LITTLE WIFE : 2 Bulan Kemudian.

3.9K 289 2
                                    

Setelah menolak perjodohan ini, Ashel memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan perasaan Adzanaka. Bukan karena dia tak sayang dengan Adzanaka, tapi ini adalah kehidupannya.

Bulan ini adalah bulan kelahiran Ashel, benar di bulan ini Ashel berumur tujuhbelas tahun.

Hari ini Adzanaka menemani Ashel untuk membeli barang-barang sebagai persiapan ulang tahun nya, karena ia berniat untuk mengadakan pesta ulang tahun.

Di mall, khusus tempat untuk membeling barang-barang acara ulangtahun. Saat ini Adzanaka sedang memesan makanan di luar toko, dan meninggalkan Ashel sendirian.

Saat selesai berbelanja, Ashel kemudian bingung karena ia melihat Adzanaka sedang berbincang dengan seorang laki-laki mengenakan kaos berwarna biru, dengan celana panjang, menggunakan earphones.

Dan Ashel sedikit mendengar perbincangan mereka yang bilang dan Ashel sangat mengenali suara tersebut. "Adel bakal terus sabar bu, buat nunggu Ashel mau. Namanya masih remaja menuju dewasa, masih labil pemikiran nya."

Ashel yang tau itu Adel segera terdiam terlebih dahulu, lalu mulai menghampiri Adel dan Adzanaka.

"Nih bund, Ashel udah selesai belanja." Ashel terus memandangi Adel dengan tatapan tajam.

"Kamu ngapain disini?" Sinis Ashel.

"Nak udah ah, gak sopan, bunda enggak suka kamu seperti itu."

"Kenapa? Ini mall bukan tempat milik kamu, salah saya datang kesini?"

Skakmatt

Ashel tak bisa lagi menjawab pertanyaan Adel, namun ia tak mau menunjukkan rasa kalahnya, ia kemudian mengajak Adzanaka untuk langsung pulang dan tidak berlama-lama disini.

"Nak Adel, ibu duluan ya." Adel mengangguk mantap seraya ia ikut pergi namun ke toko handphone.

Hari demi hari, di lewati, hingga hari ini adalah masuknya Ashel ke sekolah setelah dua hari ia meminta izin, entah untuk apa.

Hari ini sudah pukul dua siang hari, dan sekolah Ashel sudah memperbolehkan murid-murid nya untuk pulang. Saat di parkiran, seseorang menghampiri Ashel.

"Yuk aku antar pulang." Dia Adel.

Sontak para murid langsung membelalakan mata, mengapa tidak? Saat ini Adel melupakan menyukur kumis nya.

"Shel awas ada om pedo." Teriak seorang murid.

"Gausah dengarin mereka, sekarang kamu ikut aku, terserah kamu mau atau engga. Yang pasti aku bakal terus maksa kamu untuk ikut." Adel lalu mulai memberanikan dirinya menarik tangan Ashel dan menuju mobil mewah.

Di perjalanan Ashel kemudian mulai mengomel. "Maksud kaka apaan sih? Dasar om-om mesum, mau ajakin aku kemana?!" Teriak Ashel yang mulai memberontak.

"Bisa gak ngomong nya pelan-pelan, orang yang berada di depan kamu jauh lebih dewasa daripada kamu Shel."

Ashel mengabaikan ucapan Adel, kemudian mendengus kasar dan berpangku tangan.

Saat ini ia sampai di suatu tempat, ini adalah sebuah cafe, benar cafe. Namun ini bukan lah cafe untuk kita membeli kopi, atau makanan lainnya, melainkan cafe ini di jual.

"Sudah sampe, kamu bisa turun."

Ashel kemudian turun dari mobil, menyusuri setiap sudut cafe tersebut menggunakan matanya. Ashel saat ini merasa bingung, kemana orang-orang yang meminum kopi atau sekedar berbicara.

"Ini adalah cafe milik kamu saat ini, dan kamu bisa mengganti nama cafe ini. Impian kamu sebagai seorang yang punya cafe dan jadi barista kan?"

Ashel tak menanggapi ucapan Adel , ia malah terus mendongakkan kepala nya keatas, dan mulai memasuki area cafe.

"Ini punya a-aku?" Tanya Ashel kembali, sungguh ia tak mempercayai ini semua.

"Benar, ini bener-bener milik kamu, kamu sedang tidak bermimpi. Semua surat sudah menggunakan nama kamu, Adzana." Jawab Adel lembut sangat lembut.

"Ini sebagai hadiah ulangtahun kamu Shel, sebentar lagi kamu akan menginjakan umur tujuh belas tahun kan? Jadi aku rasa, kamu sudah pantas buat dapetin hadiah ini. Kamu sudah cukup dewasa untuk mengurus cafe ini."

"Ma-ma-makasih kak, ini bener-bener mimpi Ashel yang jadi kenyataan."

"Sama-sama. Asal kamu tau Shel, orangtua kamu tidak menjodohkan kamu baru-baru ini, namun ayah dan bunda sudah menjodohkan kamu dan aku , saat kamu berumur limabelas tahun.", Kata Adel.

"Kamu jangan terlalu puas dengan yang sudah kamu dapat ini Shel. Karena masih banyak hadiah untuk kamu. Aku tau kamu tidak akan menerima perjodohan ini sampai kapanpun. Tapi rasa aku terhadap kamu tidak akan berbeda, aku sudah sangat benar-benar mencintai kamu."

Ashel yang mendengar itu langsung merasa malu, dan segera menampilkan pipi yang memerah.

"Kamu mau icecream?" Ashel mengangguk seraya mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah kita beli di depan yah Shel."

Adel sebenarnya sangat ingin menggandeng Ashel, namun ia tau saat ini ia bukan siapa-siapa dan tidak akan menjadi siapa-siapa Ashel.

Saat ini mereka memutuskan untuk berjalan, karena jarak penjual icecream dengan cafe pun tak terlalu jauh. Saat sedang berjalan, seorang bertanya.

"Lagi sama siapa pak, lucu banget masih pake baju SMA." Kekehnya.

"Sama...." Adel melihat kearah Ashel terlebih dahulu. "Sama adek pak, emang selisih umurnya jauh banget, yakan dek?"

Ashel mengangguk mantap.

Setelah menemukan penjual ice cream, Ashel lalu memilih beberapa rasa.

"Kamu mau rasa apa aja Shel?"

Ashel lalu menangkup dagu nya, membuat Adel terkekeh pelan. "Rasa coklat, strawberry, sama matcha ya pak."

"Udah?" Ashel mengangguk, membuat Ashel terlihat sangat menggemashkan dimata Adel.

Kemudian icecream pun siap di santap, namun saat sedang enak-enak menyantap icecream, icecream tersebut terjatuh. Ashel terus menatap icecream yang jatuhpun seraya mulai berkaca-kaca.

"Hei kenapa? Gausah nangis, gapapa, nih beli lagi ya pak satu lagi rasa yang sama."

"Enak gak?" Ashel menggeleng lalu membisikan sesuatu.

"Enak tapi yang enak cuma rasa cokelat, yang matcha pait banget kak, berasa lagi minum teh tanpa gula." Bisik Ashel.

Adel saat ini mulai tertawa, bukan terkekeh lagi. Benar-benar lucu sekali.






...

TBC!!

VOTE, BACA, KOMEN YA.

KASIAN JADI ADEL MENCINTAI TAPI HARUS MEMENDAM PERASAAN NYA.

VOTE DAN KOMEN!!

LITTLE WIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang