19

451 39 6
                                    

Menyedihkan.

Adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Yeonjun saat ini. Taehyun sudah terbiasa melihat orang-orang yang mengalami rasa sakit akibat depresi dan kegelisahan yang hebat. Tetapi, dia belum pernah merasa tidak enak karena hal itu.

Dengan tatapan menyesal. Dia melihat Yeonjun merintih dalam tidurnya. Pria mungil itu berbaring di tempat tidurnya, mencengkram seprai, mengeliat dan menangis. Air mata membasahi kedua pipinya tetapi ia tidak bangun.

"Bagaimana bisa terjadi?" Pria ber-jas putih itu bertanya kepada pria jangkung yang sedari tadi hanya berdiri di belakangnya. Dengan hati-hati Taehyun mengulurkan tangannya untuk meraih selimut dan mengangkatnya untuk melihat luka di paha Yeonjun. Itu adalah luka yang disebabkan oleh dirinya sendiri.

"Itu salahku." Soobin berkata.

Taehyun berpaling dari yeonjun, berbalik menatap kakak tertuanya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua. Satu hal yang aku tahu, bahwa kau menyembunyikan sesuatu, hyung."

Pria jangkung itu menghela nafasnya berat, namun tidak menjawab. Taehyun berdecak kesal mendengar desahan berat yang terdengar. "Ceritanya Panjang." Dokter muda itu tertawa renyah. "Itu adalah dua kata memuakkan yang pernah ku dengar, seumur hidupku." Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Soobin ditengah ruangan sunyi itu sendirian.

••••

Dengan tubuh yang menggigil dan basah kuyup oleh keringat, Yeonjun terbangun.

"Kau akhirnya bangun. Aku harap aku tidak menganggu tidurmu. Ada apa? Apa kau merasa sakit?" Beomgyu muncul, berada di sofa yang berjarak satu meter dari tempat tidur. Pria itu beranjak dan berjalan ke arah Yeonjun, salah satu tangan nya berada di saku.

"Hahh... aku baik-baik saja." Jawab Yeonjun.

Beomgyu menghela nafasnya pelan, duduk di samping Yeonjun, di bangku kosong dibelakangnya. "Cuaca hari ini tidak begitu bagus." Beomgyu bersandar pada bangku, berusaha terlihat santai dan memulai pembicaraan klasik yang mengerikan.

"Ya.." Yeonjun setuju sambil menatap jendela, matanya menyipit sedikit. Langit gelap, embun dan tetesan air hujan menutupi hampir setiap celah kaca jendela. "Aku ingin keluar dari rumah sakit secepatnya."

"Apa yang akan kau lakukan ketika kau keluar dari rumah sakit?" Tanya Beomgyu.

Yeonjun menatap kosong jendela berembun itu, seolah berpikir, lalu berkata "Aku ingin menemui ibuku. Meminta maaf kepadanya, dan mengakhiri semuanya..haha."

Beomgyu mengerutkan keningnya mendengar pernyataan mengerikan Yeonjun. "...Aku pikir kau sebaiknya beristirahat."

"Aku tahu kau yang memberitahunya." Yeonjun menolehkan kepalanya untuk menatap Beomgyu sambil mengetahuinya.

"Apakah kau marah?"

"Hehe....tidak." Yeonjun tersenyum canggung, kemudian terlihat seolah-olah ia teringat sesuatu. "Bagaimana dengan pekerjaan mu? Apakah anak-anak menjadi semakin liar akhir-akhir ini?"

"Yah, tidak ada yang istimewa dari pekerjaan ku. Hanya mendapat sedikit banyak pekerjaan kompleks."

"Ah...tidak buruk."

Beomgyu mengangkat bahunya, tidak peduli. "Tak perlu pikirkan itu. Apakah kau benar-benar tidak merasakan sakit atau apapun?"

Yeonjun tidak ingin menganggu pikiran sahabatnya itu. "....tidak.." berpikir tentang betapa seringnya bertemu dengan Choi Soobin, Yeonjun menjawabnya dengan sedikit rasa bersalah.

"Oh ya..." Beomgyu menatap Yeonjun, sedikit ragu-ragu. "Apakah Choi Soobin yang menyelamatkan dirimu? Itulah yang aku dengar."

Yeonjun terkejut, dan langsung mengangguk.

Over The Moon [Soobin x Yeonjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang