S.D - 6. Gak Enak Hati

17 3 0
                                    

Windy berjalan pelan menuju kelasnya dengan fikiran berkecamuk dikepalanya. Hari-hari terasa berjalan lambat baginya. Dia ingin bulan ini segera berakhir dan berganti bulan baru agar hubungannya dan Yoga bisa segera diakhiri. Dia merasa bersalah dan tak enak hati karna sudah menjadikan lelaki itu objek tantangannya.

Karna terlalu asyik melamun, ia tidak sengaja menabrak seseorang, "Aawww." Pekiknya sambil mengusap-usap dahinya yang sedikit nyeri.

"Kamu gakpapa?" Tanya sebuah suara yang begitu familiar menyapa indera pendengarannya ditambah sebuah tangan kekar yang juga mengusap-usap dahinya.

"Kak yoga ngapain berdiri disini?" Tanya Windy setelah mengetahui siapa yang dia tabrak barusan.

"Saya nunggu kamu mau ngasih ini." Yoga menyodorkan dua buah susu kotak padanya. Windy jadi makin tak enak hati, mengapa lelaki ini sangat baik dan begitu perhatian padanya?

"Makasih kak." Ucap Windy mengambil susu kotak itu.

"Kamu selesai kuliah jam berapa?"

"Jam 1 kak."

"Saya jemput nanti."

"Nggak ngerepotin?" Tanya Windy tak enak hati.

"Enggak, hari ini kuliah saya cuma sampek jam setengah duabelas."

"Yaudah deh."

"Saya tunggu di gazebo depan fakultasmu ya nanti." Windy mengangguk sebagai jawaban. "Kalo gitu saya pergi dulu. Semangat belajarnya pacarku." Yoga mengusak rambut Windy sebelum berlalu darisana sedangkan Windy masih tak bergeming ditempatnya. Apa kata Yoga barusan? Pacarku? Sial, jantung Windy berpacu duakali lebih cepat. Kenapa Yoga manis sekali. Sepertinya bukan hanya rambut windy yang acak-acakan karna diusak Yoga, tapi hatinya juga ikut-ikutan teracak walaupun cuma dikit.

----

"Eh win." Panggil Gita yang melihat Windy masuk kelas dan duduk disampingnya. Kalya dan Nindya tidak ada disana karna kedua gadis itu beda jadwal dengan kelas yang akan berlangsung sebentar lagi.

"Tadi kak Yoga kesini?" Tanya Gita.

"Iya ngasih ini." Jawab Windy menunjukkan susu kotak yang tadi di kasih Yoga.

"So sweet banget kak Yoga."

"Lo mau?" Tawar Windy menyodorkan salah satu susu kotaknya.

"Buat lo aja. Itu spesial cuma buat elo." Tolak Gita.

"Yaudah." Windy meminum salah satu susu kotaknya dan menyimpan sisanya didalam tas. "Git, gue ngerasa makin gak enak sama kak Yoga. Kayaknya dia bener-bener nganggep serius hubungan ini."

"Tiga minggu lagi win, sabar ya. Tapi kalo ternyata ditengah jalan lo ada perasaan sama kak Yoga, lo lanjut aja. Lupain dare ini."

Windy memijit pelipisnya, pusing dia.

"Emang sampek sekarang lo belum ada perasaan sama kak Yoga." Windy menggeleng lemah.

"Sama sekali?"

"Hm."

Gita jadi merasa bersalah sama sahabatnya ini. Dia seakan ikut memainkan perasaan keduanya, "Maaf ya win."

"Gakpapa git udah terlanjur juga."

----

Windy berlari kecil menghampiri Yoga yang sedang menunggunya digazebo.

Sweet DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang