17 : Minta maaf

770 60 1
                                    

●●●●

Hari hari berlalu Praktek dan Ujian bagi kelas 12 pun 2 hari lagi akan selesai. Harlen dan Arjun jalan beriringan di Koridor kelas 11 yang kosong karena ya libur,keduanya bercanda dan tertawa sesekali.

"ah iya,Harlen?" panggil Arjun membuat Harlen menoleh lagi,ia menghentikan jalannya begitupun Arjun.

"Kenapa Arjun?" Tanya Harlen balik,Arjun memainkan jari tangannya gugup.

"Jangan tinggalin Arjun ya,temen Arjun cuma Alen." Tutur Arjun ,Harlen tersenyum dan mengangguk kecil.

"Aku ga janji,tapi selama aku bisa aku selalu sama kamu." Balas Harlen,ia merangkul pundak Arjun dari samping dan terkekeh geli.

"Udah dong senyum,Alen ga sakit mematikan kok pasti sembuh jadi ayo kita pulang!" Ujar Harlen ,Arjun mnegerutkan halisnya dan tertawa.

"nah gitu dong kan makin cantik."

"eh?"

"LELE!" Pandangan Arjun dan Harlen teralihkan,keduanya menoleh ke belakang dimana Reja berada ,karena yang memanggil Lele hanya anak itu.

Reja berlari mendekat kearah keduanya,ia berdiri di hadapan Harlen yang menaikkan halis bingung. Sedikit ada rasa tidak suka melihat Harlen merangkul mesra Arjun bagi Reja.

"Ada apa?" Tanya Harlen,ia memainkan pipi Arjun tanpa ingin menatap Reja.

Arjun tersenyum kecil,ia menepuk tangan Harlen di pipinya. "Geli ih!"

"Eja mau bicara sama Lele,berdua." Tutur Reja,ia mendongak menatap manik mata Harlen yang menatapnya sekilas.

Harlen menimang,ia menatap Arjun. "Sayang,boleh?"  Reja terdiam mendengar penuturan Harlen memanggil Arjun dengan embel embel sayang.

"b-boleh,aku tunggu di mobil aja dadahh. Have fun!" Balas Arjun,Harlen mengacak rambut Arjun sekilas sebelum melepas rangkulannya.

Setelahnya Arjun pergi dari hadapan Reja serta Harlen. "Bicara apa?" Tanya Harlen pada Reja di hadapannya.

"Gamau disini,Ayo ke taman belakang." Balas Reja yang hanya di angguki si empu.

~■~

Harlen menyenderkan punggungnya di kursi taman,ia menahan tawa melihat Reja yang menjelaskan sembari terisak.

"Sakit kan tenggorokannya?" Tanyanya ,Reja mengangguk dan mendengus kesal. "Kamu malah ketawaaa,aku minta maaff hiks!" Balas Reja memukul bahu Harlen beberapa kali,bukannya kesakitan si empu malah terkekeh geli.

"Gapapa,kenyataannya kan emang penyakitan."

Reja terdiam mendengar balasan Harlen,entah kenapa ia merasa sakit.

Reja mendekat kemudian langsung menghambur kedalam dekapan hangat Harlen,ia merindukan wangi dari tubuh Harlen,semuanya dari Harlen.

Harlen yang sempat tersentak terdiam,ia mengusap kepala Reja dengan lembut. "Pasti Bunda Kia bilang ya sama kamu?" Ujarnya di angguki pelan,Harlen terkekeh gemas.

"K-Kamu bohong kan?" Balas Reja dengan mendongak,menatap Harlen yang juga sedang menatapnya.

"Tadinya aku mau batalin karena kan habis kelulusan Kita Nikah,tapi sekarang kan udah jalannya masing masing jadi ya Aku bakalan pergi." Jelas Harlen membuat Reja tertegun,ia baru ingat jika keduanya telah bertunangan,Pantas saja Gino tidak pernah berlebihan setelah Reja dan Harlen bertengkar waktu itu.

Mata Reja menangkap cincin yang masih terpasang rapi di jarinya dan milik Harlen, "emang ada kita akhirin hubungan ya?" Lirih Reja,ia menduselkan wajahnya di dada bidang sang Mantan(?) kekasihnya itu.

"Engga,tapi kan kamu mau jadi aku wujudin. Aku ga tega kalo harus jujur sama Bunda Kia ,dia pasti nanya detail."

"Lee,kenapa kamu ga jujur aja soal waktu itu?"

"Sesakit hati dan marahnya aku,aku gamau kalo kamu harus kena Marah Bunda. Kamu juga ga salah,Aku emang penyakitan."

"I'm sorry!Aku nyesel."

uhuk!

"HARLEN!" Reja membulatkan kedua matanya , ia melepas pelukan dan duduk kembali di samping Harlen yang menutup mulutnya menggunakan dua tangan.

"Le,jangan di tahan batuknya ih.." Tegur Reja pelan,btw mereka masih pake seragam cuma Harlen di selimuti Almameter , Ia bukan Ketos lagi tapi masi ingin memakainya.

Harlen mengangguk,ia menurunkan kedua lengannya dengan perlahan.

Uhukk!!

Terbatuk lagi,Harlen menutup mulutnya lagi karena sekarang darah ikut keluar,ia melebarkan kakinya dan menunduk,membiarkan darah sisa keluar,Reja terpaku melihat semuanya,sekitaran bibir Harlen penuh darah kering karena sempat si empu balurkan.

Harlen menyenderkan kembali punggungnya,ia menatap Reja sekilas dan terkekeh. "Jangan di liat,Kamu pulang gih." Ujar Harlen mengusap bibirnya.

Reja menggeleng,ia mengambil sapu tangan di dalam tas nya kemudian mendekat ke arah Harlen.

Harlen mengerutkan halisnya bingung menatap Reja,si empu duduk menghadap Harlen. Reja mulai membersihkan wajah Harlen,matanya berkaca kaca.

"Aku takut,jangan pergi..Aku gabisa,aku mau sama kamu terus,Aku gamau jauh dari kamu,kamu segalanya bagi Aku." Tutur Reja dengan suara parau,Harlen tersenyum. Ia mengusap lembut pipi sang empu dan menatap manik matanya.

"Aku gamau jadi beban buat kamu nantinya,"

Reja menggeleng,ia kembali memeluk tubuh Harlen. "enggaaaaa,hiks!"

"Leleee Ih!!Kamu gamau baikkan sama aku!??ihh jahat bangett!" Ketus Reja.

"Kamu juga jahat." balas Harlen tertawa dan sesekali kembali terbatuk.

"Iya baikkan,sekarang kita pulang ya. Aku harus anterin Arjun,mau pulang bareng atau-

"BARENGG!!Kamu harus ikut ke rumah buat aku pamerin ke bunda kalo kita gajadi putus!yeayyy!!" Seru Reja dengan antusias,Harlen menggelengkan kepalanya pelan kemudian keduanya Pergi dari taman meninggalkan Darah yang berceceran di bawah.

●●● To Be Continued..

hehe,keknya part depan ending deh..bingung endingnya harus gimana😖😖.

BERANDAL CUTE || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang