S.D - 9. Annoying

18 4 0
                                    

Selamat membaca..
.
.
.
Masih pagi Shaga udah bikin Nindya kesel. Bagaimana tidak, Nindya masih syahdu menyelami alam mimpi tiba-tiba dibekap sama Shaga sampek gabisa nafas. Mami papinya juga ngapain gitu ngasih izin tuh manusia buat masuk ke kamarnya. Kan bukan muhrim.

Bukannya minta maaf, Shaga malah maksa Nindya bangun untuk menemaninya jogging. Udah tau Nindya anaknya mageran malah diajakin lari pagi, mending tidur pikir Nindya.

Baru lari satu putaran Nindya udah tepar, sekarang dia lagi duduk ditaman nungguin Shaga lari gak tau kapan selesainya. Ini udah 5 putaran tapi belum ada tanda-tanda tuh cowok mau berhenti.

"Bagi minumnya dong." Tiba-tiba Shaga udah duduk disebelahnya dengan bersimbah keringat. Kaosnya yang basah membentuk jelas ABS diperutnya bikin Nindya terpesona. Gak nyangka aja dia ternyata manusia menjulang disampingnya ini punya roti sobek.

"Heh.. Bengong aja lo. Awas kesambet." Gertak Shaga menyadarkan Nindya.

"Apasih." Sewot Nindya.

"Bagi minumnya dong." Pinta laki-laki itu menunjuk botol minuman ditangan Nindya.

"Beli sana." Tolak Nindya.

"Minta seteguk doang." Paksa Shaga merebut botol minum itu dari tangan Nindya.

Seteguk kata Shaga nyatanya cuma bualan, buktinya air minum Nindya sekarang udah tandas tak bersisa.

"Shagaaaaa... Lo bilang cuma minta seteguk." Protes Nindya menatap botol minumnya yang telah kosong.

Sang pelaku hanya tertawa puas sembari mengelap keringatnya yang mengucur didahi. "Sorry sorry, gue haus banget." Suka banget dia bikin cewek disampingnya yang lagi cemberut itu kesel.

Mood Nindya yang tadinya udah rada membaik jadi buruk lagi karna ulah Shagara.

"Jangan bete gitu dong! Gue traktir buryam deh." Bujuk Shaga noel-noel pipi Nindya.

"Yaudah ayok."

"Hah." Malah cengo si Shaga.

"Katanya mau traktir gue buryam."

"Oh iya, ayok." Shaga menggandeng tangan Nindya menuju penjual bubur ayam yang biasa mangkal didepan gang tiap pagi.

Sambil nunggu pesanan buburnya selesai diracik, Nindya dan Shaga duduk dikursi plastik menghadap ke jalan mengamati orang-orang yang sibuk dengam aktivitasnya masing-masing.

Lagi bengong natapin kesibukan orang-orang, Nindya kaget karna ada yang nepuk pundaknya bar-bar.

Dia noleh dengan penuh dendam. Dikiranya Shaga ternyata Kalya yang nepuk pundaknya. Mana sekarang lagi senyum tengil dengan watadosnya.

"Lo ngapain disini?" Tanyanya.

"Beli bubur lah." Jawab Nindya sewot.

"Tumben."

"Apa maksud lo tumben."

"Tumben jam segini udah bangun princess."

"Gue yang bangunin. Dia harus membiasakan diri bangun pagi mulai sekarang demi kesejahteraan masa depannya. " Sahut Shaga.

"Masa depan dia apa masa depan elo?" Tanya Kalya dengan senyum mengejek.

Sweet DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang