GONE // Episode 12

52 8 0
                                    

7 Tahun kemudian….



“Mama ngapain?” tanya Jihoon pada Rose yang sedari tadi sibuk di dapur.

“Masak lah. Kan Junkyu mau datang nanti”

“Kan masih nanti malam. Ini masi pagi juga”

“Nggak papa kan? Mama mau masak banyak buat menyambut Junkyu. Mama udah siapin bahan-bahan untuk masak makanan kesukaan Junkyu” Rose tersenyum sambil melanjutkan aktifitasnya.

“Dih, Mama nggak sadar ngomong gitu di depanku?”

“Ops,, astaga anak mama cemburu ya?”

Rose melirik Jihoon yang kini sedang memayunkan bibirnya. Cemburu, agaknya begitu. Tapi dalam hati Ia juga senang sahabatnya akan pulang dari pengembaraanya ke Tokyo.

“Aduuh maaf sayang, mama masak ini juga buat Ji kok. Kan nanti kita makan bareng-bareng. Lagian biasanya Ji buru-buru ke rumah sakit dan nggak mau serapan dirumah lagi. Heum”

“Jadi mama mau balas dendam gitu ke Ji?”

“Apa?”

“Lupakan ma, maaf ya Ji jarang makan dirumah sekarang”

“Dasar bocah. Nih sarapan roti aja dulu ya”

Jihoon segera duduk di meja makan menyantap sarapannya. Roti tawar selai keju kesukaannya menjadi sarapan wajibnya setiap hari.

“Ji belum mandi? Kok nyantai gitu?”

“Kemarin, kemarin dan kemarinya lagi Ji banyak operasi jadi hari ini Ji mau berangkat siang. Lagian pasien Ji nggak ada yang darurat ” jawab Jihoon polos.

“Loh loh loh kok gitu. Kalau tiba-tiba ada yang urgent gimana? Ji harusnya selalu standby dong. Mana ada pasien yang menunggu dokternya?” tutur Rose pada anaknya.

“Udah mama tenang aja, Ji udah kasi amanah ke Hyunsuk. Ji ambil cuti sehari aja”

“Tapi Ji nggak boleh gitu kalau jadi dokter”

“Iya ma, iya. Kan Ji jadi bisa sarapan bareng mama”

Setelah lulus kuliah Jihoon langsung bekerja di rumah sakit Ayahnya sebagai dokter. Dan kabarnya Ia akan menjadi direktur utama rumah sakit tersebut setelah Ayahnya pensiun nanti. Bukankah itu menakjubkan? Seorang Jihoon yang malas dan ceroboh menjadi dokter dan akan menjadi pewaris tunggal.

Rose menghentikan acara cincang dagingnya saat mendengar bel rumah berbunyi. Ia segera melepas celemek dan berjalan kearah pintu. Ia bisa meminta tolong putranya untuk membukakan pintu tapi Ia yakin Jihoon tidak akan mau diganggu saat makan. Apalagi mulutnya sudah penuh dengan roti dan selai.

“JUNKYU-!!!!” jerit Rose saat melihat sosok di depannya.

Jeritan itu menggema di setiap ruangan membuat Jihoon langsung berlari kearahnya.

“Loh sayang?! Kok udah datang? Kok cepet banget?”

Jihoon langsung memeluk Junkyu erat. Membuat sahabatnya susah bernafas. Bergantian dengan Rose yang juga memeluknya setelah Jihoon melepas pelukan mautnya.

“Berhenti manggil gue gitu ya Ji. Geli ih”

Junkyu bergidik. Tapi Ia malah mendapat pelukan yang semakin erat dari Jihoon.

“Waahhh Junkyu, tante belum selesai masaknya kok kamu sudah datang sih? Aduh tante harus buru-buru nih. Tunggu sebentar ya, ayo masuk. Ji ajak sini”

“Iya ma bentar. Lagi nyaman”

Jihoon yang dari tadi tidak mau melepas pelukannya, akhirnya Ia menggiring Junkyu ke dapur untuk sarapan roti. Rose pun bergegas melanjutkan masaknya di dapur. Ia harus menyelesaikan masakannya secepat mungkin. Karena orang yang ditunggu sudah datang.

GONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang