GONE // Episode 7

81 10 1
                                    

Junkyu keluar dari kamar dan langsung menemui Ayahnya di ruang kerja.

“Ada apa nih tiba-tiba anak ayah yang gemes ini datang ke ruang kerja ayah?” sapa Hanbin sambil terus mengetik di laptopnya.

“Ayah. Kyu mau bicara sesuatu”

Hanbin tak menyahut. Ia hanya mengangguk pelan. Masih terus memaikan penanya pada selembar kertas

“Kyu mau jadi pianis”

Ucapan itu membuat Hanbin mengadahkan wajahnya memandang Junkyu lekat. Seperti tak percaya dengan apa yang Ia dengar.

“Apa? Hantu mana yang membuntuti anakku ini?  Kyu serius nak?”

“Ini semua untuk Ayah. Aku ingin membahagiakan Ayah dengan meraih mimpi Ayah yang tertunda. Kyu serius”

“Syukurlah akhirnya kamu bersedia menuruti kemauan Ayah Terimakasih ya nak”

Hanbin memeluk Junkyu erat. Tangannya menyeka air mata yang menggenang di sudut matanya.

“Hhmm…. tapi bukan berarti aku akan meninggalkan impianku. Aku tetap optimis pengen jadi member Boyband. Nggak apa-apa kan?”

“Nggak apa-apa. Ayah sangat bangga padamu. Kalau begitu bagaimana kalau kita berlatih sekarang”

“Oke”














Ddrrrtttt……ddrrrtttt…….




Ponsel Junkyu bergetar. Panggilan masuk dari Jihoon.. Ia tak mau memotong waktu bersama Ayah, akhirnya panggilan itu Ia tolak. Tak lama kemudian ponselnya bergetar lagi. Pesan dari Jihoon. Junkyu semakin tak peduli karena Hanbin sudah memanggilnya untuk segera turun. Dilempanya ponselnya di atas sofa dan dia pergi.



~ ~ ~



June dan Rose sedang berjalan di lorong-lorong panjang memasuki sebuah ruangan bercat coklat dan bangku-bangku yang tertata rapi. Disana sudah ada keluarga beberapa orang tua murid yang menunggu. June dan Rose membungkukkan badan saat bertatapan dengan mereka dan segera duduk di salah satu bangku paling belakang. Hari semakin siang semakin banyak pula yang memenuhi ruangan.

Rose mengamati sekeklilingnya mencari seseorang diantara mereka. Matanya menatap pintu kayu di ujung ruangan menanti seseorang membuka pintu itu. Hingga beberapa saat kemudian pintu pun terbuka dan muncul sosok wanita yang membawa beberapa kertas di tangannya. Wanita itu membungkukkan badannya dan diikuti semua orang di ruangan itu lantas Ia berjalan menuju mejanya. Bu Dara memberikan sambutan kepada seluruh wali murid yang datang.

“2 bulan lagi sekolah kita akan mengadakan perayaan kelulusan untuk itu saya berharap kesedian seluruh orang tua untuk hadir mendampingi anak-anaknya. Dan untuk hasil kerja keras dan belajar mereka selama di sini akan diberikan pada hari H. Siswa yang berprestasi akan mendapatkan beasiswa dari sekolah. Setelah ini semua wali murid harap mengantri di ruang perbankan untuk mengurus segala administrasi untuk acara tersebut. Cukup itu saja yang bisa saya sampaikan apakah ada pertanyaan?”

Semua orang menggelang menandakan bahwa mereka sudah mengerti dengan apa yang Bu Dara tuturkan. Bu Dara mengedarkan pandangannya keseluruh orang di depannya. Matanya berhenti kepada seorang wanita paruh baya yang terlihat tak focus dengan keadaan di dalam ruangan. Wanita itu terus menatap keluar ruangan. Kebingungan nampak pada wajah wanita itu.

“Maaf Nyonya Rose” ucap Dara lembut sambil tersenyum kepada Rose. Rose mengalihkan pandangan kearah Bu Dara lantas Ia tersenyum padanya.

“Apakah Pak Hanbin tidak datang hari ini?” tanya Rose cepat. Tiba-tiba seorang pria dengan pakaian resmi berdiri dan memberi salam kepada Rose.

GONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang