Junkyu memasukan beberapa berkas ke dalam koper tasnya. Ia merapikan kembali jas hitam yang baru saja di beli 2 hari sebelum terbang ke Seoul. Ia berdiri di depan cermin. Mengamati dirinya sendiri yang mulai tumbuh sebagai pria dewasa yang berpenampilan sangat berbeda, sangat rapih dan sangat berwibawa. Semua orang mengenalnya sebagai pria tampan yang cerdas, berani dan tegas. Sangat mirip dengan kepribadian Hanbin.
“Halo”
“….”
“Ya. Aku segera kesana sekarang”
Junkyu memasukkan ponselnya di saku jas dan bergegas ke rumah Jihoon. Sampai di sana Ia langsung menemui keluarga Park dan berpamitan dengan mereka sebelum penerbanganya ke Jepang. Setelah itu Ia pergi ke bandara bersama Jihoon.
“Hati-hati Kyu” kata Jihoon sebelum Junkyu pergi.
“Ya, thanks ya Ji udah menyambut gue sampai nganterin gue kesini. Makasih udah ngasih gue semangat dan dukungan”Junkyu memeluk Jihoon. Pelukan persahabatan itu akan selalu ia ingat di manapun dan akan menjadi hal yang akan Ia rindukan.
Junkyu berjalan meninggalkan Jihoon dan menghampiri Om Chanwoo yang sudah menunggunya sejak pagi. Mereka segera masuk ke pesawat dan mencari tempat duduk yang pas. Selama perjalanan di dalam pesawat mereka membicarakan tentang bisnis yang akan dibangun di Tokyo nantinya. Bisnis itu harus berkembang pesat seperti bisnis-bisnin sebelumnya.
Kurang dari 2 jam mereka sudah sampai di negri sakura tersebut. Tak terasa perjalanan ini sangat singkat. Junkyu dan Chanwoo langsung turun dari pesawat dan berjalan menuju lobi bandara.
“Sebentar Tuan muda saya akan menelefon sopir pribadi Anda yang akan membawa kita ke hotel” kata Om Chanwoo.“Om udah aku bilang berkali-kali kan jangan manggil aku gitu di tempat umum” kata Junkyu.
“Ah iya Junkyu. Om permisi sebentar ya kamu tunggu sini dulu” Junkyu mengangguk dan menuruti perintah Chanwoo.
Junkyu duduk di kursi tunggu. Dirinya mulai pusing melihat orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Dipasangnya airphone ke telinga lalu mem-play lagu kesukaannya keras sekali. Hingga ia tak bisa lagi mendengar aktifitas di sekitarnya yang akan membuat kepalanya sakit.
Matanya masih mengedar kepada orang-orang yang berlalu lalang di bandara. Tak sengaja kedua mata kecilnya menangkap sesosok yang membuatnya tercengang cukup lama.Sosok itu tak asing baginya. Tepatnya tak asing di hatinya yang kini tengah bergetar hebat. Apakah sosok itu benat-benar yang ada dalam fikirannya saat ini?
“Haruto… Ha ha Haruto-!!!”
Junkyu berteriak kepada sosok yang diamatinya sesaat yang lalu. Sosok itu sempat menoleh seperti mendengar suaranya. Junkyu berusaha berlari dan mengejar sosok itu. Tapi sosok yang dianggapnya sebagi Haruto itu hilang diantara keramaian. Sehingga tak terlihat lagi olehnya. Ia kehilangan jejak.
“Junkyu baik-baik saja?” tanya Chanwoo pada Junkyu yang sedari tadi hanya diam terpaku di dalam mobil.
“Nggak apa-apa om”Junkyu kembali menyandarkan kepalanya di kaca mobil. Otaknya kembali berputar mengingat kembali kejadian 1 jam yang lalu. Ia yakin bahwa yang dilihatnya di bandara tadi adalah Haruto.
Sosok yang sangat dicintainya tapi meninggalkannya begitu saja. Ia tak mungkin salah orang. Ia masih hafal betul dengan hidung mancung dan bibir mungil yang selalu tersenyum di depannya 7 tahun lalu.
Tapi apa yang dilakukannya di sini? Apakah selama ini semua alasan yang di terimaya dari banyak mulut adalah sebuah kebohongan belaka. Haruto tidak pindah ke Amerika melainkan pulang ke Jepang. Ia melanjutkan pendidikanya di Jepang. Tapi mengapa penjaga rumahnya itu bilang kalau Nyonya mereka pergi ke Amerika. Apa yang sebenarnya disembunyikan keluarga itu? Ah itu tak terlalu penting bagi Junkyu. Ia sudah cukup bahagia bisa melihat cinta pertamanya masih sama seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE [END]
FanfictionKapal utamanya ttp HARUKYU Tapi disini aku lebih memperbanyak scene persahabatan JIKYU, soalnya mereka lucu banget jadi brother Cerita ini juga terinspirasi dari alur Music Video Jin berjudul "Gone" Selamat membaca Jangan lupa VoKoLow #Jikyu #Har...