15

833 92 21
                                    

Yeonjun memutuskan untuk kembali memasuki kamarnya, mengganti pakaian dan bergegas untuk membersihkan tubuhnya. Dia teringat dengan kejadian beberapa saat lalu. Itu membuat pikirannya menjadi bercampur aduk. Sangat membingungkan. Dia bahkan masih dapat merasakan sentuhan yang diberikan oleh pria jangkung itu.

Itu terasa begitu lembut. Lebih lembut dari sentuhan yang dia berikan kemarin malam.

Yeonjun mungkin senang karena perlakuan baik yang pria jangkung itu berikan. Terkadang pikiran itu membuatnya lupa akan siapakah dirinya.

"Jun..Yeonjun!" Seseorang tiba-tiba berteriak dari luar kaca jendelanya yang tertutup tirai, Yeonjun terintrupsi dengan ketukan jendela dan panggilan tersebut.

Itu adalah suara Beomgyu dan apa yang dilakukan pria itu malam-malam begini?

"Yeonjun! Apa kau di dalam?" pria itu lagi-lagi berteriak seraya kembali mengetuk-ngetuk jendela kamarnya ketika tidak mendapatkan sahutan.

"Ya! Aku disini!"

"Baiklah buka kan pintu untukku!"

Yeonjun bergegas keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu rumahnya. Beomgyu, pria itu menerobos masuk tanpa permisi dan menggerutu ke arah Yeonjun. "Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kemana kau pergi?" Tanya pria itu pada Yeonjun.

Yeonjun terdiam pada pertanyaan itu. Bagaimana dia harus mengatakannya? Haruskah ia berbohong pada sahabatnya itu dan mengatakan bahwa dia mengunjungi ibunya yang berada di rumah sakit?

Karena tidak mendengar jawaban, Beomgyu melayangkan protes, "Hei, apa kau mendengarku? Tuan sok sibuk?"

"Ah?"

Respon Yeonjun yang tidak wajar membuat Beomgyu merasa aneh dengan sikapnya. Pria cerdik itu menghampirinya seraya menyipitkan kedua matanya curiga. "Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanyanya dengan nada yang sangat pas dengan ekspresinya saat ini.

Yeonjun berada dalam tumpukan kebingungan.

"Aku hanya-"

"Apa?" Beomgyu melangkah semakin mendekat.

"Bisakah kau menjauh?" Yeonjun memundurkan tubuhnya kemudian memutar bola matanya malas, "Kau menyebalkan."

"Tunggu. Apa yang terjadi pada bahumu?"

Sebuah tangan menahannya untuk melangkah lebih jauh, itu adalah tangan Beomgyu. Yeonjun tiba-tiba merasa panik, dia menepis dengan cepat lengan milik sahabatnya itu dan mencoba untuk menutupi memar yang berada di bahunya.

"Ini bukan apa-apa." Sergah Yeonjun dengan cepat. "Aku hanya tidak sengaja membentur meja saat mengambil sesuatu." ucapnya kikuk.

"Tetapi seharusnya itu tidak berakibat buruk, apa kau membentur meja beton?"

Yeonjun merengut menatap sahabatnya. "Apa kau sudah tidak waras?" tanyanya dengan nada ketus, tatapan Beomgyu membuatnya sulit untuk memikirkan alasan yang masuk akal.

"Well, aku hanya penasaran." Ekspresi geli melintas di wajah Beomgyu. "Lagi pula, kau tidak akan menjadi ceroboh secara tiba-tiba." tukas Beomgyu, merasa kesal sekarang.

"Aku-"

Beomgyu memutar bola matanya, "Baiklah, lupakan." ucapnya membuat Yeonjun merasa kepalanya lega. Semua sudah berakhir.

"Tunggu dulu... bukankah aku bertanya tentang kemana saja kau pergi sejak kemarin?"

Yeonjun tersentak. Lagi-lagi kepalanya tidak dapat beristirahat memikirkan alasan yang tepat.

"Aku pergi bersama Mira."

Dia akan meminta maaf kepada kekasihnya itu nanti.

"Oh." Beomgyu mengangguk, "Mengunjungi ibumu?" tanyanya, kembali memastikan.

Over The Moon [Soobin x Yeonjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang