"Junkyu cepat bangun..!! Ayah sudah buatkan sarapan kesukaanmu!" teriak Hanbin dari dapur.
Di dalam kamarnya, Kim Junkyu hanya melirik dari sela-sela selimut yang membalut tubuhnya. Dan sekali lagi Hanbin beteriak namun, remaja itu tak beranjak dari ranjangnya.
Perlahan Hanbin berjalan menuju kamar putranya, Ia mendekati Junkyu dengan hati-hati. Lalu ia berbisik ke telinganya.
"Yunchan ayo bangun" bisiknya.
Seketika itu Junkyu terbangun. Seakan ada singa yang mengigit kakinya atau seperti seekor kucing yang terbakar ekornya. Bibirnya dimanyunkan, tangannya bersilang di depan dada. Ia marah karena dipanggil dengan nama seorang pianis terkenal di Korea yang sangat diidolakan sang Ayah. Sedangkan Junkyu sama sekali tak suka dengan piano dan sebagainya.
Melihat tingkah anak laki-lakinya, Hanbin langsung menggendong Junkyu dengan paksa menuju meja makan. Jeritan Junkyu menggema di setiap lorong rumah yang tak dihiraukan oleh Hanbin.
"Sudah makan dulu sana. Jangan teriak-teriak terus" kata Hanbin.
"Sekali lagi Ayah memanggilku seperti itu, aku akan marah" gerutu Junkyu malas masih dengan bibir manyunya.
"Memangnya kenapa? Ayah kan maunya kamu kayak dia. Bisa terkenal di seluruh dunia. Bukankah itu juga yang kamu mau?" jelas Hanbin sambil mengunyah roti tawar berlumur selai kacang kesukaannya.
"Iya terkenal, tapi bukan jadi pianis. Kyu pengen jadi artis. Biar bisa terkenal dan masuk TV kayak Boyband Seoul IKON" sahut Junkyu hingga selai keju yang melumuri rotinya menetes di dagunya.
"Ah emangnya kamu keren? Senam aja nggak bisa apalagi nge-dance" Hanbin mencibir anaknya.
"Ayah meremehkanku? Akan kubuktikan nanti kalau aku sudah besar" kata Junkyu menantang.
Kim Hanbin hanya menghela napas panjang. Ia sedikit tersenyum karena melihat keimutan sang putra saat marah seperti ini.
~ ~ ~
Setelah sarapan, Junkyu bergegas ke balkon samping rumah. Ia sering menghabiskan waktunya di sana hanya untuk melamun ataupun bersenandung bersama Bon-bon, burung kenari piaraannya. Ia terbiasa merenung sendiri dan akan pergi bila ada seseorang datang meskipun itu Ayahnya sendiri.
Dan satu hal lagi yang Ia sukai dari balkon itu adalah Ia bisa dengan jelas menatap rumah sahabat karibnya Park Jihoon. Mereka juga sering bercakap-cakap -berteriak-teriak- dari balkon masing-masing.
Tiba-tiba Hanbin memanggilnya. Junkyu hanya menolehkan kepalanya, dilhatnya Ayah tengah berdiri di depan pintu. Ia kembali menaruh makanan Bon-bon dan berlari menuju kamar mandi tanpa memperdulikan Hanbin.~ ~ ~
Sehabis mandi Junkyu turun menuju ruang tengah. Ia menemukan Ayahnya tengah duduk di depan piano tua yang sangat mengerikan baginya. Tadi malam Hanbin memainkan piano itu dan mengajarinya not not dasar. Junkyu sama sekali tak tertarik dan langsung pergi tidur. Mengingat hal itu Junkyu langsung membalikkan badannya dan menyeret kakinya satu persatu dengan hati-hati.
"Kyu, kemarilah, mau kemana kamu?"
"Hmm?" Junkyu membalikkan badannya lagi dengan perlahan. Ia terlihat sangat kebingungan.
"Oh itu, Kyu baru ingat sesuatu. Hari ini Kyu ada janji dengan Ji untuk...hhmmm untuk...ah untuk mengerjakan tugas" kata Junkyu gugup.
"Oh iya? Ya sudah jangan lama-lama"
"I..i.. iya Ayah Kyu pergi dulu ya" seru Junkyu dan langsung berlari keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE [END]
FanfictionKapal utamanya ttp HARUKYU Tapi disini aku lebih memperbanyak scene persahabatan JIKYU, soalnya mereka lucu banget jadi brother Cerita ini juga terinspirasi dari alur Music Video Jin berjudul "Gone" Selamat membaca Jangan lupa VoKoLow #Jikyu #Har...