Selamat membaca..
.
.Windy meremas kedua tangannya untuk menghilangkan gugup. Dia duduk berdampingan dengan Andika yang sedang fokus membaca dan menulis sesuatu dibuku kecilnya. Windy sesekali curi-curi pandang pada pemuda disampingnya itu.
Masih ingat pembahasan tentang Windy yang mengaku punya crush? Ya, Andika ini adalah Crush Windy.
Pertama kali Windy ngeliat Andika tuh pas ada bazar expo dikampus. Dia yang jadi salah satu panitia event waktu itu gak sengaja liat Andika sama teman-temannya lagi merhatiin hasil kerajinan tangan yang dipajang disana. Entah kenapa Windy suka banget dengan wajah serius cowok itu.
Setelah acara itu, Windy beberapa kali papasan sama Andika yang ternyata satu sirkel sama cowoknya Kalya. Makanya Windy gak pernah cerita tentang siapa crushnya soalnya kalo dia cerita, udah dipastikan Kalya bakalan ember sama pacarnya juga. Bisa berabe kalo pacarnya Kalya sampai tau.
Jantung Windy selalu berdebar tiap ngeliat Andika apalagi pas Andika lagi senyum, makin-makin dah si Windy.
Pantes aja dia gemetaran apalagi duduknya sebelahan kayak sekarang ini.
Tak terasa 2 jam lebih mereka ada disana. Andika meregangkan tubuhnya karna pegal sedangkan Windy terlihat masih anteng ditempatnya.
"Win, lo belum kelar?"
"Hah? U-udah kok. Kenapa?" Apanya yang kelar kalo sedari tadi Windy gak fokus membaca, dia cuma fokus memperhatikan side profile Andika yang lagi serius dengan bukunya.
"Abis ini mau kemana?"
"Pulang mungkin."
"Mau makan dulu enggak? Hampir jam dua ini."
Windy tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini jadi dia ngangguk dengan semangat.
"Yaudah ayok." Ajak Andika sambil merapikan barang-barangnya dan mengembalikan buku yang dia ambil ketempat semula begitu juga dengan Windy. Setelahnya mereka keluar dari perpustakaan itu beriringan.
Mereka duduk berhadapan disebuah warles pecel lele menunggu pesanannya diantarkan. Tidak ada yang memulai pembicaraan, kayaknya dua-duanya sama-sama canggung.
Gak nyaman dengan situasi ini, Windy memberanikan diri memulai pembicaraan.
"Dik, lo hari ini gak ada kelas?" Tanya Windy. Bersyukur dia udah gak gagu lagi.
"Ada ntar jam tiga."
Windy melirik jam yang melingkar ditangannya, satu jam lagi batinnya.
"Lo sendiri?" Tanya balik Andika.
"Sebenarnya ada dari jam satu sampai jam tiga tapi dosennya lagi keluar kota jadi diganti tugas." Andika manggut-manggut.
Tak lama pesanan mereka datang. Keduanya makan dengan hening. Kelar makan, Andika dan Windy masih duduk disitu meluruhkan nasi yang baru mereka makan.
"Win, keknya gue harus kekampus sekarang. Lo gimana?"
"Oh iya gapapa kalo lo mau ke kampus sekarang, gue mau pulang."
"Gimana pulangnya? Lo kan sama gue kesini. Gue anter aja ya, rumah lo dimana?"
Windy melirik jam tangannya, "Rumah gue 25 menit dari sini dik, sekarang udah setengah tiga lewat. Lo bakalan telat kalo nganterin gue."
"Trus lo gimana? Atau lo mau gue anter ke tempat temen lo dulu?"
"Gak usah dik gue pesen ojol aja."
"Rumah lo lumayan jauh dari sini, mahal tuh ongkos ojolnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dare
RandomGara-gara tantangan permainan ToD yang mengharuskan Windy menyatakan cinta pada salah satu kating di kampusnya justru membawanya kedalam hubungan yang sedikit rumit. Cover by Pinterest