GONE // Episode 14

47 5 0
                                    

Seperti biasa Jihoon memulai aktifitas paginya dirumah sakit. Hari ini adalah hari cerah baginya. Musim panas sudah bergeser ke musim gugur. Indahnya pagi yang hangat tak membuat hatinya mencair seperti es yang luluh karena terpaan cahaya matahari. Hatinya gelisah mengingat percakapannya pagi tadi di telefon.


“Yes bby”

“HAH GUE JUNKYU BUKAN HYUNSUK. MELEK LO MELEK”

“Apasih pagi-pagi udah teriak-teriak. Lo kalau mau teriak keluar ke balkon aja nggak usah telpon”

“Lu sih tuman gilanya. Temenin gue ya nanti”

“Where?”

“Gue mau melacak keberadaan Haruto di Seoul”

“Oke. Sore aja ya. Pagi masih dinas”

“Yes Oke”



Berbicara tentang Haruto lagi. Junkyu benar-benar mencintai namja itu. Padahal jelas-jelas dia sudah melukainya.

Jihoon memutar pena di tangannya. Berfikir. Apakah Ia akan datang menemui Junkyu? Rasanya ada yang ganjal di hatinya. Setelah cerita dari Donghyuk satu bulan yang lalu yang membuatnya tak habis fikir bahwa takdir itu nyata. Cinta benar-benara terikat kuat oleh takdir.

“Ssstt lagi apa sayang?” kata Junkyu setengah berbisik dari ambang pintu ruangan Jihoon.

Jihoon kaget. Lamunanya buyar dan segera menatap sosok yang sudah masuk ke ruangannya.

“Kok tegang gitu?” tanya Junkyu

“Huff gue pikir lu Hyunsuk.  Kaget gue, beraninya dia go public di disini. Ngapain lu kesini?”

“Gue yang harusnya tanya, lu ngapain masih disini?”

Jihoon melihat jam dinding yang menempel di ruangannya. Sudah lewat dari jam perjanjian. Junkyu pasti sudah menunggunya lama sehingga Ia datang kemari.

Apakah Jihoon berfikir terlalu lamban? Sehingga Ia lupa jam berapa sekarang? Akhirnya Ia terpaksa pergi bersama Junkyu untuk menemaninya mencari Haruto.

“Gue bawa mobil loh ngapain pakek sewa sepada?” tanya Jihoon saat Junkyu memberinya sebuah sepeda yang Ia pinjam di taman.

“Kita sudah lama nggak bersepeda sejak sekolah Ji. Anggap aja nostalgia”

Mereka bersepeda dengan santai menyusuri sebuah jalan di bawah pohon maple yang berguguran.

“Romantis ya Kyu?” kata Jihoon sambil mengayuh sepedanya dan poninya yang terkibas ke atas.

Junkyu hanya diam. Lalu ia melirik kearah Jihoon. Perasaannya berubah saat melihat Jihoon juga menatap matanya. Ia masih terbayang wajah Haruto dan wajah itu seketika nampak saat ia melihat Jihoon dengan penuh perasaan.

Matanya berbinar-binar dan senyumnyapun muncul di sela-sela cahaya mentari sore. Merasa dirinya di perhatikan Jihoon langsung menoleh. Muka masamnya menandakan sebuah tanda tanya.

“Kyu? Woy Kyu?”

Suara lembut dan lambaian tangan Jihoon seakan tak menggugah imajinasi Junkyu. Ia malah tersenyum lebar dan melambaikan tangannya.

“WOY-!!!!”

Jihoon berteriak dengan kerasnya sehingga membuyarkan pandangan Junkyu akan sosok Haruto. Mendengar teriakan yang amat tragis itu Junkyu terkejut dan mengolengkan sepedanya. Ia terjatuh.

“Hahahahaha…”

Jihoon tertawa hebat melihat sahabatnya yang tengkurap bersama sepedanya. Ia segera membantu Junkyu berdiri.

“Lo nggak apa-apa? Sorry ya sorry hahhaha”

“Aahh” keluh Junkyu dengan tangan memegang dadanya.

“Sakit Ji”

“Eh eh kenapa Kyu. Dadamu terbentur? Coba kulihat”

Jihoon meraba-raba dada Junkyu dan membuka 2 kancing kemejanya. Tak ditemukan bekas memar di dadanya. Tapi Junkyu masih merintih kesakitan. Padahal sikunya juga terluka sampai mengeluarkan darah. Jihoon berfikir lama sambil membenahi kemeja Junkyu lalu mengobati lukanya.

“Thanks Ji. Akhir-akhir ini dadaku terasanya sesak dan kadang aku juga  merasa jantungku kayak berhenti. Hah,,” desah Junkyu.

“Tuhkan lo kecapean kali lama nggak ngayuh. Dah lah kita naik mobil gue aja”

“Nggak apa-apa kok. Gue lagi semangat nih buat menemukan cintaku. Lanjut yok!!”

“Benar lo sudah baikan?” Jihoon sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya ini.

“Nggak apa-apa. Yok” ajak Junkyu.

Jihoon menahan emosinya. Sebenarnya Ia ingin berteiak agar Junkyu menghentikan usahanya mencari Haruto. Tapi apalah daya. Junkyu tetap ingin mencari Haruto.

Hampir 1 jam lamanya mereka mengayuh sepeda akhirnya mereka behenti di depan sebuah rumah. Rumah itu sepi. Namun banyak mobil keluar masuk. Di atas gerbang masuknya tertulis “Piano Course”. 

GONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang