Jaehyun dan Doyoung, memutuskan untuk segera keluar dari caffe mereka setelah suasana canggung yang tak kunjung mencair itu. Mereka kedua kembali ke kampus.
Jaehyun berjalan di depan yang di ekori oleh Doyoung. Menatap punggung sang sahabat dengan tatapan sendu, andaikan ia mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu sebelum semua hal ini terjadi, mungkin Doyoung dan Jaehyun akan menjadi pasangan kekasih sekarang.
Doyoung begitu menyesali dirinya yang terus menunda untuk menyatakan perasaan nya kepada Jaehyun, selain butuh keyakinan diri akan perasaannya, Doyoung juga takut jika Jaehyun akan menolaknya. Namun, sekarang Doyoung berpikir jika lebih baik dulu ia mendengar penolakkan langsung dari sahabat nya itu, timbang sekarang yang menggantung ini.
Doyoung menghela nafas panjang nya, benar benar telah menyesali perbuatannya hingga keduanya berhenti di depan mobil Jaehyun yang terparkir, di sana ternyata juga sudah ada mobil yang di tunggangi kedua adiknya, Jeno dan Jaemin.
Si kembar keluar dari mobil, menghampiri Jaehyun. Sesampainya mereka, Jeno menatap tajam ke arah Doyoung sambil melepas dua benda kecil berwarna putih yang terpasang apik di telinganya.
"Kalian pulang lah terlebih dahulu, ada yang ingin ku bicarakan dengannya" ucap Jeno tanpa memutuskan pandangannya kepada Doyoung, yang kali ini juga turut menatapnya.
Jaemin yang paham, langsung menarik lengan kakaknya yang memasang raut bertanya-tanya. Setelah mereka berdua masuk kedalam mobil yang langsung di lajukan, meninggalkan Jeno bersama dengan Doyoung.
"Kim Doyoung, mari kita bicara di dalam mobil ku?"
Doyoung terdiam, tapi mengikuti Jeno masuk kedalam mobilnya. Kedua duduk di kursi belakang, meminta sang supir untuk menunggu di luar. Hening menyeruak di dalam sana, Doyoung yang enggan menatap adik sahabatnya, begitu juga dengan Jeno.
Karena terlalu lama diam, akhirnya Doyoung mencoba untuk membuka sesi pembicaraan.
"Apa yang ingin kau bicarakan padaku?"
Jeno terdiam, ia masih setia menatap ke arah luar jendela. Menghela nafasnya lalu membalas ucapan Doyoung tanpa menatap ke arahnya "sepertinya kau sudah berani menunjukkan taring mu"
Doyoung menaikkan satu alisnya, tak mengerti yang dikatakan pemuda di sampingnya ini "apa maksudmu?"
"Beraninya kau menyatakan perasaanmu kepada Jaehyun!" ujarnya sembari menolehkan kepalanya, hingga sorotan tajamnya bersitatap dengan Doyoung.
Doyoung termenung, bagaimana bisa adik sahabatnya tahu kalau dia baru saja menyatakan perasaan nya?
Dan seolah mengerti melalui raut yang ditujukan, Jeno mendengus sambil menyunggingkan satu sudut bibirnya.
"Kau tak perlu tahu, darimana aku tahu. Yang jelas, bagaimana pun kondisi Jaehyun, aku dan Jaemin tidak akan pernah meninggalkan nya, apalagi menyerahkannya kepadamu! Dia akan selamanya bersama kami, jadi urungkan niat mu untuk merebut Jaehyun!"
Jeno hendak keluar dari mobilnya sendiri, sebelum suara Doyoung menginstruksi "aku tak akan menyerah!" membuat Jeno kembali menutup pintu yang ia buka sedikit, tanpa menoleh ke arah Doyoung.
"Aku tak akan menyerah sedikit pun! Aku pasti akan merebutnya dari kalian! Bagaimana pun caranya!"
Jeno tertawa hambar mendengar setiap kata yang keluar dadi mulut pria berwajah kelinci itu "kau jangan terlalu berambisi, Kim Doyoung. Yang ada, nanti kau akan hancur sendiri oleh ambisi mu"
"Kalian ditakdirkan untuk menjadi kakak adik, tidak lebih! Seharusnya kalian sadar itu sejak dulu! Dan kalian juga harus tahu sejak awal kalau hubungan kalian tak akan pernah berhasil!!"
"Persetan dengan takdir!! Aku tidak peduli dengan takdir bodoh yang membuat Jaehyun menjadi kakakku! Aku akan tetap membuatnya menjadi milik kami!!"
"Kalian tidak mencintai Jaehyun, kalian hanya terobsesi dengannya! Aku melihat nya dari Jaehyun, dia sama sekali tidak bahagia bersama kalian. Sebaiknya segera akhiri hubungan gila kalian, sebelum masalah besar menimpa kalian!!" setelah itu, Doyoung keluar dari mobil dengan amarahnya yang tak terbendung lagi. Dibantingnya mobil sedan hitam itu dengan kerasnya, sebagai pelampiasan amarahnya, yang kemudian, Doyoung melenggang pergi menuju mobilnya yang terparkir.
Jeno geram dengan ucapan Doyoung yang ia dengar, membuatnya mengepalkan tangannya dan daratkan dengan kencang pada bagian belakang kursi depannya.
Jeno hendak menginstruksi sang supir untuk masuk, dengan cara menurunkan jendelanya. Namun, tiba tiba saja ia merasakan ada yang seenaknya masuk kedalam mobil nya. Jeno menoleh untuk melihat sang pelaku, yang ternyata seorang wanita yang dulu pernah berjamu di rumahnya.
Wanita dengan rambut hitam panjang yang menutupi hingga dadanya, duduk dengan menaikkan satu kakinya ke kaki lainnya. Tangan terlipat di dadanya, dan pandangan lurus ke depan.
"Antarkan aku ke rumah mu! Aku ingin bertemu dengan Jaehyun!"
Jengah terhadap wanita di sampingnya, Jeno membuang muka ke arah jendela "keluar, sebelum aku menendang mu!"
"Tidak akan, sebelum kau mengantarkan ku pada Jaehyun!"
Tak ingin menanggapi, Jeno memilih keluar dari mobil dan mendekati supirnya "paman, kita langsung pulang saja. Tinggalkan mobil nya disini, dan bila perlu kunci semua pintu mobil dan jendela! Kita pulang naik taksi!" ucapnya kepada sang supir, tapi masih bisa terdengar oleh Seulgi.
Mendengar itu, Seulgi segera keluar dari mobil dan menyerukan nama calon adik iparnya (baginya😏) "HEY JUNG JENO!! KEMBALI KAU!!"
Jeno tak menggubris seruan itu, dan tetap milih untuk berjalan meninggalkan mobilnya. Sedangkan Seulgi, masih di tempat dengan di temani oleh supir Jeno. Dan karena merasa tak diikuti oleh sang supir, Jeno membalik menatap supirnya yang hanya diam di tempat.
Mengerti arti pandangan tuannya, paman supir itu, segera mengambil kunci yang terpasang di dalam mobil lalu berlari kecil mengejar tuannya yang sudah lumayan jauh jaraknya. Setelah itu, Jeno melanjutkan jalannya.
"Haish, sialan!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung (End)✔️
Fanfiction"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"