GONE // Episode 9

69 7 0
                                        

Sinar mentari pagi mulai menyusup melalui celah-celah dedaunan yang bertengger di samping jendela. Ranting dan dahannya mengetuk kaca jendela itu karena terhempas angin pagi yang semilir-semilir. Semakin dibiarkan semakin keras suara yang dihasilkan. Selepas mandi dan berbenah diri, Junkyu langsung membuka jendela kamarnya dan perlahan cahaya itu masuk kedalam. Menyapu wajahnya yang bersih hinga bersinar. Dihirupnya oksigen pagi yang masih segar itu penuh semangat.

Setelah menikmati keindahan pagi musim panas, Junkyu segera meninggalkan kamarnya. Menuruni satu-persatu anak tangga menuju dapur. Disana sudah ada ayahnya yang sedang menunggu. Disapa ayahnya itu dengan seulas senyum manis dan menggemaskan lalu Ia duduk disampingnya. Tanpa basa basi lagi mereka langsung menyantap sarapan yang sudah terhidang di atas meja.

“Ayah kerja? Pulang jam berapa?” tanya Junkyu sembari memakan roti tawar selai keju kesukaannya.

“Nggak malam banget kok, kenapa?”

“Nggak apa-apa, tapi mungkin Kyu yang akan telat pulang”

“Ayah akan menunggumu”

“Terimakasih Ayah”

Setelah selesai sarapan mereka segera pergi meninggalkan rumah. Hanbin pergi bekerja seperti biasanya. Sedangkan Junkyu, jadwal kuliahnya hari ini lebih awal dari biasanya sehingga Ia bisa berangkat bersama ayahnya menuju kampus.

Sesampainya di kampus, Junkyu langsung pergi menuju kelasnya. Dari dalam mobil, Hanbin melihat kepergian anaknya dengan senyum tipis yang terulas dari kedua sudut bibirnya. Hatinya terasa bahagia melihat perkembangan Junkyu yang semakin sempurna. Dalam hatinya ia masih berharap Junkyu akan menggapai mimpinya sebagai seorang pianis.

Diambilnya ponsel dari saku jas hitam elegannya. Mengusap-usapnya perlahan mencari kontak nama. Lalu “Call”. Beberapa detik kemudian terdengar suara dari seberang telefon.

“Aku akan kesana setelah jam makan siang” katanya.








~ ~ ~








Di lorong sempit diantara bunga warna-warni itu seorang laki-laki duduk sendiri bersama sebuah laptop dipangkuannya. Jarinya menari-nari di atas keyboard. sesekali namja itu mengacak-acak rambutnya. Frustasi. Bagaimana tidak? Makalah yang dibuatnya mati-matian 2 hari penuh tanpa pause dengan terang-terangan dan tanpa rasa kasihan di tolak begitu saja oleh dosenya. Hampir 2 hari itu ia tidak tidur bahkan istirahat sebentarpun. Sekali lagi laki-laki itu mengacak dan menjambak rambutnya sendiri.

“Sial!” umpatnya ketika melihat makalah yang sudah lusuh akibat cengkeramanya sendiri beberapa jam lalu.

Disisi lain dua orang mahasiswa berjalan menuju laki-laki yang sedang frustasi tadi. Yoshi dan Junkyu nampak sangat menikmati musim panas mereka. Sambil berjalan dan bercanda sepanjang lorong mereka juga enggan menjilat sebatang es krim yang lezat bila di santap saat panas seperti ini.

“Hai Ji” sapa Junkyu dan Yoshi. Tanpa menyapa balik laki-laki itu malah mengerang tak jelas beberapa kali.

“Dasar calon dokter ya? Lu frustasi kan makalah lu di tolak?” kata Yoshi sambil menunjuk makalah lusuh di depannya dengan tangan kanannya yang mengegegam es krim.

Junkyu terkekeh melihat sikap kedua sahabatnya itu. Tanpa sadar es krim yang meleleh perlahan itupun menetes tepat di atas makalah lusuh tersebut.

“Woy!!” pekik Jihoon yang langsung menyambar es krim dari tangan Yoshi dan menelannya bulat-bulat.

“Panas-panas gini emang enak makan eskrim” Jihoon mencibir Yoshi penuh kemenangan.

Melihat semua itu Yoshi hanya bisa diam mematung mengamati es krim yang masih berada di dalam mulut Jihoon. Sedangkan Junkyu semakin tertawa hebat dibuatnya.

GONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang