kau lupa? Bagaimana jika nanti kau sedang mengendarai mobil lalu si peneror malah merusak mobilmu? Uangnya akan terbuang percuma." Loi tertawa satiris pada Ana.

Sedangkan orang yang ditertawakan hanya merenggut sebal. Bisa-bisanya Loi lebih memikirkan keburukan yang terjadi pada kendaraan dibanding nyawanya.

***

Kini mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ana melepas sabuk pengaman yang mengunci badannya, lalu keluar dari dalam mobil memasuki area sekolah.

Ana melihat sekeliling halaman sekolahnya dan mendapati Soni, Alinskie, Angelia serta Grafel yang ternyata telah menunggu dirinya.

Gadis itu segera berlari kepada mereka dan memeluk sahabatnya satu persatu. Padahal mereka baru tidak bertemu dua hari, tapi rasanya seperti tidak bertemu selama dua tahun.

"Akhirnya kau datang juga. Aku sangat merindukanmu," sahut Alinskie yang diangguki setuju oleh Grafel dan Angelia.

Ana hanya tersenyum sambil memasang cengirannya.

Soni menyodorkan kotak bekal berwarna biru pada Ana. "Seperti janjiku di pesan, aku membuatkanmu shepherd's pie spesial untuk sarapan," katanya dengan memperagakan chef's kiss.

Soni memang yang terbaik dalam urusan masak memasak.

"Wahhh ... terima kasih, kau yang terbaik. Yasudah, aku ke kelas duluan, ya. Mau makan," ucap Ana lalu segera masuk menuju ke kelas meninggalkan mereka semua yang tengah menatap cengo dirinya.

INEFFABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang